visitaaponce.com

ADB Ekonomi Asia dan Pasifik Tetap Solid

ADB: Ekonomi Asia dan Pasifik Tetap Solid
Logo Asian Development Bank (ADB) di Filipina.(AFP/TED ALJIBE )

ASIAN Development Bank (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Asia dan Pasifik tetap solid, meskipun risiko terhadap proyeksi tersebut terus meningkat. Perekonomian berkembang di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 4,7% tahun ini, turun tipis dibandingkan proyeksi sebelumnya 4,8%.

Dari laporan Asian Development Outlook (ADO) yang dirilis ADB, disebutkan bahwa pertumbuhan di kawasan pada paruh pertama 2023 masih positif. Itu ditopang oleh permintaan domestik yang kuat dan pembukaan kembali Republik Rakyat Tiongkok (RRT), meskipun proyeksi dunia melemah sehingga mengurangi permintaan ekspor.

Pariwisata yang bangkit kembali, sektor jasa yang tangguh, transfer uang yang masih cukup besar ke kawasan, serta membaiknya kondisi keuangan, semuanya menjadi penopang kegiatan ekonomi, dan inflasi mulai menurun di sebagian besar perekonomian setelah memuncak tahun lalu.

Namun, kemerosotan di sektor properti RRT membebani prospek regional. Tingkat suku bunga yang tinggi di dunia telah meningkatkan risiko ketidakstabilan keuangan.

Baca juga: Tingkat Kemiskinan Sejumlah Negara ASEAN 2022

Gangguan pasokan yang terjadi secara sporadis akibat berlanjutnya invasi Rusia ke Ukraina, pembatasan ekspor, serta naiknya risiko kekeringan dan banjir akibat El Nino dapat memicu kembali lonjakan harga pangan dan menjadi tantangan terhadap ketahanan pangan.

Kepala Ekonom ADB Albert Park mengatakan, kawasan Asia yang sedang berkembang dapat terus tumbuh dengan kuat diiringi tekanan inflasi yang bakal berkurang. Sebab, sejumlah bank sentral di kawasan mulai menurunkan suku bunga dan dianggap dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Namun, pemerintah masih perlu waspada terhadap sejumlah risiko yang dihadapi kawasan ini. Kemerosotan pasar properti di RRT masih menjadi kekhawatiran. Peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dan efek El Nino telah mengingatkan kita bahwa berbagai perekonomian harus bekerja sama untuk membangun ketangguhan dan melindungi penduduk yang paling rentan," jelas Park seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (20/9).

Inflasi tahun ini di kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik diperkirakan sebesar 3,6%, turun dibandingkan proyeksi sebelumnya 4,2%. Hal ini terutama karena rendahnya inflasi di RRT, bersamaan dengan stabilnya harga pangan dan energi. Inflasi tahun depan diperkirakan sebesar 3,5%

Baca juga: ADB Ingatkan Risiko Meningkat bagi Negara Berkembang Asia

Di antara subkawasan Asia yang sedang berkembang, kata Park, proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara tahun ini diturunkan menjadi 4,6% dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,7% akibat permintaan ekspor yang lebih lemah.

Prakiraan untuk Asia Selatan juga turun 0,1 poin persentase menjadi 5,4%meskipun subkawasan ini tetap merupakan yang pertumbuhannya paling cepat, berkat investasi dan konsumsi yang kuat.

Proyeksi untuk Asia Timur diturunkan menjadi 4,4% dari sebelumnya 4,6%, sedangkan RRT kini diperkirakan tumbuh 4,9% tahun ini, turun dari proyeksi 5,0% pada April. Prakiraan pertumbuhan telah dinaikkan untuk kawasan Kaukasus dan Asia Tengah, serta Pasifik. (Z-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat