visitaaponce.com

Moms, Ini Dua Jenis Tantrum yang Dialami Anak

Moms, Ini Dua Jenis Tantrum yang Dialami Anak
Ilustrasi(freepik.com)

TANTRUM pada anak terbagi menjadi dua jenis, yakni tantrum manipulatif dan tantrum verbal frustration. Tantrum manipulatif  adalah ketika anak tidak mendapatkan apa yang diinginkan kemudian ia bersiasat, mencari perhatian, dan terjadi marah hingga menangis, sedangkan tantrum verbal frustration ketika anak sulit menyampaikan sesuatu karena kemampuan bahasa yang belum sempurna sehingga menjadi tantrum.

Dokter spesialis anak Brawijaya Hospital Depok dr Reza Abdussalam menjelaskan ilustrasi tantrum pada anak dimulai dengan ketika anak menginginkan sesuatu, tetapi dengan kemampuan bahasa ekspresif yang belum sempurna sehingga anak tidak mampu menyampaikan hal yang diinginkan kepada orangtuanya dan anak mengalami tantrum. 

Selanjutnya, anak melakukan perilaku buruk untuk meminta perhatian orangtuanya. Sayangnya, ada orangtua yang salah mengartikan sehingga bukannya menenangkan justru memberikan hukuman.

Baca juga : Anak Sedang Tantrum? Moms Bisa Coba Cara Ini

"Tantrum pada anak merupakan masalah perilaku yang umum dengan mengekspresikan kemarahan. Biasanya tantrum dimulai pada usia 18 bulan hingga 4 tahun dan anak mengalami tantrum pada usia 2 sampai 3 tahun," kata dr Reza dalam Fombex Talks, beberapa waktu lalu.

Selain itu, tantrum merupakan hal yang alamiah yang harus dilalui sehingga anak pasti mengalami tantrum. Fase itu berhubungan dengan kemampuan bahasa ekspresif anak.

Penyebabnya pun beragam mulai stress, seperti dalam perjalanan, lelah, mengantuk, lapar, emosi yang kuat, seperti ketakutan, malu, marah, hingga situasi yang tidak dapat diatasi, misalnya ada anak lebih besar yang merebut mainannya. Gejalanya ada ledakan emosi yang kuat, marah, menangis, sikap agresif, menjerit, mengentakkan kaki, menendang, menjambak, mencubit, dan lain sebagainya. "Durasinya pun tidak lama kok jadi kita harus lebih sabar," sebutnya.

Reza juga mengatakan tantrum juga memiliki jenis abnormal, yakni anak ketika marah berperilaku agresif, seperti menendang, menjambak, hingga melempar, dan self injury, seperti menggigit, mencakar diri sendiri, hingga membenturkan kepala.

"Kemudian, tantrum pada anak di atas 4 tahun kita curiga itu tantrum yang abnormal sehingga perlu pemeriksaan apakah ada gangguan perkembangan lain seperti anak gangguan autis, anak gangguan ekspresif, atau anak dengan ADHD," ungkapnya. (H-2)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat