visitaaponce.com

Demokrat Bantah Sering Ke Istana, Sekjen Tiga Kali Pertemuan Inisiatif dari Istana

Demokrat Bantah Sering Ke Istana, Sekjen: Tiga Kali Pertemuan Inisiatif dari Istana
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan SBY di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (10/10/2019)(Antara)

PARTAI Demokrat membantah sering datang ke Istana untuk menemui Presiden Joko Widodo. Empat kali pertemuan dalam 3,5 tahun terakhir antara dua petinggi Demokrat serta Jokowi berlangsung atas inisiatif dari Presiden.

Klarifikasi Demokrat diberikan untuk merespons pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa “Demokrat sering ke Istana. PKS juga ke Istana, tetapi maunya malam”. Hal itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa nasional di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 29 Mei 2023.

Setelah berita itu tersebar di berbagai media massa, DPP Partai Demokrat segera mengumpulkan fakta untuk membuktikan apakah benar ada pertemuan Partai Demokrat dengan Presiden Joko Widodo?

Baca juga : Di Hadapan Wartawan, Jokowi Akui Dirinya Cawe-cawe untuk 2024

Dari keterangan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat yang juga Presiden RI Ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), DPP menyimpulkan beberapa hal.

"SBY dalam waktu 3,5 tahun ini, tercatat 3 kali bertemu dengan Presiden Joko Widodo," terang Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Teuku Riefky Harsya, Rabu (31/5).

Baca juga : Jika Demokrat Diambil Moeldoko, SBY: Ada Tangan-Tangan Politik

Pertemuan pertama, kata Riefky, terjadi pada tanggal 10 Oktober 2019 di Istana Merdeka, siang hari. Pertemuan itu atas inisiatif dan undangan Presiden Joko Widodo.

Kedua, pada saat SBY menghadiri pernikahan putra ketiga Presiden, Kaesang di Solo. Pertemuan itu terjadi malam hari, dan waktu itu SBY hadir bersama AHY beserta istri, serta Eddy Baskoro Yudhoyono beserta istri, karena undangannya juga malam hari.

Pertemuan ketiga SBY dengan Presiden Joko Widodo terjadi di Kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali pada 15 November 2022. Saktunya juga malam hari karena undangan yang diterima SBY adalah menghadiri Gala Dinner G20 pada malam hari.

"Pertemuan tersebut yang menentukan tempat dan waktunya adalah Presiden Joko Widodo, dan Bapak SBY menghormati Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Negara, yang sedang mengemban amanah saat ini. Artinya, ketiga pertemuan itu inisiatif datang dari Presiden Joko Widodo. Bukan atas inisiatif Bapak SBY apalagi meminta waktunya malam hari," ucap Riefky.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY. Riefky menyampaikan, selama 3,5 tahun terakhir ini, AHY hanya pernah satu kali bertemu Presiden Joko Widodo, yakni pada 9 Maret 2021 atau sekitar 2 tahun lalu.

"Pertemuan itu atas permintaan pihak Istana dan tempat yang dipilih adalah Istana Bogor, dan waktu yang ditentukan adalah malam hari. Jadi waktu pertemuan yang malam hari itu juga bukan atas permintaan Ketua Umum Partai Demokrat AHY," beber Riefky.

Saat itu, ungkap Riefky, pihak Istana menyampaikan bahwa Presiden Joko Widodo ingin bertemu dengan SBY untuk memberikan klarifikasi atas apa yang dilakukan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko tentang gerakannya untuk mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat yang sah.

"Waktu itu, Bapak SBY menjawab bahwa yang paling tepat untuk mendengarkan penjelasan Presiden Joko Widodo adalah Ketua Umum AHY. Singkat kata, AHY diundang untuk hadir di Istana Bogor tanggal 9 Maret 2021 malam hari," jelas Riefky.

Ia melanjutkan, dalam pertemuan dengan AHY di Istana Bogor malam itu, Presiden Joko Widodo dengan didampingi oleh Mensesneg Pratikno menjelaskan bahwa beliau tidak tahu menahu dengan apa yang dilakukan oleh KSP Moeldoko untuk mengambilalih Partai Demokrat.

Siap dikonfrontir

Dengan begitu, dari keterangan langsung yang didapat DPP tercatat ada empat kali pertemuan antara Presiden Joko Widodo dengan dua tokoh Partai Demokrat, SBY dan AHY, namun itu terjadi 2 - 3 tahun yang lalu.

"Pertemuan-pertemuan itu bukan yang sering digambarkan oleh publik sebagai pertemuan politik yang lazim dilakukan Presiden Joko Widodo dengan partai-partai politik pendukung pemerintah," cetusnya.

Dengan penjelasan ini, DPP Demokrat berharap insan media dan masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya. Partai Demokrat juga menyatakan siap “dikonfrontir” dengan Presiden Joko Widodo maupun pembantu-pembantunya.

"Agar masyarakat luas mengerti duduk persoalan yang sesungguhnya dan tidak memiliki praduga yang tidak baik kepada Partai Demokrat seolah-olah Partai Demokrat juga ikut mencari jalan untuk bertemu Presiden Joko Widodo dan meminta waktunya malam hari. Kalau tidak kami klarifikasi, bisa saja Partai Demokrat dituduh “kucing-kucingan” yang semua itu tidak pernah kami lakukan," tegasnya. (Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat