visitaaponce.com

Sambas Tingkatkan Perekonomian Berbasis Sumber Daya Alam

Sambas Tingkatkan Perekonomian Berbasis Sumber Daya Alam
Jeruk madu atau jeruk siam merupakan komoditas andalan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat terus dibudidayakan sebagai produk unggulan.(FOTO ANTARA/Jessica Wuysang)

PERBAIKAN perekonomian berbasis geografis dan sumber daya alam (SDA) menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini dikemukakan bupati terpilih Kabupaten Sambas Satono kepada awak media di Jakarta, Selasa (25/5).

"Kami akan mengembangkan tiga sektor potensial, yaitu sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata. Karena secara geografis, SDA, dan budaya, Kabupaten Sambas memiliki keunggulan komparatif untuk dikelola dan diolah secara kompetitif," kata Satono.

Tantangan bagi Kabupaten Sambas adalah bagaimana berbagai SDA tersebut dikembangkan untuk meningkatkan nilai ekonomi dengan pengembangan hilirisasi dan membangun sektor pengolahannya.

"Selama ini, banyak hasil hortikultura melimpah ruah di musim panen namun warga kurang memperoleh manfaat karena harganya jatuh," lanjut Satono yang akan dilantik menjadi bupati pada 14 Juni 2021.

Kabupaten Sambas memiliki luas wilayah 6.395,70 km2 atau 639.570 ha. Area itu merupakan 4,36% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Barat dan kabupaten dengan penduduk terbesar kedua di Kalimantan Barat. Kabupaten Sambas yang berada di pantai barat paling utara berbatasan dengan Malaysia Timur (Sarawak) dan Laut Natuna memiliki potensi ekonomi yang bisa dikembangkan terutama di sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata.

"Kami memiliki banyak komoditas hortikultura yang produktif. Misalnya jeruk siam dengan produksi di atas 1,2 juta ton per tahun. Komoditas lain yang juga besar potensinya ialah pisang, rambutan, dan durian. Sedangkan di sektor peternakan, kami memiliki potensi peternakan sapi, ayam, dan itik," ujar Satono.

Adapun sektor perikanan baik laut maupun budidaya memiliki potensi yang juga besar dengan panjang garis pantai 198,76 km dan kemampuan menghasilkan ikan setiap tahun di atas 20.000 ton.
Akan halnya pariwisata juga penting karena menumbuhkan kegiatan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan strategis dalam menarik wisatawan negara tetangga yang secara geografis lebih dekat dengan Kabupaten Sambas selain juga menarik wisatawan dari daerah lain di Indonesia.

"Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, kami tentunya akan memperbaiki kualitas birokrasi menjadi lebih efektif dalam menfasilitasi kepentingan warga maupun investor yang ingin berperan dalam perekonomian," ungkap Satono.

Kejayaan jeruk siam

Pada sisi lain, Pemprov Kalimantan Barat melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura terus melakukan upaya untuk mengembalikan kejayaan jeruk siam Sambas.

"Jeruk siam Sambas atau lebih dikenal jeruk siam Pontianak sempat berjaya pada 1992. Namun, saat ini dari luasan dan produksi turun. Untuk itu perlu dikembalikan kejayaannya karena merupakan komoditas unggulan tanaman hortikultura Kalbar," tutur Kepala Dinas Tanaman
Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum.

baca juga:

Menurut Anum, dari sisi budidaya dan teknologi untuk jeruk siam Sambas sudah tidak masalah. Hanya perlu menghadirkan panen yang terus menerus sepanjang musim.

"Selama ini waktu musim panen sama sehingga hasilnya menumpuk. Dengan pasokan buah yang membanjir maka harga bisa turun dan pendapatan petani juga turun," kata Anum.

Ia menyatakan pengembangan agar jeruk siam Sambas bisa hadir setiap saat telah dikembangkan teknologi buah berjenjang sepanjang tahun dengan luasan percobaan 1.000 ha pada 2021. (Ant/N-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat