Kajati Terima Suap Wajib Dipecat, Kalau Berbahasa Sunda, Apa Salahnya
![Kajati Terima Suap Wajib Dipecat, Kalau Berbahasa Sunda, Apa Salahnya?](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/01/c1af6562851b2f0518bddc9aa047d6d5.jpg)
PERNYATAAN anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan yang meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin memecat seorang Kepala Kejaksaan Tinggi karena menggunakan bahasa Sunda menuai kontroversi.
Anggota DPR RI Dedi Mulyadi yang juga tokoh Sunda turut berkomentar
mengenai hal tersebut. Menurutnya penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan rapat adalah sesuatu yang wajar.
"Wajar saja dilakukan selama yang diajak rapat, yang diajak diskusi,
mengerti bahasa daerah yang digunakan sebagai media dialog pada waktu itu," Kata Dedi Mulyadi, Selasa (18/1).
Dedi pun saat menjadi Bupati Purwakarta kerap menggunakan bahasa Sunda
sebagai media dialog bersama masyarakat dan rapat pejabat. Bahkan dalam
satu hari ada pengkhususan bahwa seluruh warga hingga pejabat harus
menggunakan bahasa, pakaian hingga menyediakan makanan khas Sunda.
"Saya lihat di Jawa Tengah juga bupati, wali kota, gubernur sering juga
menggunakan bahasa Jawa dalam kegiatan kesehariannya. Ini adalah bagian
dari kita menjaga dialektika bahasa sebagai keragaman Indonesia," ucapnya.
Bahkan, kata Dedi, saat ia memimpin rapat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI kerap menyisipkan bahasa Sunda di dalamnya. "Justru itu malah membuat suasana rapat rileks tidak tegang. Sehingga apa yang ada di pikiran kita, gagasan kita bisa tercurahkan. Lama-lama anggota yang rapat, sedikit banyak mendapat kosa kata baru bahasa Sunda yang dimengerti," katanya.
Karena itu, bagi dia tidak ada problem apapun orang mau menggunakan bahasa daerah mana pun di Nusantara ini, selama itu bisa dipahami oleh peserta rapat atau acara.
Lebih lanjut Dedi juga mempertanyakan orang-orang yang kerap menggunakan bahasa asing saat rapat atau keseharian. "Kita tidak pernah berpikir apakah istilah asing itu dimengerti atau tidak oleh peserta rapat atau diskusi itu," ucapnya.
Ia pun mengajak agar bersama-sama menjaga keberagaman dan kebhinekaan untuk persatuan juga kesatuan bangsa Indonesia. Bagi Dedi berbahasa daerah bukan berarti tidak nasionalis. Sebab nasionalisme dibangun dari kekuatan daerah-daerah.
"Jadi kalau Kejati terima suap saya setuju untuk dipecat, tapi kalau pimpin rapat pakai bahasa Sunda apa salahnya?," pungkas Kang Dedi. (N-2)
Terkini Lainnya
KIM Setuju Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta, Dedi Mulyadi di Pilgub Jabar
Jelang Pilkada, Dedi Mulyadi Kunjungi Partai Demokrat Jawa Barat
Dedi Mulyadi Siap Maju Pilgub Jawa Barat dan Lepas Kursi DPR
Hari Kebangkitan Bahasa Sunda: Sejarah, Kontroversi, dan Semangat Kebangkitan
Dedi Mulyadi Safari Budaya Ajak Warga Pilih Prabowo di Pemilu 2024
Dukung Konservasi Satwa, DPR RI Dorong Perluasan Areal Taman Safari Bogor
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap