visitaaponce.com

Hari Tritura 10 Januari, Sejarah dan Isi

Hari Tritura 10 Januari, Sejarah dan Isi
Gerakan mahasiswa menuntut tiga hal(Istimewa)

TANGGAL 10 Januari, Pemerintah menetapkan Hari Tritura sebagai momen peringatan terhadap aksi demonstrasi besar tahun 1966 yang melibatkan aktivis dan mahasiswa. Hari ini diresmikan untuk mengingatkan pada tiga tuntutan rakyat yang diutarakan dalam peristiwa tersebut.

Aksi demonstrasi itu bermula dari ketidakpuasan terhadap tragedi G30S/PKI dan kekecewaan terhadap rezim pemerintah pada masa itu. Aktivis dan mahasiswa bersatu dalam gerakan ini sebagai respons terhadap lambannya dan kurangnya ketegasan pemerintahan Orde Lama terhadap PKI.

Menurut informasi dari Kemendikbud RI, peringatan Hari Tritura mengingatkan pada awal munculnya ketidakpuasan banyak orang terkait tragedi berdarah Gerakan 30 September 1965. Aksi ini diprakarsai oleh Gerakan Mahasiswa, dengan dalih bahwa lambannya tanggapan pemerintah terhadap PKI dianggap sebagai pemicu kerusuhan pada tahun 1965.

Baca juga: Tritura: Isi Tritura, Sejarah, Latar Belakang, dan Dampaknya bagi Indonesia

Sejarah Tritura

Tritura mencatat sejarahnya sebagai rangkaian aksi demonstrasi yang terjalin dari 10-13 Januari 1966, dipicu oleh kolaborasi peran dari berbagai kelompok dalam masyarakat. Di pihak mahasiswa, kehadiran organisasi kemahasiswaan seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI), dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) menjadi poin penting dalam dinamika aksi tersebut. Tidak hanya terbatas pada kalangan mahasiswa, namun para buruh yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI) juga turut serta dalam perhelatan demonstratif tersebut.

Baca juga: Pengertian 4 Konsep Waktu dalam Sejarah

Tidak berhenti di situ, berbagai lapisan masyarakat turut serta dalam aksi ini. Organisasi guru, seperti Kesatuan Aksi Guru Indonesia (KAGI), membaur dalam aliran demonstrasi untuk menyuarakan aspirasi dan tuntutan mereka. Organisasi perempuan, seperti Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), memberikan dimensi yang kaya dalam konteks pergerakan ini. Demikian pula, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI) juga ikut serta memberikan warna dalam momentum ini.

Kesatuan antara berbagai elemen ini menciptakan kekuatan yang memperkuat tujuan bersama dalam aksi demonstrasi Tritura, membawa perasaan ketidakpuasan, aspirasi, dan tuntutan bersama dalam sebuah gerakan yang mencerminkan keberagaman dan solidaritas dalam tindakan. Aksi ini menjadi tonggak sejarah yang menunjukkan bahwa perubahan dan penentangan terhadap kebijakan yang dianggap tidak adil dapat bersumber dari kesatuan berbagai elemen masyarakat.

Isi Tritura

Selain menginginkan pembubaran PKI, para peserta demonstrasi juga menyampaikan tuntutan-tuntutan lain. Sesuai dengan namanya, total terdapat tiga butir tuntutan yang diungkapkan pada saat itu. Berikut rincian keseluruhan tuntutan yang diajukan dalam aksi tersebut.

1. Penurunan Harga Pangan

Di samping kekhawatiran akan ketidakstabilan keamanan, kondisi ekonomi Indonesia pada masa itu dianggap tidak memadai. Sebabnya, bahan pangan, termasuk bahan pokok, dijual dengan harga yang tinggi di pasar. Menghadapi situasi tersebut, para demonstran meminta agar harga pangan segera diturunkan.

2. Pembubaran PKI

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, salah satu tujuan Tritura adalah mendesak pembubaran Partai Komunis Indonesia. Para demonstran mendesak pemerintah untuk segera membubarkan PKI, karena partai tersebut dianggap terlibat dalam pemberontakan G30S/PKI.

3. Perombakan Kabinet Dwikora

Peserta demonstrasi menyadari bahwa pembubaran PKI bukanlah satu-satunya cara untuk menghilangkan pengaruh partai kiri tersebut dalam politik Indonesia. Oleh karena itu, mereka menuntut agar terjadi perombakan Kabinet Dwikora.

Pada Pemilu pertama tahun 1955, PKI menjadi salah satu pemenang, dan sebagai hasilnya, anggota PKI masuk ke dalam Kabinet Dwikora. Dengan melakukan perombakan Kabinet Dwikora, para demonstran berharap dapat membersihkan jejak PKI secara menyeluruh dari kehidupan politik.

Peringatan Hari Tritura bukan hanya sekadar penghormatan terhadap sejarah, tetapi juga menjadi momen untuk merenung dan memahami pentingnya partisipasi rakyat dalam menyuarakan aspirasi demi perubahan yang lebih baik. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat