visitaaponce.com

Meneguhkan Moderasi Beragama Lewat Pendalaman Manuskrip Nusantara

Meneguhkan Moderasi Beragama Lewat Pendalaman Manuskrip Nusantara
Ilustrasi. Pemuka umat Hindu keluar dari Candi Brahma usai menaruh sesaji.(Antara/Hendra Nurdiyansyah)

PARA leluhur bangsa ini memiliki banyak warisan literasi keagamaan tentang moderasi beragama. Generasi sekarang perlu menggali dan mendalami lagi berbagai literasi keagamaan yang terkandung dalam manuskrip Nusantara untuk meneguhkan moderasi beragama.

Dirjen Bimas Hindu Prof. I Nengah Duija mengatakan, warisan literasi keagamaan Nusantara banyak tertulis dalam berbagai media seperti batu, tanduk, lontar, daluang, hingga daun Nipah. Tulisan-tulisan tersebut  menyimpan banyak pengetahuan tentang praktik ataupun nilai-nilai keagamaan pada masa lampau.

"Di masa lalu, kita sudah membangun moderasi beragama yang luar biasa dengan berbagai tulisan yang terwarisi," kata dia di Kompleks Candi Prambanan saat membuka Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskirp Keagamaan Nusantara, Rabu (15/11) malam. Kegiatan tersebut akan berlangsung di Yogyakarta, 15-17 November.

Baca jugaAnak Muda Jogja Tertarik dengan Naskah Kuno

Sayangnya, tingkat keterbacaan dan kemelekan keagamaan generasi sekarang terhadap warisan literasi keagamaan dari para leluhur masih rendah. Generasi sekarang masih mengalami kendala dari segi bahasa dan minat untuk belajar manuskrip Nusantara.

Melalui festival dan seminar itu diharapkan bisa menggali lagi nilai-nilai agama di Nusantara. "Kita ingin  menggali bagaimana perspektif pemuka agama dari lintas agama memahami manuskrip-manusktip Nusantara untuk menjadi bagian dari pemahaman dan pendalaman agama kita," papar dia.

Mengutip Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, gesekan antarumat agama terjadi karena mereka belum memahami agama secara mendalam. Ketika memahami agama dengan sempurna, tidak ada yang perlu diperdebatkan tentang moderasi beragama.

Pendalaman moderasi beragama, kata dia, akan terus berlangsung melalui diskusi dan dialog sehingga memiliki persepktif yang sama, yaitu tidak memandang yang berbeda sebagai musuh.

Doa Lintas Agama

Sebagai bentuk aksi solidaritas dan dukungan terhadap warga Palestina, serangkaian doa bersama digelar oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kementerian Agama RI, di kawasan Candi Prambanan, Jawa Tengh, Rabu (15/11). 

Ribuan Umat Hindu berkumpul di Halaman 1 Candi Prambanan pukul 17.00 WIB menggemakan doa bersama untuk kedamaian Palestina. Ditjen Bimas Hindu juga turut mengundang tokoh dari lintas agama lain untuk membacakan doa bersama untuk Palestina di Kompleks Candi Prambanan pada malam harinya. 

"Doa bersama ini tentu sebagai bentuk solidaritas dan dukungan umat Hindu kepada warga Palestina. Kami segenap umat Hindu berdiri tegak dukung kemerdekaan dan kedamaian rakyat Palestina," kata Prof. I Nengah Duija.

Baca juga: Kemendikbud Tetapkan 15 Cagar Budaya dan 213 Warisan Budaya ...

Ia mengatakan, konflik perang yang terjadi di Jalur Gaza hingga saat ini belum mereda dan makin memprihatinkan. Ribuan orang meninggal dunia, Rumah Sakit terkena dampaknya hingga para pasien dan bahkan bayi-bayi pun menjadi korban. Hal itu, kata Prof. Duija, tentu melahirkan rasa luka yang mendalam bagi sesama manusia karena ini adalah tragedi krisis kemanusiaan yang harus segera dihentikan.

Prof Duija menyebut, aksi solidaritas yang digelar oleh Ditjen Bimas Hindu ini sejalan dengan arahan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di mana sebelumnya telah menerbitkan edaran tentang aksi solidaritas dan doa bersama untuk Palestina.

"Aksi solidaritas untuk Palestina dengan doa bersama ini sesuai dengan arahan Gus Men (sapaan akrab Menag Yaqut, red) melalui edaran yang diterbitkan dengan No SE. 12 Tahun 2023. Edaran itu di antaranya ditujukan kepada pejabat Eselon I Kementerian Agama," kata dia.

Menag Yaqut, kata dia, telah mengajak keluarga besar Kementerian Agama dan seluruh umat beragama untuk menggelar doa bersama serta aksi solidaritas untuk rakyat Palestina.

"Semoga konflik yang menyebabkan krisis kemanusiaan di Palestina ini segera usai dan kedamaian untuk warga Palestina bisa tergapai," ujarnya. (AT/N-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Maulana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat