visitaaponce.com

Bantu Entaskan Stunting di NTT, Insan Bumi Mandiri Rutin Gelar Program Kurban di Pedalaman

Bantu Entaskan Stunting di NTT, Insan Bumi Mandiri Rutin Gelar Program Kurban di Pedalaman
Program Kurban di Pedalaman Insan Bumi Mandiri(Dok. Insan Bumi Mandiri)

DATA dari laporan aplikasi elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) terhadap 22 kabupaten dan kota di Nusa Tenggara Timur menunjukkan persentase anak stunting hingga Februari 2023 sebesar 15,7 persen atau sejumlah 67.538 anak.

Meskipun secara keseluruhan persentase balita stunting di NTT sebesar 15,7 persen, namun terdapat tiga kabupaten yang mempunyai jumlah persentase balita stunting melebihi 20 persen hingga Februari 2023.

Ketiga kabupaten tersebut yakni Timor Tengah Selatan dengan 24,1 persen atau 9.931 balita stunting, Kabupaten Sumba Barat Daya dengan 24 persen atau 7.737 balita stunting, dan yang terakhir Timor Tengah Utara dengan 24,3 persen atau 5.125 balita stunting.

Disamping itu, ketiga kabupaten tersebut secara berturut-turut juga menjadi kabupaten dengan persentase anak stunting yang terbanyak di NTT.

Baca juga : Inovasi dan Praktik Cerdas Milenial Perangi Stunting dan Kemiskinan di NTT 

Berdasarkan fakta tersebut, lembaga filantrropi, Insan Bumi Mandiri (IBM) yang bergerak dalam pemberdayaan masyarakat untuk membangun pedalaman Indonesia, rutin melaksanakan program bertajuk “Kurban di Pedalaman” yang telah dilaksanakan sejak 2016.

Berdiri sejak 2016, melansir dari beberapa postingan di Instagram @insanbumimandiri dan @kurbandipedalaman, IBM diketahui telah berhasil menyelenggarakan 1.004 program dan membantu lebih dari 163.792 masyarakat pedalaman Indonesia.

Baca juga : Ketum Bhayangkari Salurkan Bantuan Kepada Anak Stunting di Desa Reruwairere

Sementara itu, melalui website insanbumimandiri.org, IBM juga mengajak seluruh lapisan masyarakat bisa berkontribusi dalam program-programnya.

Tahun ini, agenda kurban tahunan garapan Insan Bumi Mandiri tersebut berhasil menyalurkan 1.163 ekor hewan kurban kepada 59.983 penerima manfaat.

Dari total 1.163 hewan kurban, 82 ekor diantaranya diimplementasikan hingga ke Somalia dan berhasil menyasar 625 penerima manfaat.

Lalu, sebanyak 1.081 hewan kurban yang terdiri atas sapi dan kambing, berhasil menyasar 59.358 penerima manfaat yang tersebar di 4 provinsi yang berada di Indonesia, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Selatan, Papua Barat, dan Jawa Barat.

NTT menduduki peringkat teratas sebagai provinsi dengan penerima manfaat terbanyak dengan jumlah 58.432 orang.

Kemudian disusul dengan Jawa Barat, Papua Barat, dan Sumatra Selatan dengan masing-masing 476, 300, dan 150 penerima manfaat.

Dari tahun ke tahun, Insan Bumi Mandiri memang memfokuskan program “Kurban di Pedalaman” untuk menyasar masyarakat pedalaman NTT.

“Selain karena masalah gizi masih menjadi salah satu masalah terbesar di NTT, program “Kurban di Pedalaman” juga bertujuan memberdayakan peternak lokal. Oleh karena itu, pada program ini hewan-hewan kurban dibeli langsung dari peternak lokal, lalu dibagikan lagi pada warga sekitar. Peternak bisa berdaya, warga juga bahagia bisa makan dagingnya,” ungkap Zulfa Faizah, CEO Insan Bumi Mandiri.

Meski fokus menyasar masyarakat pedalaman NTT, Zulfa ingin jumlah penerima manfaat dari provinsi di luar NTT lebih banyak pada tahun-tahun selanjutnya.

“Kalau kita membandingkan jumlah penerima manfaat dari NTT dan di luar NTT “Kurban di Pedalaman” tahun ini, jumlahnya masih sangat timpang sekali. Semoga kami bisa perbaiki kedepannya,” tambah Zulfa.

Dalam program “Kurban di Pedalaman” tahun ini, Insan Bumi Mandiri menggaet 15 mitra yang terdiri dari lembaga filantropi lain serupa.

Mitra-mitra tersebut berkontribusi dalam mendistribusikan 525 kurban di pedalaman. Selain itu, ada lebih dari 100 afiliasi yang ikut bergabung dalam program tersebut.

“Kurban di Pedalaman” akan kembali lagi tahun depan. Seperti tahun ini, baik lembaga filantropi maupun seluruh lapisan masyarakat bisa berkontribusi dalam program “Kurban di Pedalaman” tahun depan. (Z-5)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat