visitaaponce.com

Second Career Bagi Mantan Atlet

Second Career Bagi Mantan Atlet
Mantan taekwondoin nasional Dirc Richard.(Dok pribadi)

PUNCAK prestasi seorang atlet amatir ialah berlaga di ajang sekelas olimpiade. Tidak meraih medali saja sudah masuk catatan sejarah, apalagi kalau kemudian bisa mempersembahkan medali bagi bangsa dan negaranya. Tentu nama sang atlet akan menancap dalam di sejarah olahraga.

Ketika seorang atlet sudah menyelesaikan tugas-tugasnya dan saatnya untuk memberi kesempatan kepada junior, saat itulah waktu untuk membagikan ilmu dan pengalaman. Hanya saja, tak mudah bagi atlet untuk melakoni second career.

Ini soal mimpi besar dan komitmen yang terpendam lama dari mantan atlet taekwondo nasional bernama Dirc Richard. Ia, adalah peraih medali perak Olimpiade Barcelona 1992. Ia ingin semua orang yang akan menyalurkan bakatnya, bisa menemukan cara yang benar dan pelatih yang tepat. Kondisi seperti itulah yang membuat Dirc seperti menemukan jalan mewujudkan mimpi-mimpinya.

Sebagai salah satu legenda taekwondo Indonesia, ia menceritakan peran besar sang pelatih hingga dirinya bisa meraih yang terbaik di kelas fly. Menurutnya, sang pelatihlah yang selalu meyakinkan dan memotivasinya saat menghadapi lawan. 

"Saya yakin semua orang berhak mendapatkan pelatihan yang intens dari pelatih yang tepat di manapun dan kapanpun. Semua itu demi mengembangkan diri dengan lebih optimal dan tidak menyia-nyiakan kesempatan. Saya dulu sempat kesulitan mencari pelatih taekwondo untuk anak saya. Jika ada pun pilihannya terbatas dan hanya berdasarkan info dari mulut ke mulut. Bagi yang tinggal di kota besar hanya akan buang-buang waktu dan tenaga jika jaraknya jauh," ujar Dirc dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (1/2).

Terlebih di saat pandemi covid-19 ketika sebagian besar aktivitas dilakukan di rumah. Padahal salah satu cara untuk melawan virus itu adalah tetap berolahraga agar kebugaran tubuh terjaga. Persoalannya, melakukan olahraga secara invidual maupun kelompok, tak boleh dilakukan sembarangan. Perlu ada pelatih yang mendampingi agar bisa melakukan gerak dan olah tubuh dengan benar. Faktanya, tidak mudah mendapatkan pelatih pribadi yang profesional di bidang olahraga, seni, musik dan budaya. Terlebih ada keterbatasan pilihan dan layanan pelatih yang berkualitas. 

"Saya yakin masing-masing orang pasti memiliki bakat. Mereka juga pasti ingin mengekspresikan dirinya baik itu di bidang olahraga, seni, musik, ataupun budaya. Namun, kembali lagi, semua terbatas karena minimnya info pelatih privat yang diinginkan. Terlebih dampak pandemi lalu membuat sebagian besar orang melakukan aktivitas di rumah," terang Dirc lagi.

Akses terbatas

Di sisi lain, banyak pelatih, instruktur, mentor, dan guru memiliki akses terbatas ke calon peserta pelatihan. Kendala jarak dan waktu kerap dihadapi pelatih untuk mengajar calon peserta didiknya. Dalam konteks itulah anggota Council Member of Asian Taekwondo Union (ATU) ini membuat sebuah aplikasi dan website PRIFAT, yang menyediakan pelatih berkualitas dalam bidang olahraga, musik, seni dan budaya, dengan pengguna yang membutuhkan jasa pelatihan, hingga peralatan pendukungnya.  

"Saya ingin pelatih baik itu olahraga, musik, seni atau budaya punya wadah atau aplikasi yang menaungi semua pelatih privat berbakat di Indonesia untuk melatih masyarakat yang punya concern terhadap waktu, jarak, dll. Jadi di rumah pun bisa, tinggal janjian, pelatih datang," tandasnya.

Pria yang juga sekaligus menjadi orang Indonesia pertama dalam jajaran Council Member ATU ini menambahkan, PRIFAT juga memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam memilih pelatih dan waktu kegiatan berdasarkan preferensi pribadi termasuk jarak, lokasi, usia, gender, untuk pemula/bukan, berhijab, sesi online/offline dan sebagainya. 

Dengan target mengakomodir pelatih, mentor, hingga pemilik tempat tempat latihan olahraga, seni, musik, dan budaya, PRIFAT mengajak masyarakat di usia 10-60 tahun untuk dapat mengakses aplikasi maupun website ini dan merasakan sendiri manfaatnya. Selain memudahkan dalam memilih pelatih yang bisa diandalkan, para customer juga bisa berlatih secara online atau offline, di manapun dan kapanpun. 

Mantan takwondoin yang kini sukses menekuni dunia perbankan dan memimpin beberapa perusahaan di Indonesia ini mengaku optimistis aplikasi ini bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Sebagai orang yang menghabiskan waktu di dunia olahraga, Dirc memahami betul bahwa ketika pensiun jadi atlet tak mudah untuk mendapatkan penghasilan yang layak.

"PRIFAT akan memberikan peluang penghasilan baru untuk para pelatih. Di sisi lain banyak pelatih, instruktur, mentor, dan guru serta vendor barang perlengkapan latihan juga memiliki akses terbatas ke calon peserta pelatihan," papar mantan Sekjen PB Taekwondo Indonesia dua periode ini. (RO/O-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat