visitaaponce.com

Mengandung Bakteri, 25 Ton Kentang asal Skotlandia Dimusnahkan

Mengandung Bakteri, 25 Ton Kentang asal Skotlandia Dimusnahkan
Pemusnahan 25 ton kentang berbakteri asal Skotlandia(MI/Akhmad Safuan)

SEBANYAK 25 ton dalam satu kontainer kentang asal Skotlandia dimusnahkan oleh Kementerian Pertanian Balai Karantina Kelas 1 Semarang. Hal tersebut lantaran kentang tersebut mengandung bakteri Pectobacterium atrosepticum yang tidak pernah ada di Indonesia.

Pemantauan Media Indonesia, puluhan ton kentang asal Skotlandia yang dimuat dalam tiga truk dibongkar di kantor pemusnahan Balai Karantina Kelas 1 Semarang di Karangroto, Genuk Semarang, kemudian ditumpuk dalam lubang sebesar 5x10 meter kedalaman 5 meter yang telah dipersiapkan di tanah kosong belakang kantor.

Setelah ditumpuk merata, lima pekerja langsung menutup dengan kulit padi dan menyiramnya dengan minyak solar. Dalam hitungan detik Kepala Balai Karantina Kelas 1 Semarang Wawan Sutian bersama dua petugas langsung menyulutkan api ke tumpukan kentang tersebut.

Api pun berkobar membakar 25 ton kentang asal Skotlandia, setelah terlihat gosong, petugas kembali menimbun dengan tanah hingga rata.

Baca juga: Embun Beku Matikan Tanaman Kentang di Dieng

Wawan mengatakan puluhan ton kentang asal Skotlandia tersebut merupakan hasil operasi pada Februari 2019, kentang yang rencananya untuk budi daya tersebut sengaja dimusnahkan karena mengandung bakteri Pectobacterium atrosepticum yang belum ada di Indonesia.

"Ada bintik hitam di bagian dalam, sedangkan di bagian luar kulit mulai tumbuh akar yang juga menghitam," ujar Wawan, Rabu (27/3).

Setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium, lanjut Wawan, kentang dinyatakan cukup berbahaya karena dapat menular ke benih kentang lainnya, sehingga pemilik (importir) diberikan dua opsi yakni mengembalikan ke negara asal atau dimusnahkan. Pemilik pun memutuskan dimusnahkan karena pertimbangan efesiensi dan biaya.

"Tugas kita adalah memastikan barang pertanian itu aman, karena jika dibiarkan dapat membahayakan dan belum ada penangkalnya," tuturnya.

Menurut keterangan pemilik, kentang itu pertama kali diimpor dan rencananya akan dipergunakan untuk bibit budi daya.

"Setelah dibudidayakan baru hasilnya akan dijual untuk konsumsi," ungkap Wawan menirukan pernyataan pemilik.

Wawan pun menegaskan Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Kelas 1 Semarang telah mengirimkan surat protes kepada Skotlandia dan kedutaan, terkait dengan masuknya benih kentang berbakteri tersebut. Sehingga ke depan tidak akan ada lagi pengiriman benih kentang yang mengandung bakteri.(OL-5)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat