visitaaponce.com

Simak, 2 Hal Ini Jadi Biang Kerok Tingginya Angka Kecelakaan di Jakarta

Simak, 2 Hal Ini Jadi Biang Kerok Tingginya Angka Kecelakaan di Jakarta
Petugas melakukan evakuasi truk bermuatan batu bara yang mengalami kecelakaan beruntun di Jalan Tol Dalam Kota, Jakarta(MI)

Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno turut menyoroti tingginya angka kecelakaan lalu lintas di DKI Jakarta.

Sebab berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di DKI Jakarta mencapai 7.133 kasus, yang menyebabkan 6.051 korban luka ringan, 668 luka berat dan 414 meninggal dunia.

Djoko menilai tingginya angka kecelakaan di DKI Jakarta didominasi oleh kendaraan roda dua.

Baca juga: Sepanjang 2022, 7.133 Kecelakaan Lalu Lintas Terjadi di Jakarta

"Memang angka kecelakaan DKI Jakarta itu masih sangat tinggi, di mana kendaraan roda dua tercatat paling banyak yang mengalami kecelakaan lalu lintas," katanya, saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (2/7).

Di mata Djoko, dominasi kendaraan roda dua dalam kasus kecelakaan di DKI Jakarta tidak terlepas dari para pengendara yang nekat berkendara tanpa memiliki SIM.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun Di Kendal Tewaskan 4 Pengendara Sepeda Motor

Bahkan ada juga beberapa pengendara yang mendapatkan SIM melalu 'jalur belakang' dan bukan ditempuh melalui jalur tes formal layaknya yang tertuang dalam peraturan perundang-undangan.

"Banyak pengendara motor yang tidak punya SIM tetapi mereka masih tetap nekat naik motor, padahal SIM itu kan kompetensi bagi para pengemudi. Jadi SIM dan motor jadi dua penyebab angka kecelakaan tertinggi selama ini," ujarnya.

Berdasarkan data dari PT Jasa Raharja, 77,29% kecelakaan lalu lintas yang terjadi didominasi oleh kendaraan roda dua, di mana 40,93 korban berasal dari usia produktif dan 32, 37% korban berusia pelajar dan mahasiswa.

Untuk mengatasi hal ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan sudah saat mulai menerapkan materi pendidikan karakter. Di mana isi dari materi salah satunya membahas tentang pemahaman tertib berlalu-lintas sejak dini.

"Kementerian Pendidikan seharusnya punya materi pendidikan karakter yang ada kaitannya dengan tertib berlalu lintas sejak dini. Jadi, anak-anak itu harus mulai dibiasakan dan ditanamkan pemahaman tentang tertib di jalan raya, seperti di Jepang mereka sudah punya hal seperti itu," tuturnya.

Djoko juga menyoroti proses pembuatan dan pengajuan SIM yang ada di negeri ini. Sebab tak jarang para pengendara mendapatkan SIM lewat "jalur belakang".

"SIM itu seharusnya dibuat susah untuk mendapatkannya, tetapi kalau di kita saat ini ketika tidak lulus bikin SIM tinggal bayar langsung lulus, begitulah realitanya saat ini," tutup Djoko. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat