visitaaponce.com

Memilih Rumah Pertama Bagi Generasi Muda

Memilih Rumah Pertama Bagi Generasi Muda 
Ristyan Mega Putra(Dok pribadi)

MASA yang paling indah adalah masa muda, saat yang harus dilalui dengan baik dan bahagia oleh setiap manusia. Berbagai pengalaman dan cerita hidup tentunya akan dijalani oleh setiap orang saat mereka masih berusia muda. Akan tetapi masa muda juga merupakan waktu yang penting untuk mempersiapkan masa depan misalnya bagaimana memiliki rumah yang layak huni.  

Rumah atau papan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi selain sandang dan pangan. Namun, terkadang masalah pemenuhan papan masih belum menjadi prioritas utama bagi masyarakat khususnya generasi muda.

Generasi muda cenderung memilih gaya hidup serta gengsi ketimbang harus mempersiapkan diri menabung untuk memiliki rumah. Hal itu pula yang menjadi pekerjaan rumah karena di masa tua nanti kebutuhan kekurangan atau backlog perumahan akan semakin tinggi karena banyak masyarakat yang belum memiliki rumah. 

Saat ini jumlah generasi muda di Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data dari laman Badan Pusat Statistik (BPS) diketahui bahwa jumlah usia produktif di Indonesia per Agustus 2022 jumlahnya cukup banyak. Untuk generasi muda golongan umur 25–29 tahun jumlahnya sekitar 22,43 juta, kemudian 30–34 tahun berjumlah 22,03 juta, usia 35-39 tahun 21,18 juta dan 40–44 tahun sebanyak 20,23 juta. Angka tersebut tentunya akan semakin meningkat dan berdampak pada kebutuhan hunian di masyarakat Indonesia. 

Guna mengantisipasi hal tersebut, pemerintah tentunya tidak tinggal diam. Berbagai program infrastruktur dan perumahan disalurkan kepada masyarakat termasuk kepada para generasi muda agar mereka juga memikirkan bagaimana mereka akan tinggal di masa tua nanti.

Adanya berbagai kesempatan di masa muda sebisa mungkin harus dimanfaatkan dengan baik oleh generasi masa depan Indonesia. Kesempatan waktu dan produktifitas kerja harus bisa menjadi modal dasar bagi mereka untuk mempersiapan kebutuhan papan sebagai tempat tinggal saat mereka mulai berkeluarga. 

Mengutip laman Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, generasi muda Indonesia saat ini perlu memiliki strategi pengelolaan keuangan yang baik serta mengubah gaya hidup. Hal itu sangat diperlukan supaya generasi muda Indonesia bisa menabung dan memiliki rumah pertamanya baik rumah bersubsidi maupun non subsidi. 

Generasi muda juga bisa memanfaatkan beberapa kemudahan dalam kredit pemilikikan rumah (KPR) pertama seperti KPR FLPP dan bantuan pembiayaan dari BP Tapera. Selain itu, para aparatur sipil negara (ASN) juga bisa memanfaatkan program Tapera.

Para ASN muda yang nantinya akan melaksanakan tugas sebagai pelayanan masyarakat juga harus mulai memikirkan bagaimana bisa miliki rumah pertamanya. Tentunya hal itu bisa dilakukan apabila strategi pengelolaan keuangan dan niat untuk memiliki rumah ada dan dilaksanakan dengan baik dan benar.

Pilih skema

Rumah yang tersedia saat ini apabila di kawasan pusat perkotaan mungkin harganya terlanjur melonjak tinggi. Untuk itu, pilihan untuk menetapkan pilihan rumah pertama bagi generasi muda bisa berada di pinggiran kota sehingga harganya lebih terjangkau dari sisi KPR. KPR merupakan salah satu pilihan bagi generasi muda untuk memiliki rumah pertama. KPR dari perbankan dinilai bisa membantu generasi muda yang masih terbatas dalam hal pendapatan. 

Adanya 'pengorbanan generasi muda' untuk mengurangi pengeluaran yang tidak terlalu penting dan sedikit gaya hidup untuk menabung diharapkan dapat mempermudah untuk memiiliki rumah. Rumah juga bisa menjadi aset yang cukup penting di masa tua nanti, mengingat harga rumah yang semakin tinggi serta lokasi yang akan terus berkembang karena pembangunan infrastruktur.

Salah satu pengeluaran yang bisa dinilai tidak terlalu penting adalah kebiasaan untuk nongkrong di kafe ataupun membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan atau barang sekunder. Berbagai pengeluaran tersebut apabila di sisihkan untuk ditabung dapat dialihkan untuk mengangsur KPR.

Adanya pilihan rumah bersubsidi pemerintah bisa menjadi salah satu hunian yang bisa dimiliki oleh generasi muda. Harganya yang terjangkau karena adanya subsidi dari pemerintah ditambah dengan bantuan KPR dengan skema fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP). Suku bunganya tetap selama masa tenor KPR dan jangka waktu KPR yang cukup lama, dirasa cukup meringankan generasi muda yang ingin memiliki rumah pertamanya.

Konsultasi dengan orang tua juga penting untuk mendapatkan masukan agar rumah yang akan dibeli nantinya sesuai kebutuhan. Selain itu, berbagai pelajaran ataupun bantuan pembiayaan juga bisa diakses melalui jaringan internet sehingga dapat menjadi pilihan.

Untuk memperoleh rumah pertama generasi muda juga disarankan menggunakan bantuan pembiayaan dari bank sehingga lebih aman dari sisi administrasi maupun keamanan. Bank tentunya tidak serta merta menyalurkan kredit kepada pengembang perumahan dan calon nasabahnya.

Adanya berbagai pengaduan masyarakat terkait dengan pembelian rumah yang tidak melalui perbankan juga harus menjadi pelajaran penting. Jangan sampai rumah pertama malah bermasalah. Mungkin saja dana yang sudah terlanjur disalurkan malah hilang entah ke mana, akibat tidak adanya perlindungan konsumen. Pihak perbankkan pastinya juga akan mengecek pengembang dan nasabah agar kredit rumah dan hasil pembangunan rumahnya berkualitas.

Jadi saat ini pilihannya ada di tangan generasi muda itu sendiri. Apakah mereka akan memilih hidup di jaman sekarang, atau mulai memikirkan serta mempersiapkan kehidupan dengan tinggal di rumah yang layak dan memiliki aset penting di masa tua. Selamat memilih.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat