visitaaponce.com

Yahudi Ultra-Ortodoks Keberatan Wajib Militer Israel

Yahudi Ultra-Ortodoks Keberatan Wajib Militer Israel
Pemerintah Israel sedang menghadapi perselisihan hukum terkait pengecualian kaum ultra-Ortodoks dari wajib militer. (AFP)

PEMERINTAH Israel bergulat dengan perselisihan hukum mengenai pengecualian kaum ultra-Ortodoks mengikuti wajib militer. Pemerintah koalisi sayap kanan negara itu bergegas mencari solusi menanggapi kebijakan tersebut.

Jaksa Agung Israel Gali Baharav-Miara mengirimkan kejutan kepada pemerintahan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu yang bergantung pada partai ultra-Ortodoks. Miara menyatakan tidak ada kerangka hukum untuk pengecualian yang berkelanjutan atas wajib militer.

Ini berarti setiap warga ultra-Ortodoks Israel dapat dipanggil untuk wajib militer mulai 1 April. Putusan itu terjadi di tengah invasi Israel di Jalur Gaza dalam melawan Hamas.

Baca juga : Uni Eropa Hukum Pemukim Israel, Negeri Zionis tidak Terima

Setelah beberapa kali gugatan hukum terhadap pengecualian tersebut, Mahkamah Agung memberi waktu kepada pemerintah hingga Rabu (3/4), untuk menyusun rancangan undang-undang wajib militer yang baru.

Namun Netanyahu tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai masalah ini. Sekutu utamanya, partai ultra-Ortodoks sangat menentang wajib militer bagi komunitas mereka. Pemerintah meminta perpanjangan jangka waktu Mahkamah Agung dengan harapan dapat merumuskan kesepakatan.

Dengan adanya perang di Gaza, tekanan meningkat terhadap komunitas ultra-Ortodoks yang besar dan terus berkembang di negara tersebut, yang telah lama tidak menjalani wajib militer yang berlaku untuk semua orang.

Baca juga : Turki Kecam Rencana Pembangunan 3.500 Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

"Netanyahu, yang koalisinya bergantung pada dua partai besar ultra-Ortodoks, sedang berupaya untuk menghindari pemilu dini yang akan menguntungkan Benny Gantz, anggota sentris dalam kabinet perangnya," kata Presiden Lembaga Pemikir Institut Demokrasi Israel, Yohanan Plesner.

Jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan jika pemilu diadakan saat ini, partai Gantz akan memenangkan jumlah kursi terbanyak. Selain itu tentara Israel mengunggah foto dan video mereka sedang bermain-main dengan pakaian dalam yang ditemukan di rumah-rumah warga Palestina.

Delapan video terverifikasi di YouTube atau Instagram insiden itu telah dikirim untuk diminta tanggapan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Seorang juru bicara IDF mengirimkan pernyataan yang mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden yang menyimpang dari perintah dan nilai-nilai militer Israel tersebut.

Baca juga : Lula dan Blinken Bertemu, Setelah Brasil Sebut Israel Lakukan Holocaust di Gaza

“Dalam hal timbul dugaan tindak pidana yang membenarkan pembukaan penyidikan, penyidikan dibuka oleh Polisi Militer. Perlu diklarifikasi dalam beberapa kasus yang diperiksa, disimpulkan bahwa ekspresi atau perilaku tentara dalam video tersebut tidak pantas, dan hal itu ditangani sebagaimana mestinya,” katanya.

Dalam salah satu video, seorang tentara Israel duduk di kursi berlengan di sebuah ruangan di Gaza, menyeringai dengan pistol di satu tangan dan menggantungkan pakaian dalam berbahan satin berwarna putih di tangan lainnya.

Di tempat lain, anggota IDF duduk di atas tank sambil memegang manekin wanita yang mengenakan bra dan helm hitam dan berkata, "Saya menemukan istri cantik, hubungan serius di Gaza, perempuan hebat".

Dua video yang diambil oleh tentara Israel tersebut merupakan satu dari puluhan postingan di mana tentara di Gaza memperlihatkan pakaian dalam dan manekin perempuan. Gambar dan rekaman berisi IDF dengan pakaian dalam perempuan tersebut telah dilihat puluhan ribu kali.

“Pengunggahan gambar-gambar seperti itu merendahkan perempuan Palestina, dan semua perempuan,” kata Juru Bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, Ravina Shamdasani. (France24/Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat