Sejarah Monumen Nasional
![Sejarah Monumen Nasional](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/05/c8aa86fd54155c1c96601b1a22268a18.jpg)
MONAS alias Monumen Nasional menjadi ciri khas Ibu Kota DKI Jakarta. Bila belum mengunjungi Monas, banyak orang menilai berarti belum ke Jakarta.
Monas berada di Jakarta pusat. Namun sejarah Monas belum diketahui banyak orang. Mau tahu sejarahnya?
Sejarah Monas
Sejarah Monas dimulai setelah pusat pemerintahan Republik Indonesia kembali ke Jakarta dari Yogyakarta pada 1950. Ini menyusul pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh pemerintah Belanda pada 1949.
Presiden Soekarno mulai merencanakan pembangunan Monumen Nasional yang setara dengan Menara Eiffel. Lokasi Monas tepat di depan Istana Merdeka. Pembangunan Tugu Monas bertujuan mengenang dan melestarikan perjuangan bangsa Indonesia pada masa revolusi kemerdekaan 1945 agar terus membangkitkan inspirasi dan semangat patriotisme generasi penerus bangsa.
Pada 17 Agustus 1954, satu komite nasional dibentuk dan sayembara perancangan Monumen Nasional digelar pada 1955. Terdapat 51 karya yang masuk. Namun hanya satu karya yang dibuat oleh Frederich Silaban dinilai memenuhi kriteria yang ditentukan komite, antara lain menggambarkan karakter bangsa Indonesia dan dapat bertahan selama berabad-abad.
Sayembara kedua digelar pada 1960 tetapi sekali lagi tak satu pun dari 136 peserta yang memenuhi kriteria. Ketua juri kemudian meminta Silaban untuk menunjukkan rancangannya kepada Soekarno. Namun Soekarno kurang menyukai rancangan itu dan ia menginginkan monumen itu berbentuk lingga dan yoni.
Silaban kemudian diminta merancang monumen dengan tema seperti itu. Namun rancangan yang diajukan Silaban terlalu luar biasa sehingga biayanya sangat besar dan tidak mampu ditanggung oleh anggaran negara, terlebih kondisi ekonomi saat itu cukup buruk. Silaban menolak merancang bangunan yang lebih kecil dan menyarankan pembangunan ditunda hingga ekonomi Indonesia membaik.
Soekarno kemudian meminta arsitek RM Soedarsono untuk melanjutkan rancangan itu. Soedarsono memasukkan angka 17, 8, dan 45 melambangkan 17 Agustus 1945 memulai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke dalam rancangan monumen itu. Tugu Peringatan Nasional ini kemudian dibangun di areal seluas 80 hektare. Tugu ini diarsiteki oleh Frederich Silaban dan RM Soedarsono dan mulai dibangun pada 17 Agustus 1961.
Proses pembangunan
Setelah rancangan disetujui, proses pembangunan Tugu Monas dilaksanakan melalui tiga tahapan. Tahapan pertama pada 1961-1965, tahap kedua 1966-1968, dan tahap ketiga 1969-1976.
Pada tahap pertama, proses pembangunan Monas diawasi langsung oleh Panitia Monumen Nasional dan biaya yang digunakan berasal dari sumbangan masyarakat. Pada tahapan kedua, proses pembangunan masih diawasi oleh panitia Monas, tetapi biaya bersumber dari anggaran belanja pemerintah pusat.
Pada tahapan terakhir, pembangunan Monas diawasi oleh Panitia Pembina Tugu Nasional dengan sumber dana berasal dari pemerintah pusat atau Direktorat Jenderal Anggaran melalui Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita).
Peresmian
Monas secara perlahan mulai dibuka untuk umum pada 18 Maret 1972 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin Nomor CB 11/1/57/72. Saat itu, Gubernur Ali Sadikin membuka kawasan untuk rombongan atau organisasi atau siswa ke ruang tenang dan ruang museum.
Pada 1973, Gubernur Ali Sadikin mengizinkan pengunjung naik sampai ke pelataran puncak Monas. Pada 10 Juni 1974, Gubernur meresmikan taman di bagian barat Monas atau dikenal dengan nama Taman Ria.
Monas akhirnya dibuka untuk umum setelah diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 12 Juli 1975 ketika pembangunannya berakhir. Total dana yang dikeluarkan untuk membangun Monas sejak 1961 hingga 1965 sebesar Rp58 miliar. (OL-14)
Terkini Lainnya
Sejarah Monas
Proses pembangunan
Peresmian
DPRD DKI Jakarta Dukung Pembangunan Mako Satpol PP
Partisipasi Warga Jakarta untuk Pemilu 2024 Capai 78%
Pilkada Jakarta, PKS Usung Anies-Sohibul Iman PKB Ingin Anies-Ida
Pemprov DKI Jakarta Diminta Jujur soal Penyebab Polusi Udara
Warga Jakarta Sulit Makamkan Orang Meninggal di TPU Pondok Ranggon
Anies Baswedan Bakal Temui PKS Bahas Pencalonannya di Pilgub Jakarta 2024
Mengenang Hari Lahir Soekarno 6 Juni, Sosok Presiden Pertama Indonesia
Anies Baswedan Ajak Masyarakat Pelajari Pemikiran Bung Karno
1 Juni, Sejarah dan Makna Hari Lahir Pancasila
Penambahan Jumlah Kementerian akan Membuat Penyelenggaraan Negara tidak Efektif
Megawati Kenang KTT Non Blok Pertama di Beograd saat Resmikan Prasasti Arsip Kepresidenan
PDI Perjuangan Utus Brando Pantau Pemilu di Kamboja
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap