visitaaponce.com

Tugas Berat dan Dilema Milei

Tugas Berat dan Dilema Milei
Javier Milei, Presiden Argentina yang baru terpilih (kiri) bersama kekasihnya Fatima Florez(Emiliano Lasalvia / AFP)

Javier Milei, Presiden Argentina yang baru terpilih, sepertinya tidak bisa berlama-lama merayakkan kemenangannya. Ia harus bergerak cepat untuk memulihkan negaranya yang ‘lumpuh” karena tingginya  inflasi, minimnya cadangan devisa, dan kurangnya simpati internasional.

“Menjadi presiden Argentina merupakan salah satu pekerjaan politik terburuk di dunia,” kata Benjamin Gedan, direktur Proyek Argentina di Wilson Center yang berbasis di Washington.

“Masalahnya menjadi begitu dalam, kompleks, dan saling terkait sehingga tidak mudah dipecahkan, meskipun mudah diidentifikasi.”

Milei naik ke tampuk kekuasaan di tengah gelombang kemarahan atas kesalahan pengelolaan ekonomi selama beberapa dekade. Ia bersumpah untuk  menurunkan nilai peso (mata uang Argentina) demi dolar AS, menutup bank sentral, dan memangkas pengeluaran. Ia pun berjanji akan mengakhiri  keterpurukan ini dan tidak akan bertindak setengah-setengah.

Dolarisasi ekonomi

Milei yang didukung aliansi sayap kanan akan mulai menjabat pada 10 Desember.  Para analis memperkirakan tugas sang presiden baru ini akan sulit dengan inflasi sebesar 143% dan tingkat kemiskinan di atas 40%.

Milei telah mengusulkan dolarisasi perekonomian pada tahun 2025 untuk menghentikan "kanker inflasi". Dengan begitu, ia akan menurunkan peso dan Argentina akan kehilangan kendali atas kebijakan moneter seperti penetapan suku bunga.

Dolarisasi membutuhkan cadangan dolar dalam jumlah besar, dan Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa cadangan dolar Argentina sangat rendah.

“Bahkan dengan dukungan dari oposisi kanan-tengah, pendatang baru di dunia politik, Milei, hanya mempunyai kekuasaan legislatif yang sangat kecil,” kata analis Carlos Gervasoni dari Universitas Torcuato Di Tella.

“Jadi tidak ada cara untuk mengesahkan undang-undang yang, misalnya, mengharuskan perubahan mata uang negara atau penutupan bank sentral.”

Nasib Peso

Untuk mencoba dan membatasi inflasi, pemerintah Argentina selama bertahun-tahun telah secara ketat mengendalikan nilai tukar peso terhadap dolar, yang dibekukan selama tiga bulan sebelum pemilu dan sekarang diizinkan untuk mendevaluasi sebesar 3% per bulan.

“Nilai tukar adalah ‘fiksi’ total. Dan untuk mempertahankannya sangatlah mahal. Argentina benar-benar tidak punya uang. Argentina tidak bisa terus melakukan hal ini," kata Nicolas Saldias, analis senior di Economist Intelligence Unit.

“Antara sekarang dan ketika Milei menjabat, segala sesuatunya dapat dengan cepat menjadi tidak terkendali pada minggu-minggu tersebut. Itu adalah periode yang sangat tidak stabil," kata analis politik Ana Iparraguirre dari GBAO Strategies.

Saldias mengatakan masyarakat mungkin akan panik karena percaya bahwa dolarisasi akan segera terjadi, sehingga memicu pelemahan peso.

Menteri Ekonomi Sergio Massa, yang dikalahkan Milei dalam pemilu Minggu (19/11), mungkin juga akan menerapkan devaluasi peso yang telah lama tertunda, sehingga Milei akan  menanggung dampak politiknya.

“Anda mungkin akan melihat inflasi meningkat dengan sangat cepat,” kata Saldias, memperingatkan kemungkinan hiperinflasi.

Belanja negara

Milei sering tampil di panggung kampanye dengan membawa gergaji mesin sungguhan sebagai simbol untuk memotong anggaran, bersumpah untuk memangkas belanja publik sebesar 15%, memprivatisasi perusahaan negara, dan mengurangi subsidi bahan bakar, transportasi dan listrik.

Pengetatan ikat pinggang seperti ini telah lama diminta oleh IMF, yang telah memberikan dana talangan kepada Argentina sebanyak 22 kali, yang terakhir dengan pinjaman sebesar US$44 miliar pada tahun 2018.

Namun Milei akan menghadapi tantangan yang sama seperti para pendahulunya yang berusaha keluar dari lingkaran setan defisit anggaran, utang, pencetakan uang, dan inflasi.

Mengurai perekonomian negara memang rumit. Menghapus subsidi atau memotong pembayaran kesejahteraan hanya akan memperburuk kemiskinan, dan mengambangkan mata uang akan membuat impor jauh lebih mahal.

“Pada titik ini, segala sesuatu yang Anda perbaiki akan semakin memperburuk masalah,” kata Gedan.

Dia memperingatkan  potensi unjuk rasa dan kerusuhan sosial, terutama mengingat hampir separuh negara tidak menginginkan Milei berkuasa.

Namun, Gedan mengatakan jika Milei dan sekutunya di oposisi berhasil membatasi pengeluaran dan mengurangi kesejahteraan dan subsidi sambil melindungi kelompok yang paling rentan, ini bisa menjadi titik balik yang membawa kebaikan. “Ada hal positif lainnya yang akan terjadi,” ujarnya.

Setelah kekeringan terburuk yang dialami Argentina yang mengakibatkan anjloknya ekspor pertanian dalam dua tahun terakhir sehingga menggerus pendapatan sebesar US$20 miliar,  panen raya diperkirakkan baru akan terjadi pada tahun depan.

Milei juga akan mendapatkan keuntungan dari penghematan tahunan impor energi sebesar sekitar US$10 miliar karena jaringan pipa gas baru meningkatkan produksi dari bagian selatan Vaca Muerta (yang merupakan cadangan minyak dan gas yang sangat besar(, menurut perkiraan ekonom Elizabeth Bacigalupo dari perusahaan Abeceb. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat