visitaaponce.com

Ramadan, SLB AC Dharma Wanita Mengajar Siswa Menulis Al Quran

Ramadan, SLB AC Dharma Wanita Mengajar Siswa Menulis Al Quran
Sejumlah siswa SLB di Sidoarjo mengikuti pelatihan menulis Alquran(MI/HERI SUSETYO)

SEKOLAH Luar Biasa (SLB) AC Dharma Wanita Sidoarjo, Jawa Timur, mengisi kegiatan positif di bulan suci Ramadan dengan mengajarkan anak berkebutuhan khusus (ABK) menulis Alquran, Selasa (11/4).

Edukasi menulis Al Quran itu menggandeng Rumah Syaamil Quran bersama Akademi Amal. Sementara peserta yang mengikuti pelajaran menulis Al Quran ada 22 siswa.

Mereka dari sembilan SLB lain di Sidoarjo. Setiap SLB mengirim dua siswa. Sementara empat sisanya adalah siswa SLB AC Dharma Wanita Sidoarjo.

Kepala Sekolah SLB AC Dharma Wanita Sidoarjo, Purwanto, mengatakan, edukasi dan pengajaran menulis Al Quran itu untuk memberikan hak ABK untuk lebih mengenal Al Quran. "Jadi yang selama ini anak berkebutuhan khusus yang kurang atau tidak diajarkan orang tua nya dalam mengenal dan menulis Al Quran, hari ini kita fasilitasi."

Purwanto menambahkan, tujuan pengajaran menulis Al Quran ini untuk memupuk kecintaan ABK terhadap Al Quran. Karena Al Quran adalah pedoman bagi semua manusia.

Seluruh peserta ini juga mendapatkan mushaf tulis, agar bisa dipelajari siswa di rumah. Mushaf tulis merupakan inovasi baru pembelajaran Al Quran untuk segala usia, dari balita hingga orang tua.

"Edukasi penulisan Al Quran ini perdana dengan menggandeng mitra dan sekolah lain. Ke depan akan kita perkuat untuk menjadi kegiatan tahunan," kata Purwanto.

Sementara Ustadzah Indri Novita, 39, perwakilan dari Syaamil Quran mengatakan, Al Quran adalah sebuah keistimewaan yang diturunkan Nabi Muhammad SAW. Al Quran ini diturunkan untuk semua golongan termasuk ABK.

"Tingkat kesulitannya sendiri untuk penulisan, insyaallah akan mampu diikuti anak-anak istimewa ini," kata Ustadzah Indri.

Ustadzah Indri menambahkan, penulisan Al Quran ini menggunakan metode follow the line untuk mempermudah ABK. Anak-anak spesial tersebut tinggal mengikuti garis tipis yang sudah ada di mushaf dengan menebalkannya. Indri menegaskan, menulis Al Quran juga bisa menjadi obat untuk mata yang kurang terang, sekaligus obat untuk ABK baik dari segi psikologis maupun fisik.

Untuk hasil dari penulisan siswa ABK, pihaknya mengaku menilai dari harakat dan pembacaan yang benar. Jadi setelah ditulis, siswa diminta membacanya. Apabila belum bisa membaca, akan dibacakan orang pendamping.

"Jadi kalau bisa dibaca, berarti nulis Al Quran-nya sudah benar," kata Indri.

Dia berharap melalui apa yang diajarkan ABK dapat lebih mengenal Al Quran tidak hanya menulis dan membaca, sekaligus mengamalkan nilai di dalamnya. Ditambahkan Indri, menulis dan membaca satu huruf Al Quran sama dengan melakukan sepuluh kebaikan.

"Bisa dibayangkan berapa kebaikan yang kita lakukan. Kami sangat bersyukur bisa bersyiar dan memberikan manfaat kepada anak-anak istimewa ini," pungkas Indri. (N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat