Arus Mudik Meulaboh-Simeulue Membeludak, ASDP Tambah Trip Penyeberangan
ARUS mudik penyeberangan dari Kuala Bubon, Meulaboh Kabupaten Aceh Barat-Sinabang, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh, mulai ramai pada Minggu (24/4). Itu sebabnya sebagian pemudik yang sudah menunggu sejak Sabtu malam harus berebut membeli tiket keberangkatan di pelabuhan Kuala Bobon.
Sesuai laporan yang diperoleh Media Indonesia, sekitar 200 pemudik menunda keberangkat pada Minggu karena tidak dapat naik kapal motor penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang. Pasalnya, kapasitas angkutan KMP Teluk Sinabang itu hanya berkisar 300 hingga 400 penumpang.
Sedangkan jumlah pemudik yang ingin menaiki kapal mencapai sekitar 600 orang. Setelah dikurangi jumlah kendaraan roda empat, penumpang yang tertampung untuk keberangkatan sebanyak 457 orang. Pihak ASDP (Angkutan Sungai dan Penerangan) Cabang Singkil tidak mungkin mengangkut melebihi kapasitas demi untuk kenyamanan dan keselamatan perjalanan laut.
Manajer Usaha ASDP Cabang Singkil, Agus Ramdani, kepada Media Indonesia mengatakan untuk menampung semua pemudik tujuan kepulauan Simeulue pihaknya hari ini (Senin) menambahkan satu trip penyeberangan KMP Teluk Singkil. Penambahan trip kapal berkapasitas sekitar 300 penumpang ini berlayar dari pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan, tujuan Sinabang, Kabupaten Simeulue.
"Karena posisi Labuhan Haji berada ditengah antara pelabuhan Singkil dan pelabuhan Kuala Bubon, Aceh Barat. Lalu lebih dekat yaitu sekitar 80 mil ke Sinabang, Kepulauan Simuelue. Bagi yang ingin berangkat silakan bergeser melalui pelabuhan Labuhan Haji," tutur Agus Ramdani.
Baca juga: Ini Penyebab Kebakaran Kapal Bantuan Pemkab Sikka
Edi Saputra, staf operasional ASDP Singkil Meulaboh, mengatakan lonjakan penumpang mudik dari pelabuhan Kuala Bubon, Meulaboh-Sinabang, pada Minggu sebagian besar ialah mahasiswa yang ingin pulang dari daratan Aceh dengan tujuan Kepulauan Simeulue. Selama ini mereka menimba ilmu pada beberapa lembaga perguruan tinggi di Meulaboh Aceh Barat dan Banda Aceh.
Mereka memilih mudik lebih awal karena menuju Pulau Simeulue membutuhkan waktu lama hingga dua hari menggunakan kendaraan darat. Lalu mereka harus menaiki kapal penyeberangan Samudra Hindia ke Simeulue. "Selain lebih leluasa, perjalanan juga bisa lebih lama bersama keluarga di kampung," tutur Edi Saputra. (OL-14)
Terkini Lainnya
Cuaca Buruk Selat Malaka Pengaruhi Harga Ikan di Aceh
Kecelakaan Maut di Ruas Tol Sigli-Banda Aceh, 3 Tewas dan 4 Luka-luka
Puluhan Hektare Sawah di Aceh Terancam Gagal Panen Akibat El Nino
Mendagri Tito: Dana Pengawasan Pilkada di 23 Daerah Aceh belum Terealisasi
Agus Fatoni Bahas Kesiapan PON 2024 dengan Kemenpora
Petani Cabai di Aceh Kembali Alami Gagal Panen
Layanan Penyeberangan Arus Balik dari Simeulue Mulai Beroperasi Rabu
Covid Mereda, Pemda Minta Bandara Lasikin Kembali Dioperasionalkan
Perdana, Ekspor Gurita Aceh ke Jepang Senilai Rp885 Juta
Banjir Terjang Enam Kecamatan di Pulau Simeulue
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap