visitaaponce.com

Sekolah Negeri di Kawasan Industri Bekasi tidak Layak Pakai

Sekolah Negeri di Kawasan Industri Bekasi tidak Layak Pakai
SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) Sukadaya 02 di Kampung Pengarengan RT 003, RW 001, Desa Sukadaya, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi.( ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah)

SEKOLAH Dasar Negeri (SDN) Sukadaya 02 di Kampung Pengarengan RT 003, RW 001, Desa Sukadaya, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, tak ubahnya seperti kandang kambing. Ironisnya, sekolah negeri yang berada di kawasan Industri terbesar se-Asia Tenggara itu hanya berjarak 39 kilometer (Km) atau 1,5 jam perjalanan baik itu dari Istana Negara, Jakarta, dan Kantor Bupati Bekasi.

Kondisi miris dan sangat memprihatinkan sudah tampak sejak dari luar halaman sekolah. Dari pinggir Jalan Srimahi, akses masuk sekolah sudah tertutup oleh deretan bangunan rumah toko milik warga. Tidak ada pagar. Jalan masuk sekolah selebar sekitar 1 meter lebih yang cuma bisa dilewati kendaraan roda dua terjepit oleh sepetak tanah milik Balai Pengairan. Sejumlah kambing milik warga berkeliaran bebas persis di dalam halaman sekolah.

Ketika masuk di halaman sekolah, terlihatlah dari kisi-kisi kondisi plafon bangunan yang rusak parah. Seluruh plafon pada 6 ruangan kelas hancur bolong-bolong dan bahkan sebagian sudah copot. Sedangkan pada sisi kiri terlihat bangunan WC sekolah baik itu yang lama maupun yang baru berumur 2 tahun sudah hancur tak berfungsi. Adapun pintu-pintu ruangan kelas hanya berkunci gembok.

Sementara bagian jendela kaca sejumlah kelas sudah hancur sehingga siapapun dengan mudah masuk ke dalam kelas yang dindingnya penuh coretan-coretan vandalisme. Di dalam ruangan kelas hanya terdapat sedikit bangku. Bahkan pada ruangan kelas 6 sudah tidak ada bangku sama sekali. Sedangkan pada bagian atap beberapa kelas terlihat bolong besar di genteng sehingga di kala hujan air dengan deras bisa masuk ke ruangan kelas.

"Bangunan sekolah ini sejak 22 tahun lalu dibangun sampai sekarang belum pernah diperbaiki. Sedangkan kondisi sekolah yang makin rusak tanpa bangku dan meja telah berlangsung 5 tahun terakhir. Bangku dan meja yang sudah patah dan hancur harus dibakar karena bisa membahayakan," kata Suwandi, Guru SDN Sukadaya 02 kepada Media Indonesia, kemarin.

Dikatakannya pihak sekolah tidak pernah berpangku tangan. Lantaran setiap bulannya, selama 22 tahun, pihak sekolah selalu melaporkan kondisi kerusakan dan masalah sarana prasarana di sekolah itu ke pemerintah daerah. Bahkan proposal usulan untuk membangun total sekolah telah turut diserahkan.

"Setelah ramai ini, baru pada Rabu (24/8) lalu datanglah dari Dinas Pendidikan dan UPT Pembangunan ke sekolah. Mereka mengabarkan sekolah ini akan dibangun total karena sudah masuk anggaran pada 2023. Mereka minta sekolah ini janganlah terlalu disorot lagi," ungkap Suwandi.

Mendapatkan kabar terakhir itu, kata Suwandi, tentu saja pihak sekolah dan warga sekitar sangat senang. Pasalnya, terdapat 330 siswa yang merupakan warga dari Desa Sukadaya, Sukamaju, dan Srimahi. Impian warga, sekolah dibangun layak dengan dua lantai di areal tanah sekolah seluas 1.500 meter persegi dengan model seperti sekolah negeri lainnya. Apalagi APBD Kabupaten Bekasi tergolong sangat besar yakni mencapai Rp6,39 triliun.

"Sekarang ini terdapat 330 siswa. Kita bagi dua sesi rombongan belajar yakni pagi dan siang. Untuk jumlah siswa maksimal 28 orang setiap kelas. Mereka dipas-paskan duduk di bangku meja yang ada. Sedangkan kelas 6, harus rela belajar di kelas tanpa bangku dan meja," jelas Suwandi seraya menambahkan ada 18 tenaga pengajar termasuk kepala sekolah di SDN Sukadaya 02.

Sementara Jamin, Ketua RW 001 yang juga wali murid mengatakan sudah banyak keluhan warga yang khawatir terkait kondisi sekolah yang rusak parah tersebut. Bahkan ada warga memilih memindahkan anaknya ke sekolah lain walaupun berjarak cukup jauh dari rumahnya.

"Kami berharap pemerintah daerah segera memberikan perhatian dengan kondisi memprihatinkan sekolah ini. Kami ingin sekolah dibangun total karena sudah berumur 22 tahun dan tidak pernah diperbaiki," jelasnya.

Kondisi sekolah yang hancur dan kaca yang pecah menjadikan sekolah rentan dijarah. Menurut Jamin, terdapat beberapa kali kasus kehilangan di sekolah lantaran kondisinya yang tidak terawat itu.

Sementara itu, pihak terkait di pemerintahan daerah terkesan saling buang badan. Belum ada ketegasan terkait kepastian pembangunan total sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi Carwinda mengatakan pembangunan sekolah yang rusak merupakan tanggung jawab Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. Pihaknya, sebatas mengusulkan sekolah yang dibangun atau diperbaiki.

"Kalau bicara fisik bangunan, itu wewenang pembangunan ada di Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang. Jadi, kami hanya mengusulkan. Alokasi pembangunannya itu nanti ada di Dinas Cipta Karya," ujar Carwinda.

Sementara Plt Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Beni Saputra mengatakan pihaknya belum mengetahui terkait pembangunan sekolah di SDN Sukadaya 02.

"Kalau kami tugasnya hanya membangun. Untuk yang menentukan prioritas sekolah dibangun itu Dinas Pendidikan," ungkapnya. (OL-12)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat