visitaaponce.com

Komplikasi Diabetes Lebih Fatal pada Wanita Dibanding Pria

Komplikasi Diabetes Lebih Fatal pada Wanita Dibanding Pria
Ilustrasi pemeriksaan diabetes pada wanita.(Medine Plus)

DIABETES merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi mengancam nyawa, baik pada pria maupun wanita. Namun ternyata, komplikasi diabetes pada wanita lebih buruk dibandingkan pria. Salah satunya karena perubahan hormon seperti saat menstruasi hingga menopause sehingga gula darah lebih sulit dikontrol.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes Sidartawan Soegondo, mengatakan wanita dengan diabetes dua kali lebih besar potensinta untuk terkena depresi dibandingkan pria. Kemudian, wanita dengan diabetes juga mengalami peningkatan risiko penyakit jantung yang signifikan.

"Diabetes mempengaruhi pria dan wanita itu sama sebenarnya, tapi efeknya atau akibatnya bagi wanita itu lebih buruk," kata Sidartawan dalam diskusi kesehatan di Jakarta, Minggu, (4/6).

Baca juga: Influenza Bisa Berbahaya Bagi Pasien Diabetes

Sidartawan mengatakan, wanita lanjut usia dengan diabetes melitus tipe dua dan penyakit ginjal stadium akhir memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi daripada pria dengan masalah serupa. Wanita juga berisiko lebih besar mengalami kebutaan akibat retinopati diabetik.

"Wanita pra-menopause dengan diabetes akan kehilangan perlindungan terhadap penyakit jantung dan 50% lebih berisiko terhadap kematian akibat penyakit jantung daripada pria," ujar Sidartawan.

Baca juga: Ini Daftar Buah dan Sayur Penurun Glukosa untuk Penderita Diabetes

Lebih lanjut, kata Sidartawan, diabetes juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi seorang wanita menjadi tidak teratur atau sebaliknya, menstruasi juga dapat mempengaruhi risiko terjadinya diabetes. Dia mengatakan, penelitian dan pasien-pasien menyadari bahwa gula darah cenderung meningkat di fase luteal atau periode dua minggu sebelum masa menstruasi.

Wanita yang tidak memiliki riwayat diabetes sebelumnya juga mungkin saja terkena diabetes ketika hamil, yang disebut sebagai diabetes gestasional. Meski biasanya hilang setelah melahirkan, diabetes gestasional meningkatkan risiko diabetes di kemudian hari atau pada kehamilan berikutnya.

"Mereka yang memiliki riwayat diabetes gestasional memiliki risiko 50% lebih tinggi terkena diabetes," kata Sidartawan.

Untuk itu, Sidartawan menganjurkan para wanita agar meluangkan waktu merawat diri sendiri, di antaranya dengan makan makanan bergizi seimbang serta berolahraga secara teratur.

(Ant/Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat