Pengamat Istilah Lone Wolf jangan Disematkan pada Pelaku Teror
![Pengamat : Istilah Lone Wolf jangan Disematkan pada Pelaku Teror](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/05126cd6af9bf49a8cf7b76e4891461c.jpeg)
PERISTIWA penembakan di Mabes Polri pada 31 Maret lalu disebut aparat keamanan dan media massa sebagai lone wolf. Merujuk hasil penyidikan polisi, dakwaan jaksa, serta vonis hakim dalam kasus terorisme selama ini, kasus-kasus yang awalnya disebut sebagai lone wolf, ternyata tidak dilakukan sendirian.
Selain itu, penggunaan istilah tersebut juga sudah mulai ditinggalkan dalam praktek kebijakan kontraterrorisme karena dianggap mengglorifikasi aksi terorisme.
Direktur Eksekutif Policy and Regulatory Institute (PRI) Arisakti 'Rico' Prihatwono mengungkapkan, lone wolf sebenarnya merupakan terminologi ilmu zoologi untuk menggambarkan fenomena serigala yang hidup sendirian, berbeda dari karakter umum hewan tersebut yang biasanya hidup dalam kawanan.
"Istilah itu kemudian dipinjam dalam kajian keamanan untuk menggambarkan aksi terorisme yang dilakukan sendirian tanpa jaringan dan rantai komando yang jelas," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Rico menjelaskan, berdasarkan definisi umum yang disepakati dunia, mereka yang disebut lone wolf memiliki beberapa kriteria. Pertama, beraksi secara individu tanpa rekan. Kedua, bukan merupakan anggota atau tidak terafiliasi dengan organisasi yang terkait terorisme. Ketiga, beroperasi tanpa rantai komando (chain of command) atau pengaruh seorang pemimpin.
"Keempat, merencanakan agenda dan aksi serangan teror sendirian. Kelima, mengalami proses radikalisasinya sendiri," jelas Rico.
Merujuk pada definisi tersebut, dan dari bukti penyidikan polisi, dakwaan jaksa, serta vonis hakim dalam kasus-kasus terorisme yang terjadi sebelumnya, kasus-kasus yang awalnya disebut sebagai 'lone wolf', ternyata belakangan terbukti merupakan bagian dari sel atau jaringan teroris tertentu.
Contohnya, RM, pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara, pada 13 November 2019 yang awalnya disebut polisi sebagai pelaku tunggal dan lone wol', ternyata tidak beroperasi dan merencanakan aksinya sendiri.
Baca juga : Tangkal Radikalisme dengan Kurikulum di Sekolah
Berdasarkan bukti putusan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur di 2020 untuk beberapa terpidana terorisme yang diringkus polisi pada akhir 2019 dan awal tahun, RM terbukti tidak melakukan aksinya sendirian dan bahkan terkait dengan jaringan yang terafiliasi dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Sumatera.
"Ia terbukti direkrut oleh jaringan teroris dan bahan peledak yang digunakannya dipasok oleh anggota jaringan teroris lainnya," ujar Rico.
Begitu juga RA, pelaku pemboman Pos Polisi Kartasura, Jawa Tengah, pada 3 Juni 2019, yang awalnya juga disebut sebagai lone wol' ternyata juga tidak beraksi sendirian. Meski tidak terafiliasi dengan JAD atau kelompok besar teror lainnya, penyidikan polisi belakangan menemukan dua orang yang diduga ikut membantu proses perakitan bom yang digunakan RA
Menurut Rico, lewat penyidikan mendalam, kasus-kasus yang awalnya disebut sebagai lone wolf, ternyata belakangan ditemukan tidak sendirian atau merupakan bagian dari sel atau jaringan teroris tertentu. Karena itu, ia meminta kepolisian dan media massa untuk tidak buru-buru melabel peristiwa penembakan di Mabes Polri sebagai lone wolf.
"Pertanyaan publik mengenai kejanggalan peristiwa penembakan di Mabes Polri harus dijawab dengan penyelidikan yang mendalam dan transparan," kata Rico. "Bukan dengan melabelnya dengan terminologi usang yang sudah ditinggalkan".
Disebut terminologi usang, ujar Rico, karena istilah lone wolf sendiri secara international best practice sudah mulai ditinggalkan oleh pengambil kebijakan dan media massa. Penyebutan 'wolf' atau serigala dipandang sebagai sesuatu yang heroik, melegitimasi, dan mengglorifikasi aksi terorisme. Istilah yang lazim dipakai sekarang adalah lone actor.
"Tetapi tentu saja, sebelum melabelnya sebagai 'lone actor', harus dilakukan penyidikan yang mendalam dan transparan atas insiden tersebut," pungkasnya. (RO/OL-7)
Terkini Lainnya
Diduga Ada Orang Lain Terlibat dalam Percobaan Pembunuhan Terhadap Perdana Menteri Slovakia
Melawan Ekstremisme dan Sumpah Pemuda 4.0
Deradikalisasi Teroris Lone Wolf lebih Mudah
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap