visitaaponce.com

9 karya Seni Dari Berbagai Negara Tampil Dalam BIFAF Tahun 2023

9 karya Seni Dari Berbagai Negara Tampil Dalam BIFAF Tahun 2023
Bandung Isola Performing Art Festival (BIFAF) Tahun 2023 menampilkan 9 karya seni dari berbagai negara.(Dok. UPI)

SEBANYAK Sembilan karya seni dari berbagai negara tampil dalam live performance intercultural collaboration pada Bandung Isola Performing Art Festival (BIFAF) Tahun 2023, yang diadakan UPT Kebudayaan, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Kampus UPI Bandung.

"Festival ini memfasilitasi seluruh insan kreatif, koreografer dan produser seni untuk bertemu dengan festival director, kurator, vanue presenter, pemangku kepentingan lainya dalam sesi showcase dan pitching," ungkap Wakil Rektor Bidang Inovasi, Kebudayaan dan Sistem Informasi UPI H Agus Rahayu melalui keterangannya, Minggu (22/1).

BIFAF merupakan festival tahunan yang dirangkaikan dengan Dies Natalis ke-69 UPI. Pertunjukan utama tahun ini menampilkan kolaborasi antar budaya (intercultural collaboration) antar negara yang dapat terlihat dari bentuk-bentuk koreografi  yang dipertunjukan dan mengusung konsep pasar seni pertunjukan menggunakan Villa Isola Park.

Baca juga: UPI Gelar Wisuda Inabsentia untuk Kali Pertama

Pada pelaksanaan BIFAF tahun ini, kata Agus, sebanyak 9 karya dari berbagai negara, Seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat. Selain itu BIFAF menghadirkan Galih Mahara selaku Curator Festival, Saian Badaruddin  selaku Chief Executive BIFAF.

"Sedangkan seniman yang ikut dalam BIFAF kali ini, diantaranya Rainy Light yang diinisiasi oleh Rithaudin Abdul Kadir dari Malaysia, Hominid Heart yang diinisasi Ari Rudenko dari Amerika Serikat. Somewhere in the Dust yang diinisasi oleh Dimar Dance Theatre/Dian Bokir Indonesia dan Martina Feiertag dari Jerman," jelasnya.

Baca juga: Tingkatkan Kemampuan Melalui Open Studio

Tambului yang diinisiasi Fairul Zahid Singapura, Trekking yang diinisasi Park Na Hoon Korea Selatan, GONG yang diinisasi oleh Aafkeu De Jong Belanda. GARBHA yang diinisasi oleh Yana Endrayanto  dengan kolaborasi 5 negara yaitu India, Belanda, Malaysia, Korea dan Amerika Serikat. Chassing The Eagle Shadow yang diinisasi oleh Noviyanti Maulani dari Indonesia Galuh Pakuan Subang dan TABLE yang diinisasi Iing Sayuti dari Indonesia.

"BIFAF juga menjadi sebuah wadah yang positif dan promosi karya seni pertunjukan inovatif terkurasi di Kota Bandung. BIFAF juga memfasilitasi para pencipta, penyaji seni dan tim pekerja kreatif untuk mementaskan karynya. Sehingga terjadinya kolaborasi dan transaksi dengan para direktur festival dan venue presenter tingkat nasional dan internasional," ujarnya.

Kepala UPT Kebudayaan UPI, Ayo Sunaryo menambahkan, BIFAF ini bertujuan mempertemukan para pelaku kreatif, koreografer, produser karya pertunjukan dengan stakholdernya melalu showcase, menjalin jejaring dan kolaborasi, serta memberikan kontribusi pada pengembangan industri kreatif seni pertunjukan di Indonesia. Semoga dengan adanya BIFAF ini dapat menciptakan iklim pertunjukan yang baik bagi para penikmat seni di Indonesia dan Mancanegara.

"BIFAF sudah dimulai sejak 2016 yang bermanfaat, serta dapat dirasakan untuk memunculkan koreografer-koreografer  muda yang akan meramikan dunia tari.  BIFAF juga merupakan ruang luar kelas khususya subsector seni pertunjukan di Indonesia untuk memunculkan koregrafer-koreografer muda yang bisa tampil pada even nasional dan internasional," imbuhnya. (Z-3)


 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat