visitaaponce.com

Polusi Udara Jakarta, Warga Mulai Khawatirkan Kondisi Kesehatan

Polusi Udara Jakarta, Warga Mulai  Khawatirkan Kondisi Kesehatan
Polusi udara menyelimuti kawasan Kota Jakarta(MI / Usman Iskandar)

BURUKNYA kualitas udara di Jakarta akhir-akhir ini mengakibatkan sejumlah warga khawatir akan kondisi kesehatan mereka.

"Itu bahaya dong pasti, apalagi itu kan penyakit ke saluran pernafasan," kata Rumondang 23, (13/8).

Bagi perempuan asal Mampang Prapatan, Jakarta Selatan itu polusi udara akhir-akhir ini memang cukup mengkhawatirkan. Bahkan, lanjut dia, sejumlah pemberhentian di sejumlah media yang memberitakan soal bahaya polusi udara bagi tubuh.

Baca juga : Petugas Lapangan Perlu Dapat Insentif Karena Terpapar Polusi Udara

"Kalau ditanya takut apa enggak, ya takut. Apalagi kan pemberhentiannya semasif itu. Isi-isi beritanya juga tentang dampak, bahayanya, itu menakutkan sih," sebutnya.

Baca juga : KLHK Dukung Tilang Bagi Kendaraan Belum Uji Emisi

Lebih lanjut, Rumondang mengatakan bahwa masalah polusi udara merupakan masalah yang cukup kompleks. Sebab, menurutnya terdapat banyak faktor penyebab terjadinya polusi udara.

"Karena ini banyak hal kan kalau soal polusi udara ini, mulai dari banyaknya kendaraan, transportasi umum, tata kota, ruang terbuka, yang gitu-gitu itu kan sebenarnya hal berbeda tapi saling berkaitan dalam satu permasalahan itu," sebutnya.

"Tapi aku pikir, ini harusnya tanggung jawab pemerintah juga ya, bukan hanya tanggung jawab warga," imbuhnya.

Dalam upaya pencegahan paparan polusi udara, Rumondang mengatakan bahwa pihaknya pun selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan.

"Pakai masker, kapan aja dan dimana aja akhirnya pakai masker lagi setelah pandemi covid-19 ya," pungkasnya.

Senada dengan Rumondang, Fahmi 28 pun merisaukan soal buruknya udara di Jakarta. Bagi yang berasal dari Pasar Rebo, Jakarta Timur, buruknya kualitas udara Jakarta akhir-akhir ini cukup mengancam kesehatan.

"Takut lah, apalagi saya punya anak yang usianya masih dua bulan ya," kata Fahmi (13/8).

"Jadi kalau mau dibawa keluar tuh jadi harus lebih hati-hati gitu. Walaupun hanya sekadar di teras," sambungnya.

Fahmi pun menyebutkan bahwa polusi udara ini menjadi tanggung jawab pemerintah. Ia menyebutkan seharusnya pemerintah dapat mengeluarkan peraturan yang jelas guna menekan polusi udara.

"Yang jelas gitu, misalnya mengarahkan penggunaan transportasi umum ya harus jelas. Pemerintah juga harus bisa mendorong kebijakan WFH (work from home) supaya mobilitas dibatasi dan akhirnya menurunkan polusi," sebutnya.

Diberitakan sebelumnya, Meningkatnya polusi udara di Jakarta dipengaruhi berbagai sumber emisi, baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta. Oleh karena itu, Pemprov DKI terus berupaya untuk memperbaiki kualitas udara di Jakarta melalui berbagai program.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, berbagai upaya untuk mengurangi sumber polusi di Jakarta telah dilakukan. Seperti mengganti bus-bus yang menghasilkan polusi tinggi dengan yang lebih ramah lingkungan, penerapan kebijakan ganjil genap, kebijakan disinsentif tarif parkir bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi, pendataan kawasan, serta perluasan dan optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH).

Selain itu, Pemprov DKI juga menggencarkan penanaman pohon yang dilakukan setiap Selasa atau Jumat. Sejak Oktober 2022 hingga Juli 2023, Dinas serta Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota telah menanam sebanyak 10.474 pohon dan akan terus bertambah. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat