Migrain Lebih Sering Terjadi pada Perempuan, Ini 5 Cara Mengatasinya
![Migrain Lebih Sering Terjadi pada Perempuan, Ini 5 Cara Mengatasinya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/08cd7dc757865475bb26e2e8a2406435.png)
MIGRAIN, kondisi yang sering kali mengganggu aktivitas sehari-hari, ternyata lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan pria. Menurut hasil penelitian dari WHO, sekitar 30 persen dari populasi berusia 18-65 tahun yang pernah mengalami sakit kepala melaporkan mengalami migrain.
"Migrain memang lebih sering dijumpai pada perempuan, terutama pada mereka yang berada dalam rentang usia muda. Faktor hormonal menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi pada prevalensi migrain yang lebih tinggi pada wanita," ungkap Spesialis Neurologi Andre, RS Pondok Indah melalui Zoom pada Selasa (25/6).
Migrain ditandai dengan nyeri kepala hebat yang terlokalisasi di satu sisi kepala, sering kali disebut sebagai sakit kepala sebelah. Gejala ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, bahkan membuat pengidapnya kesulitan untuk melakukan pekerjaan. Gejala migrain cenderung memburuk saat bergerak, terpapar suara bising, atau terkena cahaya terang.
Baca juga : Perempuan Lebih Berisiko Terserang Migrain, Apa Penyebabnya?
Meskipun penyebab pasti migrain masih belum sepenuhnya dipahami, beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko termasuk fluktuasi hormonal, stres emosional, dan reaksi terhadap obat-obatan tertentu. Tingginya kadar hormon estrogen pada perempuan diyakini berperan dalam prevalensi migrain yang lebih tinggi pada populasi perempuan.
"Saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan migrain secara total. Namun, dengan pengelolaan yang tepat, kita dapat mengurangi frekuensi dan intensitas serangan migrain. Langkah-langkah seperti menghindari pemicu, menjalani gaya hidup sehat, serta mengelola stres dengan baik dapat membantu mengontrol kondisi ini," tambahnya.
Selain itu, berikut beberapa rekomendasi penanganan mandiri yang dapat dilakukan:
- Beristirahat atau tidur di kamar yang sepi dan gelap
- Memijat kepala atau pelipis
- Kompres dingin di atas dagu atau di belakang leher
- Melakukan relaksasi otot
- Aromaterapi, yang dapat membantu beberapa orang untuk merasa lebih santai
Migrain tetap menjadi tantangan serius bagi kesehatan banyak individu, terutama perempuan usia reproduksi. Penting untuk meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor pemicu migrain dan mengadopsi strategi pencegahan yang efektif dalam upaya mengurangi dampaknya pada kehidupan sehari-hari.
Terkini Lainnya
Ini Cara Menghilangkan Kerutan di Bawah Mata
KPPG Bukukan Perjalanan Politik Kader Perempuan Golkar
Kekerasan Berbasis Gender Pemilu Terjadi di Ranah Domestik
Menteri PPPA: Pelaku Kekerasan Seksual terhadap Perempuan Harus Diberikan Efek Jera
Yenni Walnita, Memberdayakan Perempuan Taratak dengan Anyaman Mansiang
Kenapa Risiko Lupus pada Anak Perempuan Lebih Tinggi? Ini Penyebabnya
Diabetes Dapat Sebabkan Siklus Menstruasi Tidak Teratur
Komplikasi Diabetes Lebih Fatal pada Wanita Dibanding Pria
Manfaat Rumput Fatimah, Sebelum Minum Kenali Efek Sampingnya
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap