visitaaponce.com

Gencatan Senjata Hamas-Israel dan Pertukaran 400 Sandera Segera Tercapai

Gencatan Senjata Hamas-Israel dan Pertukaran 400 Sandera Segera Tercapai
Ilustrasi - warga Israel yang disandera Hamas(AFP)

PIMPINAN Hamas Ismail Haniyeh mengatakan perjanjian gencatan senjata lima hari dengan Israel sudah di depan mata. Kesepakatan lain berupa pembebasan 100 sandera Hamas dan 300 tahanan Israel.

“Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata,” kata Haniyeh, Selasa (21/11).

Selama berminggu-minggu, ketika perang di Gaza berkecamuk, para perunding mencoba mencapai kesepakatan untuk membebaskan sekitar 240 sandera Hamas. Mayoritas mereka adalah warga sipil yakni anak-anak dan orang lanjut usia.

Baca juga: 28 Bayi Prematur Dievakuasi dari RS Al-Shifa ke Mesir

Hanya segelintir dari mereka yang ditangkap telah dibebaskan, dibebaskan oleh pasukan darat Israel, atau jenazah mereka telah ditemukan. Keberadaan mereka yang tersisa tidak diketahui secara pasti, meskipun mereka diyakini ditahan di Gaza.

Padahal Israel telah menyisir semua area di Gaza dengan serangan udara sejak 7 Oktober. Terapi gagal menemukan sandera.

Baca juga: 200 Pasien Dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia di Gaza

Sejak itu Hamas telah menewaskan 1.200 orang dan Israel membunuh 13.300 orang, ribuan di antaranya adalah anak-anak.

Sumber dari Hamas dan Jihad Islam menegaskan gerakan mereka telah menyetujui persyaratan perjanjian gencatan senjata selama lima hari, yang terdiri dari gencatan senjata di darat dan pembatasan operasi udara Israel di Gaza selatan.

Sebagai imbalannya, antara 50 dan 100 orang yang ditahan oleh dua kelompok itu akan dibebaskan. Mereka akan mencakup warga sipil Israel dan warga negara lain, namun tidak termasuk personel militer.

Berdasarkan usulan kesepakatan tersebut, sekitar 300 warga Palestina, di antaranya perempuan dan anak-anak, juga akan dibebaskan dari penjara Israel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia yakin kesepakatan untuk membebaskan para sandera sudah hampir tercapai. Itu seiring meningkatnya harapan untuk melakukan pembicaraan yang ditengahi oleh Qatar, Hamas memiliki kantor politik dan memiliki hubungan diplomatik di belakang layar dengan Israel.

Secara terpisah, Komite Palang Merah Internasional mengatakan telah melakukan pembicaraan ke Qatar untuk bertemu dengan Hamas guna memajukan masalah kemanusiaan terkait dengan konflik bersenjata di Israel dan Gaza.

Selain pembebasan sandera, perjanjian ini juga bisa memberikan kelonggaran bagi warga Gaza yang telah hidup selama lebih dari enam minggu di bawah pemboman Israel dan perluasan serangan darat.

Sebagian besar Gaza telah hancur akibat serangan udara Israel yang jumlahnya mencapai ribuan, dan wilayah tersebut dikepung, dengan sedikit sekali makanan, air, dan bahan bakar yang diperbolehkan masuk.

Menurut sumber Hamas dan Jihad Islam, kesepakatan itu juga akan memungkinkan hingga 300 truk makanan dan bantuan medis memasuki Gaza. Israel selama ini memblokade bahan bakar masuk ke Jalur Gaza karena takut bahan bakar tersebut dapat digunakan oleh Hamas untuk membuat roket atau sarana paramiliter lainnya.

Israel telah berjanji untuk terus melancarkan serangannya, berjanji untuk menghancurkan Hamas dan memastikan para sandera dibebaskan. "Kami tidak akan berhenti berperang sampai kami membawa pulang para sandera kami,” kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat