visitaaponce.com

Program BISA di Sumedang dan Bandung Barat Berperan Ikut Menurunkan Angka Stunting

Program BISA di Sumedang dan Bandung Barat Berperan Ikut Menurunkan Angka Stunting
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi dan Herrio Hattu, Direktur Nutrition Internasional Indonesia, saat memaparkan program BISA(MI/SUMARIYADI)

NUTRITION Internasional dan Save The Children mengakhiri program Better Investment for Stunting Alleviation (BISA) di Indonesia.

Program yang sudah diluncurkan sejak 2019 itu dilaksanakan di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang, di Jawa Barat, serta Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara, di Nusa Tenggara Timur.

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Vini Adiani Dewi mengakui program BISA telah berkontribusi terhadap penurunan angka stunting di Sumedang dan Bandung Barat. Advokasi lewat program BISA telah mampu melakukan perubahan perilaku pada warga.

Baca juga : Pemprov Jawa Barat Ajak ICMI dan Mahasiswa Ikut Tangani Stunting

Di Sumedang, daerah yang pernah menduduki posisi terbawah dengan angka stunting tinggi, kini sudah berada di bawah target nasional. Pada 2018, angka stunting di daerah ini mencapai 32,7% bisa tuturn menjadi satu digit atau 9,12% pada 2022 lalu.

Penurunan terus terjadi pada 2023 menjadi 7,96%. Sementara pada 2024 ini, pemerintah pusat menargetkan penurunan angka stunting sebesar 14%.

Sementara di Kabupaten Bandung Barat, angka stunting masih tinggi, meski dari tahun ke tahun terjadi penurunan. Terakhir pada 2022 lalu, angka stunting mencapai 27,3% turun dari tahun sebelumnya 29,6%.

Baca juga : Berdasarkan Status Gizi, Kasus Stunting di Kota Sukabumi Cenderung Turun

Vini mengakui program Bisa yang dilaksanakan di dua kabupaten itu ikut mempengaruhi penurunan angka stunting. Untuk itu, pihaknya mendukung replikasi program tersebut ke 25 kabupaten dan kota lain di Jawa Barat.

"Jawa Barat sendiri kasus stuntingnya masih tinggi. Pada 2022 lalu berada di angka 20,2% dan naik menjadi 21,7% pada 2023. Untuk itu, kita akan bekerja keras untuk mencapai target 14% tahun ini," tandasnya di Bandung, Selasa (11/5).

Advokasi perilaku

Baca juga : Turunkan Stunting, Jawa Barat Terapkan Gotong Royong


Sementara itu Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia, Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Jawa Barat Ane Carolina program BISA telah mampu melakukan perubahan perilaku dan sosial masyarakat di Sumedang dan Bandung Barat. BISA sangat berperan melakukan advokasi percepatan penurunan stunting.

"Ke depan, Jawa Barat bisa mereplika program ini untuk daerah lain. BISA terbukti mampu meningkatkan akses program Tablet Tambah Daerah (TTD) dan sejumlah kegiatan lain dalam upaya menurunkan angka stunting," tandasnya.

Pada kesempatan yang sama, Herrio Hattu, Direktur Nutrition Internasional Indonesia, mengungkapkan Program BISA di Jawa Barat fokus pada kampanye yang bertujuan mengubah perilaku dan norma terkait pemberian ASI, air, sanitasi dan kebersihan. Selain itu juga soal pemberian makanan pendamping dan edukasi gizi untuk remaja putri.

Baca juga : Dana CSR di Jawa Barat Capai Rp251 Miliar pada 2023

"Bisa juga meningkatkan kapasitas  petugas kesehatan, staf pengawas dan pemangku kepentingan untuk memberikan layanan gizi berkualis. BISA juga mendukung implementasi kebijakan nasional di tingkat pemerintah kabupaten," paparnya.

Selama 5 tahun digelar di Jawa Barat, BISA telah mendorong dinas kesehatan kabupten, dinas pendidikan dan kementerian agama untuk menerapkan ketat suplementasi Tablet Tambah Darah mingguan. "Dampaknya ada peningkatan hingga 30% jumlah sekolah yang menerapkan program tersebut."

Selain itu, kesadaran dan konsumsi tablet tambah daerah oleh remaja putri meningkat sebesar 34% dari 2020 hingga 2023 di Bandung Barat dan 47,1% di Sumedang.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat