visitaaponce.com

Antisipasi Bencana Geologi, Peneliti BRIN Kaji Karakteristik Wilayah Sundaland

Antisipasi Bencana Geologi, Peneliti BRIN Kaji Karakteristik Wilayah Sundaland
Peta kawasan yang termasuk ke dalam Sundaland.(Dok. BRIN)

SUNDALAND merupakan daratan luas yang unik dengan bentang alam (paleo-geografi) yang berbeda dan sejarah geologi yang sangat panjang. Karenanya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian soal hal tersebut.

Sundaland merujuk pada wilayah tenggara ASEAN pada zaman dahulu ketika kondisi permukaan laut lebih rendah. Sundaland terkenal dengan ciri-ciri geologi dan paleogreografinya yang unik, serta keanekaragaman hayatinya yang kaya. Bidang studi ini menarik untuk dipahami baik dari sisi lanskap kuno maupun sejarah manusianya. 

Peneliti PRKG BRIN, Franto Novico, menyoroti hasil kajian sedimen laut di Sundaland yang telah dilakukannya, khususnya pada core of Sundaland yaitu di Laut Jawa. Dia mengungkapkan bahwa informasi mengenai data geofisika dan sedimentologi di Paparan Sunda khususnya di Laut Jawa belum banyak dipublikasi. Untuk itu, hasil penelitian di Teluk Jakarta ini merupakan penelitian pertama untuk mengungkap sejarah geologi Sundaland dengan menggunakan data geologi dan geofisika yang lengkap.

Baca juga : Tiga Peneliti BRIN Terpilih Sebagai Asian Science Diplomat 2021

Franto menjelaskan bahwa arsitektur sedimen di Teluk Jakarta yang didapatkan dari hasil interpretasi data seismic 2D sepanjang 5000 Km dan data geologi berupa 10 titik pemboran di laut dengan kedalaman 150 m dari permukaan dasar laut, dapat mewakili kondisi regional Pulau Jawa. Ia juga menjelaskan bahwa secara historis geologi utara jawa dipengaruhi oleh perubahan permukaan laut yang signifikan. 

“Proses ini memiliki dampak besar terhadap pembentukan lapisan sedimen akibat perubahan muka air laut. Hal tersebut berdampak kepada karakteristik jenis sedimen masa kini (present), seperti diketahui banyak permasalahan geologi di sepanjang Pantai Utara Jawa yang terjadi saat ini, tidak lepas dari sejarah pembentukan sedimen di sekitar utara Jawa itu sendiri,” kata Franto, Selasa (2/4).

Dari hasil penelitian tersebut, secara regional daerah utara jawa terdiri dari 7 lapisan sedimen yang merupakan inter fingering system. Sementara sedimen holocen-recent yang terdapat di lapisan paling atas merupakan unconsolidated sediment berupa holocen hemipelagic drape dengan karakteristik yang soft dan fragile.

Baca juga : Ketua AIPI: Anggaran Pendanaan Riset Harus Diberikan Dalam Bentuk Hibah

Lebih lanjut ia menyebutkan, informasi yang disampaikan oleh Thomas Wagner dari Heriot-Watt University Lyell Center Edinburg mengenai terbukanya peluang pendanaan internasional IODP (International Ocean Discovery Program) dan ICDP (International Continental Scientific Drilling Program) dapat menjadi salah satu peluang bagi peneliti-peneliti di Indonesia untuk bersama-sama membangun scientific question terkait usulan penelitian yang akan disampaikan pada proposal penelitian internasional tersebut. 

“Diharapkan workshop nasional ini dapat juga bekerjasama dengan peneliti-peneliti dari negara di Asia Tenggara lain yang termasuk di dalam wilayah Sundaland (Singapore, Malaysia, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam dan Kamboja). Sehingga proposal yang akan dibuat nanti akan menghasilkan proposal besar Internasional yang dapat disampaikan ke IODP dan ICDP,” jelasnya. 

(Z-9)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat