visitaaponce.com

Tak Hanya Pengaruhi Kemampuan Seksual Pria, Wanita juga Bisa Impoten karena Diabetes

Tak Hanya Pengaruhi Kemampuan Seksual Pria, Wanita juga Bisa Impoten karena Diabetes
Ilustrasi masalah disfungsi seksual atau impotensi pada wanita.(Sexual Medicure Center)

IMPOTENSI merupakan salah satu dampak yang dapat muncul akibat diabetes. Selama ini banyak yang menyangka impotensi akibat diabetes hanya banyak terjadi pada pria. Padahal, kondisi disfungsi seksual serupa ternyata juga bisa dialami oleh wanita dengan diabetes.

Dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin metabolik diabetes dari Universitas Udayana, Made Ratna Saraswati, diabetes dapat menyebabkan masalah atau disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya indeks fungsi seksual pada penderita diabetes pada wanita.

"Studi yang saya buat pada perempuan-perempuan dengan diabetes menunjukkan bahwa ternyata indeks fungsi seksualnya rendah," kata Ratna, Minggu, (4/6).

Baca juga: Komplikasi Diabetes Lebih Fatal pada Wanita Dibanding Pria

Dikatakan Ratna, menurut American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), disfungsi seksual wanita di antaranya meliputi hilang minat atau gairah seksual, gangguan orgasme, dan/atau nyeri saat penetrasi.

"Disebut disfungsi adalah kalau dia sifatnya persisten, berlanjut terus, menyebabkan stres dan kecemasan, dan berdampak negatif pada satu hubungan," tambah Ratna.

Dari penelitian disfungsi seksual yang dilakukan pada wanita diabetes di tahun 2008, Ratna mengatakan domain gairah memiliki skor terendah yakni 35,5%. Domain lain juga memiliki skor rendah di bawah 50 yaitu hasrat 41,83%, lubrikasi 42%, orgasme 39,5%, dan nyeri 48,5%.

Baca juga: Gerakan Senam Kegel Pria Dijamin Ampuh Atasi Masalah Ranjang

Tidak Sederhana

Meski sudah dibuktikan dengan data, Ratna mengakui tidak mudah untuk menilai adanya disfungsi seksual pada wanita. Berbeda dengan jika hal tersebut terjadi pada pria.

Hal itu karena tidak ada instrumen diagnostik yang praktis dan sederhana untuk melakukan penilaian soal disfungsi seksual pada wanita secara empiris.

"Meski demikian, terdapat dua cara untuk menilai disfungsi seksual pada wanita yaitu dengan pemeriksaan obyektif dan subyektif," kata Ratna.

Pemeriksaan obyektif di antaranya termografi atau mengukur suhu, mengukur sirkulasi dan pelebaran pembuluh darah, hingga mengukur pH vagina. Sementara pemeriksaan subyektif dilakukan melalui pengisian kuesioner.

"Perlu penelitian lebih lanjut untuk menilai bagaimana diabetes dapat menyebabkan disfungsi seksual pada wanita," tutur Ratna.

Ratna tak memungkiri bahwa disfungsi seksual pada wanita memang belum mendapatkan perhatian di dunia medis seperti pada disfungsi seksual pada laki-laki. Selain jarang dikeluhkan oleh pasien dan sulit dinilai, penelitiannya pun masih relatif sedikit jika dibandingkan dengan disfungsi seksual pada laki-laki.

"Ini jarang dikeluhkan pasien karena faktor budaya, rasa malu, apalagi kalau dokternya laki-laki. Kemudian ketika sudah diomongin, sulit dinilai, pilihan terapi juga sedikit, dan penelitiannya juga masih sedikit," kata Ratna.


(Ant/Z-9)


 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat