visitaaponce.com

Pakar Nilai Wajar Tarif LRT Jabodebek Dipatok Rp10 Ribuan

Pakar Nilai Wajar Tarif LRT Jabodebek Dipatok Rp10 Ribuan
Petugas berada di pintu peron Stasiun LRT Jabodebek Dukuh Atas, Setiabudi, Jakarta.(MI/USMAN ISKANDAR )

PAKAR transportasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono menilai wajar tarif kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) dipatok seharga Rp10.425 untuk rute terdekat dan Rp29.400 untuk rute terjauh.

Sonny mengungkapkan, bila tanpa diberikan subsidi dalam bentuk public service obligation (PSO), tarif LRT Jabodebek bisa menembus Rp50 ribu per orang untuk jarak terjauh.

"Lumayan besar subsidinya jika tarif dipatok menjadi Rp10 ribuan. Besaran ini saya kira cukup jika dilihat segmen pengguna LRT yang berbeda dengan segmen pengguna kereta rel listrik (KRL))," ujar Sony saat dihubungi, Senin (24/4).

Baca juga : Sebulan Beroperasi, 1,4 Juta Masyarakat Telah Menjajal LRT Jabodebek

LRT Jabodebek memiliki tiga lintasan kereta dengan 18 titik atau stasiun pemberhentian. Lintasan tersebut adalah Cawang-Cibubur (Stasiun Harjamukti), Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi Timur (Stasiun Jatimulya).

Jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya, tarif LRT Jabodebek yang akan diterapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terbilang lebih mahal. Misalnya, dibandingkan dengan tarif KRL dari Stasiun Manggarai ke Bekasi dipatok Rp3.000, lalu dengan berkendara melalui jalan Tol Jakarta-Cikampek dari ruas Jakarta IC ke Bekasi Timur senilai Rp7.000.

Namun, Sony mengatakan tarif LRT Jabodebek yang lebih mahal itu disebabkan tingginya biaya investasi untuk angkutan kereta, termasuk dalam perawatan sarana dan prasarana.

Baca juga : Kemenhub Siapkan Aplikasi Pemesanan Integrasi Tiket Angkutan Umum, Pertama di Dunia

"Ini berbeda dengan jalan tol, karena untuk biaya operasional kereta saja tinggi. Jadi, wajar (tiket LRT) ini lebih mahal," jelasnya.

Selain itu, mahalnya tiket LRT Jabodebek juga mempertimbangkan rute yang panjang hingga 44,43 kilometer (km).

Sonny menambahkan dengan hadirnya LRT Jabodebek, pemerintah tengah mengupayakan strategi push (dorong) dan pull (tarik) untuk mengoptimalkan masyarakat menggunakan transportasi umum.

Baca juga : Masyarakat Bisa Ikut Uji Coba LRT Jabodebek Gratis pada 12 Juli

"Beda dengan jalan tol, kebutuhan penggunanya sudah ada. Sedangkan untuk kereta, kebutuhannya tidak bisa begitu saja. Harus dipaksa dan ditumbuhkan," tutupnya.

Sebelumnya, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Risal Wasal menjelaskan akan diberlakukan tarif progresif pada LRT Jabodebek. Untuk satu kilometer pertama dikenakan tarif Rp3.000. Kemudian, kilometer selanjutnya tarif yang dipasang sebesar Rp825.

Sehingga, untuk jarak terdekat di bawah 10 km akan dikenakan tarif sebesar Rp10.425 dan jarak terjauh di atas 20 km dikenakan tarif Rp29.400. Penerapan tarif ini tengah menunggu penetapan dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Baca juga : Bertemu Menteri Korsel, Menhub Budi Karya Bahas Penyelesaian Studi Proyek LRT Bali

"Kita tunggu saja permenhub-nya. Insya Allah dalam waktu dekat (terbit)," ucapnya kepada wartawan. (Ins/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat