visitaaponce.com

PBB Minta Houthi Tinjau Ulang Pengusiran Pekerjanya dari Yaman

PBB Minta Houthi Tinjau Ulang Pengusiran Pekerjanya dari Yaman
Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB.(Dok PBB)

PERSERIKATAN Bangsa-Bangsa (PBB) meminta otoritas militer Houthi di Yaman agar mempertimbangkan kembali keputusan mereka mengusir warga negara Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang bekerja untuk badan dunia tersebut di wilayahnya.

Stephane Dujarric, Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengonfirmasi bahwa PBB telah menerima komunikasi dari kelompok Houthi, yang memberikan waktu sebulan kepada seluruh warga negara AS dan Inggris untuk meninggalkan wilayah yang berada di bawah kendali otoritas de facto tersebut.

"Perlu dikatakan bahwa setiap permintaan atau keharusan bagi staf PBB untuk pergi hanya karena kewarganegaraan staf tersebut tidaklah sesuai dengan kerangka hukum yang berlaku di PBB," ujar Dujarric.

Baca juga : Houthi Usir Staf PBB Asal AS dan Inggris dari Yaman

"Hal itu tentu saja juga menghalangi kemampuan kami dalam memenuhi mandat untuk mendukung semua orang di Yaman. Dan kami menyerukan kepada semua otoritas di Yaman agar memastikan staf kami dapat terus menjalankan tugas mereka atas nama PBB."

Dujarric mengatakan bahwa staf PBB melayani tanpa memihak serta melayani bendera PBB, bukan yang lain.

Baca juga : PBB Tetap Bantu Yaman Meski AS Sebut Houthi Teroris

Jubir tersebut menolak untuk mengatakan berapa banyak warga negara AS dan Inggris yang saat ini bekerja untuk PBB di daerah-daerah yang dikuasai Houthi di Yaman.

"Saya bisa mengetahui jumlah staf internasional. Namun, kami tidak memberikan rincian kewarganegaraan staf kami," kata Dujarric.

Pengusiran yang dilakukan oleh Houthi itu terjadi setelah serangan militer AS-Inggris yang ditempatkan di Laut Merah ke beberapa kota di Yaman, dengan dalih mengamankan Laut Merah.

Tindakan AS-Inggris jadi aksi balasan karena Houthi aktif menyerang kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel di kawasan tersebut sejak pecahnya konflik Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023.

Meski telah disebut kelompok teroris oleh AS, Houthi tak bergeming dan berjanji akan terus menyasar kapal-kapal yang berkaitan dengan Israel di Laut Merah hingga Israel mengakhiri serangan dan blokade bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina di Jalur Gaza, yang saat ini dilanda bencana kelaparan. (Ant/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat