visitaaponce.com

Sekolah tak Biasa untuk Anak Istimewa

Sekolah tak Biasa untuk Anak Istimewa
Anak-anak berkebutuhan khusus tengah belajar di Sekolah Khusus Anak Mandiri.(MI/Nunuy)

CLIVE Verrell berulang-ulang memotret sepiring kudapan yang ditata rapi di atas meja dengan menggunakan telepon seluler. Matanya secara saksama memperhatikan hasil jepretannya sebelum kembali memotret dari angle yang berbeda. Berkali-kali jari-jari tangan menyentuh layar ponsel untuk mengatur fokus kamera.

Siang itu, Clive tengah mengikuti kelas fotografi. Dibimbing seorang guru, ia dan dua teman sekelasnya berlatih memotret di dalam kelas yang diatur menyerupai studio foto, lengkap dengan lampu sorot dan reflektor. Melihat mereka beraktivitas di kelas, selintas tidak nampak bahwa ketiganya adalah individu berkebutuhan khusus.

Clive yang kini menginjak usia 20 tahun didiagnosa mengalami gangguan autistik sejak usia 2 tahun. Sebelumnya dia adalah anak yang lincah dengan perkembangan motorik dan sensorik yang menggembirakan. Hingga suatu waktu musibah terjadi. Clive terjatuh dan kepalanya cedera.

Baca juga : Segera Digelar, Spekix 2024 Sediakan Informasi Lengkap tentang Autisme

Sejak itu pula dia lebih banyak diam, dan perkembangannya justru mengalami penurunan secara drastis. "Dipanggil tidak merespons, yang tadinya bisa bicara jadi malas berbicara , motoriknya melemah dan kalau berjalan sering jatuh," cerita Christiana Young, ibunda Clive, saat ditemui beberapa waktu lalu.

Sejak itu, ibu dua anak ini rajin berkonsultasi dengan sejumlah dokter, termasuk dokter ahli syaraf dan otak, demi mencari jawaban mengapa anaknya yang semula sehat bisa berubah sedemikian cepatnya. Ia juga rajin membawa putranya itu terapi.

Sempat terpukul melihat kondisi anak keduanya itu, Christiana Young kemudian terdorong untuk mendirikan sekolah bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sekolah itu bernaung di bawah nama Yayasan Anak Mandiri.

Baca juga : Kemendikbud-Ristek Sebut 40.164 Satuan Pendidikan Formal Terdapat Siswa Disabilitas

Christiana paham betul betapa sulitnya mencari tempat terapi di daerah tempat tinggalnya, Kota Serang, Banten. Ia harus bolak-balik ke Jakarta, seminggu minimal dua kali, mengantar Clive menjalankan sesi terapi. "Saya waktu itu juga sulit menemukan sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak saya," ujarnya.

Yayasan Anak Mandiri resmi berdiri pada 1 September 2008, disahkan dengan Akta Notaris No 14 tanggal 08 Juli 2008 dan SK Menteri Kehakiman dan HAM Republik Indonesia No. C-670.HT.03.01.

Berawal dari bangunan kecil milik orangtuanya yang sempat dia sewa secara diam-diam, kini Yayasan Anak Mandiri menempati bangunan empat lantai di atas lahan seluas 1000-an meter di lokasi yang sama. Jika awalnya hanya ada tujuh pengejar, kini jumlah pengajar bertambah menjadi 30 orang.

Baca juga : Inklusi dalam Pendidikan: Konsep, Tantangan, dan Manfaat Sekolah Inklusi di Indonesia

Christiana yang mendapat dukungan dari keluarga, berupaya melengkapi yayasan dengan ruang-ruang kelas yang nyaman dan berbagai fasilitas yang diperlukan dalam menunjang tumbuh kembang dan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.

Bangunan sekolah memiliki fasilitas mulai dari aula, perpustakaan, ruang komputer, ruang ketrampilan (tata boga, pertukangan, tata rias, robotik, laboratorium, studio fotografi), ruang sensori integrasi, area belajar luar ruang, hingga kolam renang untuk aqua terapi. Rasio antara guru dan murid juga dibatasi satu guru maskimal mengajar lima orang.

Sebagai pusat pengembangan anak berkebutuhan khusus, selain menyediakan terapi tumbuh kembang sejak usia dini (1-2 tahun), Yayasan Anak Mandiri mendirikan Sekolah Khusus Anak Mandiri dari taman kanak-kanak hingga program pendidikan lanjutan bagi yang menyelesaikan pendidikan tingkat SMA.

Baca juga : Citadines Sudirman & Gatot Subroto Jakarta Berkolaborasi Dukung Festival Setara & Berdaya

Setiap hari. mulai Senin hingga Jumat, sekitar 150 anak belajar di sekolah tersebut. Mereka belajar mulai pukul 07.45 hingga 12.00. Sebagian besar adalah anak-anak dengan autistik dan tunagrahita (disabilitas intelektual). Ada pula anak-anak penyandang tunarungu, tunadaksa, low vision (penglihatan terbatas), hingga selebral palsy.

Program inklusi

Sejak 2012, Yayasan Anak Mandiri juga bekerja sama mengembangkan program inklusi dengan SDN Batok Bali, SMP Negeri 12 Kota Serang dan SMA Negeri 3 Kota Serang. Anak-anak yang dianggap telah mampu bisa bersekolah di sana dengan pemantauan tetap dari Yayasan. Mereka bisa mengikuti ujian dan setelah lulus bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya bahkan hingga ke perguruan tinggi.

Dengan fasilitas tersebut banyak yang mengira untuk bersekolah di Yayasan Anak Mandiri orangtua harus mengeluarkan biaya mahal. Christiana tidak menetapkan biaya tertentu. Uang sekolah ditetapkan sesuai kemampuan finansial masing-masing orangtua. "Yang tidak mampu kita bantu," imbuhnya.

Setiap tahun, Yayasan juga rutin melakukan roadshow keliling desa-desa terpencil di Banten, seperti Lebak, Labuan, dan Malingping, untuk memberikan edukasi terkait disabilitas sekaligus memberikan bantuan alat bantu dengar, alat bantu gerak, hingga alat bantu baca bagi yang membutuhkan. (X-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat