Konspirasi, Intrik, dan Hoaks Paskah
![Konspirasi, Intrik, dan Hoaks Paskah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/10bff1f73d657968647df58330aaef3d.jpg)
MINGGU (9 April) saat umat Kristen di seluruh dunia merayakan Paskah (kebangkitan Yesus Kristus/Isa Almasih), saya mengikuti ibadah di gereja subuh pukul 05:00 WIB. Saya dan istri sengaja ikut ibadah subuh, sebab selama pandemi covid-19 masih ganas-ganasnya, gereja kami (GKJ Tangerang) 'mengistirahatkan' ibadah pukul 05:00. Baru Paskah tahun ini, ibadah subuh dibuka lagi.
Lewat ibadah subuh- tanpa bermaksud tidak menganggap penting ibadah di luar jam itu- saya bisa lebih menghayati makna kebangkitan Kristus yang juga terjadi pagi-pagi hari, dan membuat heboh penguasa Romawi pada saat itu.
Mendengar khotbah dan doa pendeta kami, Pdt Matias Filemon Hadiputro, saya akhirnya bisa memahami ternyata Paskah (kebangkitan Kristus dari kematian-Nya) lebih dari 2000 tahun yang lalu didahului dengan intrik dan konspirasi.
Goal dari intrik dan konspirasi yang dirancang oleh tentara penjaga kubur Yesus- mereka representasi dari penguasa Romawi- dan 'pemuka agama' pada masa itu adalah jangan sampai raibnya Yesus dari kubur yang tertutup rapat dengan batu bulat itu sebagai rencana Allah.
Intinya penguasa pada saat itu, juga pemuka agama (hampir semuanya munafik), menghendaki jangan sampai fakta tentang Kristus yang sesungguhnya diketahui publik. Mereka tidak ingin penganiayaan keji yang sudah menimpa Kristus beberapa hari sebelumnya hingga mati 'tak terhormat' di kayu salib berlalu sia-sia begitu saja. Konkretnya, sekali 'bonyok', Yesus harus 'bonyok' sekalian. Maaf, ini kesimpulan saya dan menggunakan istilah itu.
Kabar bohong dan hoaks pun dirancang. Setelah para tentara yang menjaga kubur Yesus melaporkan ke imam kepala (pemuka agama) bahwa Yesus sudah tida ada di tempatnya (kubur kosong), sang imam kepala pun meminta kepada para tentara agar berbohong dan memfitnah bahwa para murid Yesus telah mencuri jenazah Yesus.
Rekayasa fakta yang tentu sangat tidak masuk akal, sebab sejak Yesus dimakamkan, para tentara itu ditugaskan menjaga makam Yesus. Namun, setelah para tentara atau prajurit Romawi bertemu dengan sang imam kepala, mereka mengikuti begitu saja siasat sesat sang imam kepala. Apalagi setelah para prajurit menerima imbalan uang. Mereka pun rela menjadi pendengung info bohong tentang kebangkitan Yesus.
Saat para perempuan akan berziarah ke kubur Yesus keesokan harinya dan melihat jenazah Yesus sudah tidak ada di sana, suasana menjadi semakin kacau balau. Tafsir atas fakta yang mereka lihat bermacam-macam. Untunglah dalam suasana seperti itu, Allah lewat malaikat memberi tahu para perempuan bahwa Yesus memang telah bangkit. Mereka pun tenang. Allah telah menunjukkan kebenaran.
Menengok situasi saat ini, saya coba merenungkan, ternyata fakta peristiwa Paskah ribuan tahun lalu masih terjadi di zaman modern ini. Intrik, konspirasi dan hoaks bertebaran di mana-mana, apalagi di negeri kita yang sebentar lagi akan menggelar Pemilu Serentak 2024 yang di dalamnya ada pemilihan presiden (pilpres).
Di tahun-tahun politik ini, fakta dan kebenaran dijungkirbalikkan, lalu terekayasalah info-info berupa teks, pidato, ceramah, gambar dan video yang kebenarannya diragukan, membuat bingung masyarakat. Ironisnya, banyak warga yang percaya begitu saja. Apalagi jika informasi yang diterima lewat berbagai media, memuaskan atau sejalan dengan pikiran atau praduga mereka.
Kita bisa bayangkan betapa bahayanya kabar bohong. Di zaman Yesus yang belum ada saluran media komunikasi canggih, kabar bohong pun dipercaya dan turun temurun hingga saat ini. Kita sudah sepakat bahwa 'kebenaran' yang ideal, bahkan hakiki buat bangsa kita ialah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Namun, kenyataannya, karena banyaknya kabar bohong, muncul krisis kepercayaan di masyarakat. Lebih memprihatinkan jika krisis kepercayaan itu karena masyarakat miskin informasi, kemudian ditafsirkan sendiri-sendiri, apalagi jika didasarkan dengan kebencian yang begitu membuncah.
Saya berdoa, semoga itu tidak terjadi, apalagi sampai berlarut-larut. Selamat Paskah. Allah memberkati bangsa Indonesia.
Terkini Lainnya
Ribuan Jemaat Padati Gereja Katolik di Surabaya
Pesan Menag di Hari Kenaikan Yesus Kristus
Alumni KMK dan PMK Universitas Telkom Pererat Persaudaraan lewat Perayaan Natal Bersama
Mengusung Konsep Berbeda, GBI HMJ Sukses Gelar Rangkaian Natal 2023
Berbekal Pengalaman Kerohanian, Pendeta Helmijanto Memutuskan Buka GBI HMJ
Sabtu Suci: Makna & Warna Liturgi
Sambut Pilkada, Google Dukung Tular Nalar Mafindo Edukasi Anak Muda dan Lansia
Asosiasi P2MI Imbau Masyarakat Tidak Mudah Termakan Hoaks Soal MSG
Literasi Digital Dorong TNI Capai Visi Misi “PRIMA”
Hasto Dicecar 4 Pertanyaan Terkait Kasus Dugaan Penyebaran Berita Bohong
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Hari Ini
Perlu Keterampilan Digital, Remaja Diimbau Berhati-hati Gunakan Media Sosial
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap