visitaaponce.com

Raja Charles III Tetap Berkomitmen Melayani Meski Diagnosa Kanker

Raja Charles III Tetap Berkomitmen Melayani Meski Diagnosa Kanker
Raja Charles III, yang baru-baru ini didiagnosis menderita kanker setelah menjalani operasi, menyatakan tekadnya untuk tetap melayani rakyat(AFP)

RAJA Charles III mengatakan akan terus melayani "sebaik mungkin" setelah diagnosis kanker. Ia mengaku "tersentuh" oleh harapan orang-orang atas kesehatannya.

Penguasa berusia 75 tahun, yang menjadi raja pada September 2022 setelah kematian ibunya Elizabeth II, dimasukkan untuk operasi kondisi prostat jinak pada Januari, tetapi kemudian didiagnosis menderita kanker yang tidak terkait.

Dia telah menunda semua tugas yang bersifat publik selama menjalani perawatan, tetapi melanjutkan pekerjaan di belakang layar dan telah mengadakan beberapa pertemuan tatap muka.

Baca juga : Pangeran William Muncul Usai Raja Charles III Divonis Kanker 

"Dalam beberapa minggu terakhir, saya sangat tersentuh oleh harapan baik dan pemikiran Anda untuk kesehatan saya," katanya dalam pidato yang direkam sebelumnya untuk memperingati peringatan 75 tahun Persemakmuran.

"Sebagai balasannya, saya hanya dapat terus melayani Anda, sebaik mungkin, di seluruh Persemakmuran."

Ratu Camilla, istri Charles yang berusia 76 tahun, dan putra Pangeran William, 41 tahun, telah mengambil sebagian besar tugas keluarga kerajaan selama absennya Charles.

Baca juga : Pangeran Harry ke London Jenguk Raja Charles III yang Divonis Kanker

Istri William, Putri Kate, 42, juga absen dari kehidupan publik sejak menjalani operasi perut pada Januari.

Dalam pidatonya, Charles memuji keragaman Persemakmuran dan mendorong negara-negara anggota untuk bekerja sama mengatasi tantangan iklim dan ekonomi yang dihadapi dunia.

"Walaupun kita mungkin tidak semua memiliki sejarah bersama, kita memiliki ambisi bersama untuk masa depan yang lebih baik - bekerja sama untuk membangun ketahanan dan merespons tantangan global," kata penguasa itu dalam pidato yang direkam di Istana Windsor pada Februari.

"Keragaman kita berarti bahwa tantangan-tantangan ini memengaruhi kita semua secara berbeda dan kita mengalami dampaknya dengan cara yang berbeda," katanya.

Persemakmuran, yang didirikan pada tahun 1949, menjadi rumah bagi sepertiga populasi dunia, dengan sebagian besar dari 56 negara anggotanya adalah bekas koloni Inggris di Afrika, Amerika, dan Asia. (AFP/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat