visitaaponce.com

Pemprov Bali Minta Wartawan Perhatikan Akurasi Berita Covid-19

Pemprov Bali Minta Wartawan Perhatikan Akurasi Berita Covid-19
Ilsutrasi(MI/Vicky G)

PEMPROV Bali meminta wartawan berhati-hati atas pemberitaan negatif terkait vaksinasi Covid. Sebab dapat menimbulkan keresahan di masyaralat. Hal ini menanggapi pemberitaan adanya korban meninggal usai mendapatkan vaksinasi Covid 19 jenis AstraZeneca.

"Sangat disayangkan banyak sekali pemberitaan yang mengatakan bahwa ada korban meninggal akibat vaksin, padahal belum ada penjelasan resmi dari pihak yang berkompeten tentang itu, namun sudah diberitakan orang tersebut meninggal karena vaksin. Untuk itu saya meminta agar awak media lebih cermat dalam pemberitaan dan membantu mengedukasi masyarakat melalui berita yang berasal dari sumber dan data yang dapat dipercaya," ujar Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi Bali Gede Pramana, Rabu (26/5)

Pemerintah beserta stake holder terkait, lanjut Pramana, terus berupaya keras mengupayakan ketersediaan vaksin  yang aman di tengah masyarakat. Itu
sebagai salah satu cara untuk keluar dari pandemi di samping penerapan prokes yang ketat.

Ia meminta masyarakat agar selalu mencari informasi baik itu terkait Covid-19 maupun vaksinasi dari situs-situs resmi yang disediakan oleh pemerintah sehingga informasi yang didapatkan akurat dan dapat dipertangungjawabkan.

Hal senada juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya. Pihaknya sangat menyayangkan beredarnya pemberitaan ada korban meninggal akibat vaksin Covid-19, sayangnya tanpa berdasarkan data ataupun informasi yang akurat.

Dinas Kesehatan Bali merilis hasil Autopsi Verbal Kronologis meninggalnya Abdullah Malanua (44) yang diberitakan meninggal setelah mendapatkan  vaksinasi Astra Zeneca. Korban yang berprofesi sebagai tukang jahit ini sudah sakit kurang lebih dari seminggu yang lalu dan hanya istirahat di kamar, jarang keluar apalagi bekerja.

Sakit yang dikeluhkan adalah sakit kepala yang terus-menerus bahkan kadang kadang almarhum sampai muntah-muntah, dan keringat dingin. Almarhum juga dikatakan memang memiliki riwayat penyakit  tekanan darah tinggi, diabetes dan kolestrol.

Pada saat almarhum ikut vaksin, semua proses screening dan lain sebagainya sudah dilakukan dan kondisi beliau saat itu memungkinkan untuk mendapatkan
vaksin. Kemudian dua hari setelah vaksin beliau ditemukan meninggal.

"Kita tidak bisa menyimpulkan kalau beliau meninggal karena vaksin. Setelah vaksin ada observasi dan beliau baik baik saja. Jadi jangan sedikit-sedikit
ada orang meninggal dikaitkan dengan Covid atau ada yang  meninggal setelah beberapa harinya mendapatkan vaksin dikaitkan meninggal karena vaksin. Mari kita cari dulu data yang akurat dari orang yang kompeten sebelum kita memberitakan ke tengah masyarakat, dengan demikian informasi tidak bias dan
timbul rasa khawatir dari masyarakat untuk vaksin," tuturnya. (OL-13)

Baca Juga: Kampus Unimal Lhokseumawe Ditutup Sementara

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Muhamad Fauzi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat