visitaaponce.com

The Hoops ingin Akhiri Paceklik di Eropa

The Hoops ingin Akhiri Paceklik di Eropa
Piala Liga Champions UEFA(Istimewa)

AMBISI untuk mengakhiri kekeringan kemenangan di Liga Champions Eropa diusung Celtic ketika menjamu Lazio di Parkhead, Kamis (5/10) dini hari WIB. Setelah kejayaan saat menjadi klub Britania pertama yang menjadi jawara Liga Champions (ketika itu masih bernama European Cup) pada 1967, The Hoops--julukan Celtic--tidak bergairah di kompetisi tertinggi sepak bola Eropa.

Di laga pembuka Grup E musim 2023-2024, Celtic takluk 0-2 dari tuan rumah Feyenoord. Hasil itu memperpanjang rekor 10 pertandingan beruntun tanpa kemenangan di fase grup Liga Champions. Bermain di kandang sangat penting untuk anak asuh Brendan Rodgers jika mereka ingin tetap bersaing untuk mendapatkan tempat di babak sistem gugur.

Apalagi, Rodgers menjadi orang yang berperan saat menjadi pelarih periode pertamanya di klub yang memenangkan pertandingan terakhir di Liga Championa pada 2017 saat bertandang ke Anderlecht.

Baca juga : Rodgers Sebut Celtic Kalah dari Feyenoord karena Minim Pengalaman

"Kami ingin melihat apakah kami dapat memberikan dampak di Eropa. Itu selalu menjadi tantangan di level tertinggi tapi kami ingin masuk ke sana dan melihat apakah kami bisa maju dan menunjukkan sisi baik kami," kata Rodgers.

Kemajuan tim di liga domestik juga jadi modal baik untuk laga nanti. Pertahanan timnya di Liga Utama Skotlandia mengalami kemajuan dengan meraih enam kemenangan dan imbang sekali dari tujuh pertandingan untuk memuncaki klasemen. Celtic telah memenangkan 11 dari 12 gelar Liga Utama Skotlandia terakhir dan empat treble domestik dalam enam musim terakhir.

Baca juga : Jadwal Siaran Langsung Liga Champions 2023-2024

Masalah-masalah yang dihadapi oleh Lazio musim ini juga memberikan dorongan semangat bagi Celtic, begitu juga dengan kesuksesan mereka baru-baru ini melawan tim asal Italia tersebut. Empat tahun lalu mereka mengalahkan Biancocelesti kandang dan tandang di babak grup Liga Europa.

Lazio tiba di Glasgow dengan posisi dua tingkat di atas zona degradasi Serie A setelah hanya memenangkan dua dari tujuh pertandingan liga pembukaan mereka musim ini. Situasi yang sangat berbanding terbalik dengan apa yang ditunjukkan mereka di musim lalu. Lazio mampu finis di urutan kedua di bawah Napoli yang meraih Scudetto

Mereka hanya berhasil menyelamatkan satu poin saat menjamu Atletico Madrid pada pertandingan pembuka Liga Champions. Lazio juga mengalami kendala karena sejumlah pemain cedera akibat jadwal yang padat.

Pelatih Lazio Mauricio Sarri, menilai timnya jeblok karena jadwal yang harus dilalui musim ini. Pria asal Italia ini mengecam UEFA, FIFA dan pihak Serie A yang menurutnya membuat jadwal yang tak manusiawi. Lazio bermain enam laga sepanjang September. Mereka memainkan tiga laga terakhir hanya dalam rentang enam hari.

Tampil di Liga Champions musim ini tampaknya menjadi beban untuk Biancocelesti. Mengingat, mereka tak punya kedalaman skuad yang cukup baik.

"Kami harus melakukan perubahan karena jadwal yang gila. Saya sangat marah kepada UEFA, FIFA, Serie A dan semuanya karena bersatu membuat kalender gila ini," kata Sarri. (AFP/Sportsmole/Footballitalia/Z-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat