visitaaponce.com

Ungkap Pembunuhan Aktivis HAM Munir, Bjorka Bongkar Dalang Sebenarnya

Ungkap Pembunuhan Aktivis HAM Munir, Bjorka Bongkar Dalang Sebenarnya
Mahasiswa mengikuti aksi refleksi 17 tahun kematian aktivis HAM Munir pada 2021 lalu.(ANTARA)

PADA Minggu (11/9), Bjorka membuat akun Twitter yang langsung diserbu para pengguna Twitter yang penasaran. Namun, akun tersebut sudah ditangguhkan pihak Twitter. Bjorka mencuit sebuah tautan yang berisi artikel yang mengungkap pembunuh Munir dan kronologi kejadian tersebut.

Cuitan dari akun @bjorkanism di Twitter diterjemahkan sebagai berikut, "Ya, aku tahu kalian telah menunggu ini. Jadi, siapa yang membunuh pria baik ini?" tulis Bjorka.

Baca juga: Pemerintah Dinilai Perlu Berikan Penjelasan Dugaan Kebocoran Data

Peretas ini mengungkap bahwa pembunuh Munir adalah Muchdi Purwopranjono yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya.

"Aku akan beri sebuah kalian nama jika kalian tanya siapa di balik pembunuhan Munir. Dia adalah Muchdi Purwopranjono yang kini sedang menjabat sebagai Ketua Umum Partai Berkarya." ujar Bjorka melalui artikelnya.

Kronologi Pembunuhan Munir Menurut Bjorka

Munir yang pada waktu itu adalah koordinator organisasi yang ingin mengungkap bahwa Tim Operasi Mawar adalah pelaku penculikan 13 aktivis periode 1997-1998.

Muchdi yang saat itu menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pada waktu itu mulai tidak menyukai Munir. Akibatnya, Muchdi Purwopranjono harus diberhentikan dari jabatan barunya selama 52 hari.  

Pada 27 Maret 2003, Muchdi diangkat menjadi Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Deputi V. Menurut Bjorka, jabatan tersebut membuka banyak peluang bagi Muchdi untuk menghentikan aktivitas-aktivitas Munir yang dianggap merugikan Muchdi.

Dalam artikelnya, Muchdi ditulis menggunakan jaringan non-organik BIN, yakni Pollycarpus Budihari Priyanto sebagai pilot PT Garuda Indonesia Airways untuk membunuh Munir.

Munir diketahui akan terbang ke Belanda menggunakan pesawat Garuda Indonesia untuk studi lanjut. Kemudian, Pollycarpus mengajukan surat rekomendasi kepada PT Garuda Indonesia Airways untuk ditempatkan di bidang Corporate Security.

Hal tersebut sempat ditanyakan Budi Santoso. Lalu, Pollycarpus menjawab, "Pak saya ingin ikut di bidang corporate security karena ada banyak masalah di Garuda." jawab Polly.

Setelah beberapa hari Polly mengaku kepada Budi Santoso, "Pak, saya mempunyai tugas dari Bapak Muchdi Purwopranjono untuk membunuh Munir." ungkapnya.

Surat rekomendasi tersebut akhirnya diletakkan di dalam amplop BIN dengan nomor E-451/VII/2004 yang kemudian diberikan kepada Indra Setiawan Direktur Presiden PT. Garuda Indonesia Airways oleh Pollycarpus. Pollycarpus pun menjadi staff corporate security seperti yang diminta.

Selanjutnya, Pollycarpus menelpon Munir untuk menanyakan kapan Munir berangkat, tapi yang menjawab adalah Suciwati, istri Munir. Suci menjawab bahwa suaminya akan berangkat pada Senin, 6 September 2004 dengan penerbangan Garuda Boeing 747-400 nomor GA-974.

Pollycarpus menjadi kru tambahan dalam penerbangan tersebut. Seharusnya Ia menjadi pilot utama untuk penerbangan ke Peking, Cina dari 5-9 September 2004.

Lalu, pada Senin malam, Pollycarpus berangkat bersama-sama dengan Munir dari Bandara Soekarno-Hatta. Pada pukul 23.32 WIB, pesawat mereka tiba di Changi Airport setelah terbang selama 120 menit.

Setelah itu Pollycarpus mengantar Munir ke Coffee Bean melalui Gate 42. Mereka berdua kemudian minum di sana tapi minuman Munir sudah ditambahkan racun arsen dan dihabiskan oleh Munir.

Keduanya berpisah, Munir melanjutkan perjalanan ke Belanda dan Pollycarpus kembali ke Jakarta.  Pada Selasa pukul 10.47 dini hari, Pollycarpus berkabar kepada Budi Santoso, "Ikan besar ditemukan di Singapura."

Munir kemudian meninggal dua jam sebelum pesawat mendarat di Bandara Schipol Amsterdam. Berdasarkan hasil otopsi dari pemerintah Belanda, terdapat 3.1 mg racun arsen di tubuh Munir.

Kasus ini telah diangkat ke ranah hukum Indonesia, namun keputusan hakim untuk durasi penahanan Muchdi pada Rabu, 31 Desember 2008 jauh lebih sedikit dari permintaan jaksa yakni 15 tahun di penjara.

"Dinyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan merencanakan pembunuhan Munir, sesuai dakwaan jaksa," kata Ketua Majelis Hakim Suharto dikutip dari akun Twitter @sqntuy yang memuat kembali isi artikel Bjorka dalam threadnya.

Indra Setiawan yang merupakan Presiden Direktur PT Garuda telah Indonesia Airways didakwa membuat surat palsu dan mendekam di penjara selama satu tahun.

Sementara Pollycarpus dengan dakwaan sebagai pelaksan pembunuh Munir telah keluar dari penjara pada 28 September 2014. Di sisi lain ada Muchdi yang bahkan tidak didakwa sebagai otak dari rencana pembunuhan Munir.

Sampai saat ini Presiden Jokowi berjanji akan menyelesaikan kasus ini.

Berikut beberapa tanggapan warganet terhadap Bjorka.

@WidasSat**, "Tweet-tweetnya si Bjorka makin bau amis. People keep falling and believe him/her simply because they just dont trust the government.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat