Hampir 3.000 Hektare Hutan Gunung Sindoro dan Sumbing Kering
![Hampir 3.000 Hektare Hutan Gunung Sindoro dan Sumbing Kering](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/6d2e044da37e9722df15011c8b2d95ca.jpg)
LEBIH dari 50% hutan di Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro sisi Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, saat ini dalam kondisi kering dan amat rentan terbakar pada musim kemarau tahun ini. Kawasan hutan tersebut ada di daerah lereng hingga puncak.
Demikian disampaikan Kepala Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Wonosobo Perum Perhutani Kedu Utara Yulianto, Minggu (20/8). Yulianto menyebutkan, keseluruhan luasan hutan Gunung Sindoro yang masuk wilayah BKPH Wonosobo mencapai 2.311,10 hektare.
Adapun luasan hutan Gunung Sumbing yang masuk wilayah BKPH Wonosobo mencapai 3.258,30 hektare. Jenis vegetasi hutan yang kering tersebut kebanyakan berupa alang-alang dan tanaman rimba campur.
Baca juga: Kekeringan di Blora dan Grobogan Meluas, 600 Ribu Jiwa Alami Krisis Air Bersih
"Kondisinya saat ini sudah sekitar 50% lebih kering. Jadi di Gunung Sindoro sekitar 1.200 hektar an dan di Gunung Sumbing mencapai kisaran 1.700 an hektare yang dalam kondisi kering," kata Yulianto.
Adanya kondisi kekeringan tersebut, Perum Perhutani lebih waspada dan terus melakukan pemantauan. Yulianto mengaku terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan sejumlah basecamp pendakian di kedua gunung tersebut. Di samping it, pihak Resor Pemangkuan Hutan (RPH) juga turun langsung ke kawasan hutan untuk memantau kondisi terkini dan potensi titik api yang mungkin muncul.
Baca juga: El Nino, Hasil Produksi Bawang Merah Petani Di Aceh Anjlok
"Sejauh ini belum ditemukan ada titip api. Jangan sampai ada kebakaran hutan. Kami bersama para relawan di basecamp pendakian untuk mengingatkan pada warga yang naik gunung agar tidak membuang puntung rokok sembarangan. Para pendaki juga sudah diberi tahu agar tidak membuat perapian," katanya.
Pihak Perum Perhutani, lanjut Yulianto, bekerjasama dengan basecamp pendakian di Gunung Sumbing berinisiatif menyiapkan tandon air di dua titik lokasi dekat kawasan puncak. Masing-masing tandon air berukuran 230x180x180 sentimeter.
"Kalau kebakaran terjadi di dekat puncak itu susah dipadamkan dengan membuat jalur sekat bakar. Tahun 2018 silam, saat terjadi kebakaran besar malah harus dipadamkan dengan menembakan air dari helicopter. Jadi sekarang kami siaga dengan tandon-tandon air di atas agar bisa disemprotkan sewaktu-waktu terjadi kebakaran hutan," katanya. (Z-3)
Terkini Lainnya
Pembunuh Istri di Waduk Wadaslintang Ternyata Suami Sendiri
Dukung UMKM di Wonosobo, Pama Group Fasilitasi Program Berbasis Lingkungan
EIGER Adventure dan 100 Perempuan Indonesia Rayakan Hari Kartini Berkebaya di Puncak Gunung Kembang
Awas! Terbangkan Balon Udara secara Ilegal akan Ditindak
Festival Balon Udara Hanya di Wonosobo dan Pekalongan, Kenapa?
Momen Nuzulul Qur'an, 9 Mushaf Fenomenal Dipamerkan
6 Daerah di Jawa Tengah Siaga Darurat Kekeringan dan Karhutla
Tambang Ilegal di Grobogan Runtuh, Pengelola Tewas Tertimbun
Serangan DBD di Klaten belum Surut, 31 Orang Meninggal
Sekda Jateng: Keluarga Punya Peran Penting Cegah Korupsi
Penyaluran BBM dan LPG di Kabupaten Batang Aman Pascagempa
Peluang Kaesang Disebut Lebih Besar di Pilkada Jateng
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap