visitaaponce.com

Pegawai Kejati Jabar Terima Penghargaan sebagai Pelestari Seni dan Budaya Sunda

Pegawai Kejati Jabar Terima Penghargaan sebagai Pelestari Seni dan Budaya Sunda
Penghargaaan untuk pegiat seni dan budaya Sunda oleh Paguyuban Pasundan(MI/Benny Bastiandy)

NGAOS, mamaos, dan maenpo merupakan tiga pilar budaya khas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Upaya melestarikan pilar budaya itu dilakukan berbagai elemen berkompeten sebagai bentuk ngamumule seni dan budaya.

Sebagai informasi, ngaos secara harfiah diartikan mengaji atau membaca Al-Qur'an karena selama ini Kabupaten Cianjur dikenal sebagai daerah Tatar Santri. Sementara mamaos diartikan melagamkan tembang-tembang Cianjuran yang selama ini dikenal dengan kacapi dan sulingnya.

Sedangkan maenpo yakni seni bela diri pencak silat. Berbagai jurus pencak silat diyakini berasal dari sejumlah pendekar di berbagai daerah di Kabupaten Cianjur.

Baca juga : Relawan Mas Bowo Gelar Deklarasi Dukung Capres Prabowo Secara Serentak

Tak sedikit sejumlah elemen terus berupaya melestarikan budaya atau seni maenpo khas Cianjur, salah satunya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). Pada momen Milangkala ke-110 Paguyuban Pasundan, Ketua Dewan Pembina PSHT Ema Siti Huzaemah Ahmad mendapatkan penghargaan dari Paguyuban Pasundan sebagai pegiat maenpo yang konsisten melestarikan seni dan budaya khas Cianjur itu.

Penghargaan diserahkan Ketua Pengurus Besar Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi saat momen Milangkala ke-110 Paguyuban Pasundan di komplek Pemkab Cianjur pada Kamis (20/7).

Baca juga : Ibu-Ibu Ikuti Pelatihan Batik Mangrove di Batu Bara Sumut

"Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri asli Indonesia. Di tatar Sunda, pencak silat menjadi ikon, salah satunya di Kabupaten Cianjur yang memiliki budaya khas yakni maenpo," kata Ema yang sekarang menjabat sebagai Pemeriksa Keuangan di Kejaksaan Tinggi Jawa Barat, Sabtu (22/7).

Ema mengaku bangga atas penghargaan yang diterimanya dari Paguyuban Pasundan sebagai pegiat maenpo. Terlebih, di tengah kesibukannya mengabdi di Korps Adhyaksa, ia masih bisa membagi waktu memberikan sumbangsihnya ikut melestarikan seni dan budaya khas Cianjur.

"Alhamdulillah, saya dipercaya di PSHT sebagai Ketua Dewan Pembina," ucap Ema yang juga menjabat sebagai Sekretaris III Satgas Saber Pungli Jawa Barat.

Ema menceritakan alasan dirinya bergabung dengan Padepokan PSHT. Salah satu alasannya karena selama ini PSHT menyebar di setiap pondok pesantren, sehingga selain bisa mempelajari ilmu agama, juga sambil belajar seni bela diri.

Kesibukan Ema lainnya yakni sempat menjadi dosen di Universitas Terbuka. Di tempat mengajarnya itu Ema berupaya mengkuliahkan para santri padepokan PSHT melalui program beasiswa.

"Alhamdulillah, salah seorang anggota PSHT sekarang sudah menyandang gelar sarjana hukum," tegasnya.

Milangkala atau HUT ke-110 Paguyuban Pasundan sengaja digelar di Kabupaten Cianjur. Hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan dan motivasi bagi warga Kabupaten Cianjur yang terdampak gempa dahsyat 5,6 pada November 2022 lalu.

"Ada beberapa kegiatan sosial yang dilaksanakan di lokasi terdampak gempa. Ini juga dalam rangka kepedulian terhadap warga Cianjur. Di lokasi bencana juga kami membangun rumah singgah yang digunakan untuk mendidik anak-anak yang terdampak gempa," pungkasnya.

Dewan Pangaping Paguyuban Pasundan, Tb Hasanudin, mengapresiasi berbagai pihak yang andil melestarikan seni dan budaya Sunda. Ia juga mengaku telah memberikan bantuan peralatan kesenian untuk padepokan yang terus berupaya melatih generasi muda mencintai kesenian dan budaya Sunda. (Z-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat