Amfetamin dalam Urine Yodi Prabowo Masih Misteri
![Amfetamin dalam Urine Yodi Prabowo Masih Misteri](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/07/d56cba0be983fd5fbafa714f89a21d8e.jpg)
KEPUTUSAN News Video Editor Metro TV, Yodi Prabowo, untuk mengakhiri hidupnya diduga kuat berkaitan dengan amfetamin, zat kimia yang biasa ditemukan di narkotika jenis ekstasi. Pihak kepolisian secara resmi menyimpulkan bahwa Yodi meninggal dengan cara bunuh diri dengan menusukkan pisau ke dada dan leher.
Pada pengungkapan kasus yang digelar di Mapolda Metro Jaya, Sabtu (25/7) lalu, dokter spesialis forensik RS Tingkat I R Said Sukanto atau RS Polri Kramatjati mengatakan pihaknya mendapati bahwa urine Yodi positif mengandung amfetamin.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengatakan berdasarkan pemeriksaan ahli, amfetamin berpengaruh untuk meningkatkan keberanian seseorang yang luar biasa. Hal tersebut lantas memungkinkan Yodi menusukkan pisau sebanyak empat kali dan juga menggorok lehernya.
Namun sampai saat ini, belum ada yang dapat memberikan keterangan terkait asal obat yang mengandung amfetamin tersebut. Tubagus mengatakan orientasi penyelidikan dalam kasus tersebut adalah menjawab mengapa Yodi meninggal.
"Saya belum ke area amfetamin didapat dari mana. Nanti Direktorat Narkoba yang akan kerjain itu," kata Tubagus di Mapolda Metro Jaya, Senin (27/7).
Media Indonesia sudah menghubungi Direktur Reserse Narkoba PMJ Kombes Mukti Juharsa untuk bertanya kelanjutan penyelidikan amfetamin di urine Yodi. Namun saat dihubungi, Mukti tidak mau memberikan komentar dan mengarahkan ke Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PMJ Kombes Yusri Yunus. Saat dihubungi, Yusri mempertanyakan bagaimana cara mendalami hal tersebut, sementara Yodi sudah meninggal.
"Jangan diperpanjang lagi, ini orang udah meninggal. Amfetaminnya iya positif. Kita yang penting sudah tahu bahwa dia positif. Kita bukan mengejar dia pemakai lagi, sekarang dia udah meninggal," ujar Yusri.
Saat dihubungi lebih lanjut, Arif juga mengatakan pihaknya tidak mengetahui jenis obat yang mengandung zat amfetamin yang dikonsumsi Yodi.
"Saya nggak tau asalnya dari mana amfetaminnya," kata Arif.
Dari wawancara tambahan yang dilakukan Metro TV setelah ungkap kasus tersebut, Arif mengatakan, secara teori, Yodi mengonsumsi obat yang mengandung amfetamin tersebut maksimal tiga hari sebelum meninggal.
"Maksimal tiga hari sebelum meninggal, tapi masih sehari sebelumnya, atau beberapa jam sebelumnya, bisa saja," tandas Arif. (OL-6)
Terkini Lainnya
Ubah Nasib lewat Pendidikan
Metro TV dan Monash University, Indonesia Teken MoU di Bidang Pendidikan
Berikan Manfaat Kesehatan bagi Karyawan, Metro TV Gelar Donor Darah
Menyelami Sepak Terjang Pak Menkes
Hangat Kasih Seorang Ayah
Memaknai Arti Hidup saat Berada di Ujung Maut
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap