Dinilai Terlalu Mahal, Pemerintah Harus Jelaskan Soal Tarif LRT Jabodebek
![Dinilai Terlalu Mahal, Pemerintah Harus Jelaskan Soal Tarif LRT Jabodebek](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/2b4f0b1fbe45e9fc1d8450ff2a4c33a5.jpg)
PENGAMAT transportasi dari Universitas Indonesia Alvinsyah mengatakan, pemerintah harus transparan dalam menetapkan tarif transportasi umum dalam hal ini LRT Jabodebek. Hal ini untuk menjelaskan kepada masyarakat alasan nilai tarif yang ditetapkan.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Perhubungan menentukan tarif dasar kereta ringan itu adalah Rp5 ribu dan Rp700 untuk setiap kilometernya. Dengan total rute 27,3 km dari Harjamukti ke Dukuh Atas, maka penumpang harus membayar Rp24 ribu.
"Jadi untuk menjawab pertanyaan ya dikembalikan saja kepada pemerintah untuk menjelaskan secara gamblang dan rinci sekaligus untuk mengedukasi publik untuk kebijakan besaran tarif LRT Jabodebek," kata Alvinsyah saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (23/7).
Baca juga : Uji Coba LRT Jabodebek Disetop Sementara
Menurut dia, jika tidak dijelaskan, warga tidak akan mampu melihat kesesuaian antara tarif, jenis moda, hingga jaraknya. Terlebih, setiap moda transportasi memiliki perhitungan bisnisnya masing-masing sehingga tidak dapat dibandingkan satu sama lain.
"Secara bisnis merupakan kelaziman kalau ada perbedaan tarif untuk setiap jenis sistem/moda, karena pada dasarnya berbasis analisis dan perhitungan yang meliputi berbagai aspek seperti biaya infrastruktur, teknologi, sistem, waktu pembangunan, dan operasinya," jelasnya.
Baca juga : Beroperasi 18 Agustus, LRT Jabodebek Diperkirakan Angkut 137 Ribu Penumpang Per Hari
Ia juga menjelaskan bahwa dalam menentukan tarif layanan publik selalu ada dua jenis yaini tarif teknis serta tarif publik. Keduanya sudah diputuskan berbasis perhitungan seperti komponen teknis hingga kemampuan warga untuk membayar dan kemampuan pemerintah untuk mensubsidi.
"Tarif publik biasanya ditetapkan berdasarkan hasil kajian terhadap berbagai hal yang dijelaskan di atas. Jadi apakah mahal atau murah menjadi relatif dan tidak bisa dibanding bandingkan begitu saja," ujarnya.
"Tarif layanan angkutan umum memang selalu dilematis. Terlalu mahal, sebagian besar masyarakat tidak mampu membayar. Tarif diturunkan maka beban subsidi membengkak yang pada akhirnya menjadi beban anggaran pemerintah dan notabene uang publik juga," paparnya. (Z-4)
Terkini Lainnya
Turun Harga! Naik LRT Jabodebek Maksimal Cuma Rp10.000 di Luar Jam Sibuk
Sebulan Beroperasi, 1,4 Juta Masyarakat Telah Menjajal LRT Jabodebek
Luhut Sebut Tiket LRT Bali Hampir Rp50 Ribu
Catat! Mulai 28 Agustus LRT Jabodebek Layani Penumpang di 18 Stasiun
Kemenhub Umumkan Tarif Subsidi LRT Jabodebek
Pakar Nilai Wajar Tarif LRT Jabodebek Dipatok Rp10 Ribuan
PSI Jakarta Barat Usul Enam Nama Calon Gubernur, Ada Deddy Corbuzier
Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Masuk Kategori Sedang
Fenomena Bulan Baru, Waspadai Banjir Rob di Pesisir Jakarta sampai 9 Juli 2024
PKB Pertimbangkan Duet Anies Baswedan-Andika Perkasa di Pilgub DKI Jakarta
Heru Budi Ungkap Rencana saat tak Lagi Jadi Pj Gubernur DKI Jakarta
Sering Bertemu Megawati Soekarnoputri, Heru Budi Ungkap Isi Pembicaraan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap