PBB Tetap Bantu Yaman Meski AS Sebut Houthi Teroris
AMERIKA Serikat (AS) menyatakan bahwa angkatan bersenjata Houthi atau Ansarullah di Yaman adalah gerakan teroris. Meski demikian, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan akan terus membantu warga Yaman.
Juru Bicara PBB Stephane Dujarric menyatakan bahwa Keputusan AS untuk memasukkan Gerakan Ansarullah Yaman ke dalam daftar kelompok teroris adalah, “keputusan yang dibuat oleh satu negara tanpa melibatkan PBB”.
“Yaman sangat bergantung pada impor barang dan bantuan kemanusiaan. PBB berkomitmen untuk terus membantu warga Yaman berdasarkan prinsip netralitas,” kata Dujarric.
Baca juga : 4 Hal Tentang Pasukan Houthi di Yaman
Baca juga : Usai Dicap Teroris, Houthi Hantam Kapal Kargo AS
Juru Bicara PBB tersebut juga memperingatkan bahwa sanksi sepihak dari sebuah negara dapat mempengaruhi masyarakat di negara penerima sanksi.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken mengumumkan bahwa keputusan Washington untuk memasukkan Gerakan Ansarullah Yaman ke daftar kelompok teroris akan mulai berlaku setelah 30 hari.
Baca juga : Hamas: Tindakan Brutal AS-Inggris ke Yaman adalah Terorisme
Baca juga : Qatar: Houthi Hentikan Serangan Jika Israel Angkat Kaki dari Gaza
Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan juga mengklaim bahwa keputusan itu, “adalah respon atas ancaman dan serangan bertubi-tubi di Laut Merah,”
“Jika Ansarullah berhenti melakukan serangan di Laut Merah dan Teluk Aden, AS akan mengevaluasi kembali keputusan ini,” kata Sullivan.
Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden menyebut Gerakan Ansarullah Yaman sebagai “teroris” saat dia berbincang dengan wartawan di Pennsylvania.
Dengan dimulainya serangan genosida Israel atas Gaza dan pengeboman bertubi-tubi di pemukiman, sekolah, dan rumah sakit di Palestina, kelompok perlawanan di kawasan tersebut mulai melakukan pembalasan terhadap Israel dan pendukung utamanya AS.
Tentara Yaman merespon pembantaian Israel terhadap warga Palestina dengan menyasar pos-pos Israel, kapal-kapal milik negara itu, dan kapal yang menuju ke pelabuhan Israel di wilayah Palestina yang tengah diduduki.
Ini bukan pertama kalinya AS mengambil langkah tegas sepihak terhadap gerakan perlawanan Yaman.
Pemerintahan AS sebelumnya, yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, sempat memasukkan Ansarullah ke dua daftar dan menetapkan gerakan itu sebagai terorisme sehari sebelum masa jabatannya berakhir.
Keputusan itu membuat PBB, kelompok bantuan, dan beberapa anggota parlemen AS menyatakan ketakutan mereka bahwa sanksi tersebut dapat mengganggu masuknya makanan, bahan bakar, dan komoditas lainnya ke Yaman yang saat itu dilanda perang.
Pada Februari 2021, Pemerintahan Biden menarik kembali keputusan tersebut “sebagai pengakuan atas situasi kemanusiaan yang genting di Yaman,” setelah PBB menyatakan bahwa krisis kemanusiaan di Yaman “sangat parah,” di mana lebih dari 21 juta orang membutuhkan bantuan.
Berdasarkan perkiraan PBB, lebih dari 80 persen populasi Yaman masih kesulitan untuk mengakses makanan, air layak minum, dan layanan kesehatan yang memadai. (IRNA/Ant/Z-4)
Terkini Lainnya
AS Mengutuk Penahanan Staf PBB dan LSM oleh Houthi
Militer AS Hancurkan Peluncur Rudal Houthi di Yaman
Houthi Luncurkan Rudal ke Kapal Dagang di Teluk Aden
Houthi Yaman Serang Kapal Milik Yunani di Laut Merah
Kenali Sejarah Sarung
AS Klaim Jatuhkan Rudal Anti-Kapal Houthi dan 4 Drone
Iran Janji Balas Serangan Israel
IMF Setujui Dana Talangan US$820 Juta bagi Mesir
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap