visitaaponce.com

Jelang Olimpiade Beijing 2022, Chinada Gunakan Metode Pengujian Doping Baru

Jelang Olimpiade Beijing 2022, Chinada Gunakan Metode Pengujian Doping Baru
Ilustrasi--Ilmuwan mengecek sampel urine dalam tes doping di Paris, Prancis.(AFP/FRANCK FIFE )

MENJELANG Olimpiade Beijing 2022, yang akan dibuka pada 4 Februari mendatang, Badan Antidoping Tiongkok (Chinada) menggunakan metode pengujian baru yakni Dried Blood Spot (DBS) untuk tes doping para atlet mereka.

DBS merupakan pengujian bercak darah kering, yang hanya membutuhkan beberapa tetes darah dari ujung jari atlet untuk dikeringkan di atas kertas blotting, yang kemudian memungkinkan para ilmuwan menganalisa zat tertentu.

Direktur Chinada Chen Zhiyu mengatakan metode baru itu lahir dari upaya internasional bersama dan memiliki potensi besar untuk membantu memerangi doping. Ini juga menjadi pertama kalinya DBS digunakan oleh Kontingen Tiongkok untuk Olimpiade musim dingin.

Baca juga: Pemerintah AS Diminta Lindungi Atlet yang Berlaga di Olimpiade Beijing 2022

"DBS dikembangkan bersama oleh Komite Olimpiade Internasional, Badan Antidoping Dunia, Badan Pengujian Internasional, dan Chinada serta USADA," kata Chen dikutip dari Xinhua, Rabu (2/2).

"Ini adalah pertama kalinya Tiongkok mengambil bagian dalam proses penuh proyek inovatif di bidang antidoping. Kami adalah bagian dari badan pembuat keputusan untuk membuat aturan dan bergabung dengan penelitian untuk menguji teknologi dan peralatan," imbuhnya.

Pengujian ini sebelumnya telah dilakukan Chinada pada sekitar 400 atlet mereka jelang Olimpiade Tokyo 2020, tahun lalu. Selain itu, pengujian ini juga diterapkan pada Olimpiade Nasional Tiongkok tahun lalu di Shaanxi.

"Kami melakukan lebih dari 300 tes DBS pada atlet Olimpiade Musim Dingin kami selama persiapan kami untuk Beijing 2022," kata Chen. "Ini inovatif dan revolusioner dalam perang melawan doping."

WADA telah memuji metode pengujian sebagai temuan baru yang sangat berharga untuk program pengujian doping, dengan metode ini diharapkan dapat memperluas jumlah atlet yang dapat melakukan pengujian doping.

"Ini dapat digunakan untuk melengkapi praktik antidoping saat ini, khususnya, untuk memfasilitasi analisis senyawa yang tidak stabil dan untuk memperluas jumlah atlet yang dapat diuji di daerah yang lebih terpencil di dunia, di mana sampel darah dengan metode sebelumnya sulit untuk diambil dan membutuhkan biaya," kata Presiden WADA Witold Banka. (Xinhua/OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat