Keraton Berharap Benda-Benda Bersejarah Dikembalikan
![Keraton Berharap Benda-Benda Bersejarah Dikembalikan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2020/03/d218d2170c8a4f7eb9baa8051a9e8ea7.jpg)
RAJA Belanda Willem-Alexander dan Ratu Maxima Zorreguita Cerruti menyambangi keraton, Candi Prambanan, dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, kemarin, dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Indonesia.
Di Keraton Yogyakarta, keduanya diterima Sri Sultan Hamengku Buwono X, permaisuri GKR Hemas, dan para putri sekitar pukul 11.00 WIB. Raja dan Ratu Belanda disuguhi tarian Beksan Lawung Jajar di tratag Bangsal Kencono, lalu beramah-tamah dan menikmati makan siang di Bangsal Manis.
Sekitar 2,5 jam Raja dan Ratu Belanda berada di Keraton Yogyakarta. "Beliau untuk kedua kalinya kembali ke sini. Kalau dulu (1995) ikut ibunya, Ratu Beatrix, sekarang datang sendiri sebagai raja bersama queen," kata Sri Sultan.
Dalam kunjungan tersebut, imbuhnya, rombongan Raja Belanda hanya beramah-tamah. Dirinya juga tidak membahas benda-benda sejarah milik Keraton Yogyakarta yang masih disimpan di Belanda. "Tadi yang dialog (GKR) Mangkubumi (untuk penjajakan kerja sama).''
GKR Mangkubumi tahun lalu pernah diundang ke Belanda saat pembukaan museum yang berisi naskah-naskah dari Indonesia di Leiden. Sri Sultan pun berharap benda-benda bersejarah milik Keraton Yogyakarta bisa dikembalikan. Tidak hanya keris Pangeran Diponegoro yang sudah dikembalikan, tetapi juga naskah-naskah keraton yang masih disimpan di Belanda.
Selain di Keraton Yogyakarta, rombongan Raja Belanda juga mengunjungi Kampung Cyber UGM dan Candi Prambanan.
Rektor UGM Panut Mulyono mengatakan kunjungan Raja Belanda ke kampusnya kian mempererat hubungan Belanda dan Indonesia. Ikatan sejarah kedua negara begitu kuat dan bukti ikatan itu dapat dijumpai dalam bentuk tradisi, bahasa, dan arsitektur.
"Kerja sama di bidang pendidikan juga merupakan tradisi panjang kedua negara dengan banyaknya kolaborasi antara UGM serta perguruan tinggi lainnya di Indonesia dan institusi terkait di Belanda," terang Panut.
Kedatangan Raja Belanda juga dimanfaaatkan para peneliti UGM dari tiga disiplin ilmu, yaitu kesehatan, biologi, dan hukum, untuk mempresentasikan kerja sama dengan institusi di Belanda.
Di bidang kesehatan, misalnya, perwakilan UGM menyajikan kerja sama yang telah dilakukan dengan berbagai lembaga di 'Negeri Kincir Angin', salah satunya dengan Queen Maxima Hospital. (AT/UL/X-8)
Terkini Lainnya
Peluang Perawat asal Indonesia Berkarier di Belanda Terbuka Lebar
Belanda Optimis Bisa Menang dari Prancis di Euro 2024, Ronald Koeman: Kami di Level Jerman
Euro 2024: Mbappe Kembali Latihan dengan Hidung Diperban
Euro 2024: Presiden Federasi Prancis Ungkap Situasi Mbappe Menunggu Keputusan Dokter
De Ligt Optimis Belanda Bisa Melangkah Jauh di Euro 2024
Jadwal Pertandingan Grup D Euro 2024
Sri Sultan Berharap Tradisi Mudik Dapat Terus Dijaga
Kemendikbudristek dan Komisi X DPR Bentuk Tim Kerja Pengembalian Manuskrip Milik Sultan HB II Peristiwa Geger Sepehi
Penurunan Angka Kemiskinan di DIY Belum Sesuai Target
Yogyakarta Gelar Pesta Kembang Api saat Libur Natal dan Tahun Baru
Sri Sultan Dorong Peran Warga Cegah Peredaran Narkoba
Warga Desa Karanggeneng Tidak Mau Jadi Tempat Pembuangan Sampah, Ini Alasannya
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap