Sebagian Besar Sapi Kurban di Sulsel Berasal dari NTB
![Sebagian Besar Sapi Kurban di Sulsel Berasal dari NTB](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/7353bd70eed22d808b37928de787abaf.jpg)
MENJELANG Idul Adha, sudah ratusan bahkan ribuan sapi kurban terjual di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel). Dan ternyata, sapi-sapi tersebut, sebagian besar berasal dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Meski demikian, semuanya dinyatakan dalam kondisi sehat.
Hal itu diungkapkan Direktur Operasional Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Kota Makassar, Wahyudin Kasim.
"Sapi yang masuk sudah dilakukan pemeriksaan, dilengkapi dengan barcode yang ada di telinga. Jika kita scan itu barcode akan terbaca berat sapi, terus umur terus asal sapi," ungkapnya, Selasa (11/6).
Baca juga : 6 Syarat Sah Hewan Kurban yang Harus Dipenuhi dalam Islam
Dia pun meyakinkan masyarakat, agar tidak ragu memotong hewan kurbannya di RPH. Pasalnya, sudah ada berbagai fasilias halal yang dibuktikan dengan sertifikasi halal.
"Kami juga dibekali dengan para pemotong yang memang sudah terakreditasi. Sudah ditangani langsung oleh dari Dinas Perikanan dan Pertanian yang yang memang ahli di bidang pemotongan hewan," kata Wahyudin.
Untuk mendapatkan sapi kurban khususnya, di sepanjang Jalan Letjen Hertasning, perbatasan Kota Makassar dan Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, berjejer penjualan hewan kurban.
Baca juga : Ini Berat Sapi Raksasa Asal Subang yang Dipilih Jokowi untuk Kurban
Salah satu penjual sapi kurban, Daeng Rate (47) mengaku telah menjual lebih dari 20 ekor sapi sejak sepekan terakhir. Sapi yang paling banyak peminatnya adalah jenis sapi Simental dan sapi Bali.
"Kalau bos-bos yang berduit paling suka beli sapi lokal karena besar dan unik. Kalau yang lainnya biasanya sapi Bali banyak juga yang suka," aku Daeng Rate.
Harga juga bervariasi, mulai dari belasan juta hingga puluhan juta. Harga tergantung jenis, bobot, dan kondisi sapi. Sapi dengan bobot 300 kg, dibanderol dengan harga Rp55 juta.
Baca juga : Jelang Idul Adha, Harga Sapi dan Kambing Alami Kenaikan
Sapi bobot 400 kg seharga Rp75 juta hingga Rp80juta per ekor. Dan sapi bobot 70 kg seharga Rp14 juta hingga Rp15 juta per ekor.
"Sapi-sapi ini, sebelum dijual sudah diperiksa oleh tim kesehatan hewan. Sapi-sapi juga rutin dicek kesehatan seperti disuntik vitamin. Jadi tidak sembarangan membeli sapi lain di luar daerah. Ada juga sapi-sapi yang diternakkan di Malino, Kabupaten Gowa," ungka Daeng Rate.
Sementara itu, Ade Saputra,(40), warga Bumi Tamalanrea (BTP) Makassar mengaku memilih membeli sapi di pedagang sapi dadakan yang selalu ada setiap tahun. "Sapi di sini juga ad pemeriksaab kesehatannya, jadi tidak perlu khawatir," pungkasnya. (LN)
Terkini Lainnya
Ibunda Naja Hafiz Indonesia Meninggal Dunia
Polres Lombok Timur Tangkap Pembunuh Istri di Rumah Ibu Tiri
Mentan Amran Mengajak Vietnam Investasi di Peternakan Sapi Perah Indonesia
Geger, Ular Piton Sepanjang 8 Meter Mangsa Sapi
Program Susu Gratis Prabowo Dinilai akan Andalkan Impor
Bangkai Sapi Ditemukan di Bawah Jembatan Semarang
PKS DKI Jakarta Sebar Ribuan Paket Hewan Kurban
PKS Targetkan Penyaluran 2 Juta Paket Daging Kurban
Pezeshkian dan Babak Baru Politik Iran
Hamzah Haz Politisi Santun yang Teguh Pendirian
Wantimpres jadi DPA: Sesat Pikir Sistem Ketatanegaraan
Memahami Perlinsos, Bansos, dan Jamsos
Menyempitnya Ruang Fiskal APBN Periode Transisi Pemerintahan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap