Google Berencana Hapus Data Pengguna Terkait Gugatan Mode Incognito
![Google Berencana Hapus Data Pengguna Terkait Gugatan Mode Incognito](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/b9a43a4a49a6535c08612d62949b456b.jpg)
GOOGLE berencana menghapus miliaran catatan yang berisi data pribadi pengguna. Penghapusan data ini merupakan bagian dari perjanjian untuk menyelesaikan gugatan atas Google di pengadilan.
Gugatan yang diajukan terkait dengan penggunaan mode incognito pada Google Chrome. Dalam gugatan tersebut, Google dituduh secara diam-diam telah melacak lebih dari 136 juta penelusuran web dalam mode privat yang dilakukan melalui Chrome.
Penyelesaian gugatan tersebut bernilai lebih dari US$5 miliar atau sekitar Rp. 79.436 miliar. Meskipun Google tidak membayar ganti rugi kepada pengguna yang terkena dampak, pengguna tetap dapat menuntut Google secara pribadi. Selain itu, Google akan memperbarui pemberitahuan yang menginformasikan pengguna ketika data dikumpulkan, serta mengizinkan pengguna mode samar untuk memblokir cookies pihak ketiga selama lima tahun.
Baca juga : Google Tolak Gugatan Match Group Induk Tinder
Perbuatan Google ini, menurut para penggugat, membuat perusahaan tersebut menyimpan banyak informasi tanpa pengawasan. Informasi yang dikumpulkan Google termasuk daftar teman, makanan favorit, hobi, kebiasaan berbelanja serta sejarah pencarian yang kemungkinan sangat intim dan berpotensi membuat malu.
Menurut informasi yang didapat, pengacara para penggugat menyebut penyelesaian ini sebagai langkah bersejarah dalam menuntut kejujuran dan akuntabilitas dari perusahaan teknologi yang dominan.
Dalam perjanjian penyelesaian antara penggugat dan Google, Google setuju untuk mengungkapkan data yang dikumpulkannya ketika pengguna menggunakan mode privat saat menjelajah Internet. Di masa depan, mode incognito akan mengizinkan anda memblokir cookie yang disediakan oleh pihak ketiga.
Hasilnya, Google akan mengumpulkan lebih sedikit data dari sesi penjelajahan privat dan Google menghasilkan lebih sedikit pendapatan dari data tersebut.
Sementara itu, gugatan kelompok ini dimulai pada tahun 2020, dengan tuduhan bahwa Google Analytics, cookie, dan aplikasi mengizinkan unit Alphabet untuk mengatur browser Chrome Google dalam mode incognito dan mengatur browser lain ke mode penjelajahan "pribadi". Sehingga, cara tersebut tidak dapat diterima, karena mengklaim dapat melacak orang yang telah mengaturnya.
Terkini Lainnya
Berani Menyerang Pusat Data Nasional, Apakah Ransomware Itu?
Satu Data Ketenagakerjaan Siap Berkolaborasi dengan Regsosek
Satu Data Perkebunan, Langkah Strategis menuju Perkebunan Berkelanjutan
Diagnosis Penyakit Makin Canggih dengan Stetoskop AI
Debugging Wellness, Mencapai Tujuan Kesehatan dengan Pendekatan Berbasis Data dan Analitik
Streaming Data Investasi Prioritas pada 2024
Bursa Karbon Targetkan 96 Pengguna Jasa di Akhir 2024
Mulai Besok, Jam Operasional LRT Jabodebek Diperpanjang
Semarakkan Indonesia Comic Con 2023, CapCut Promosikan Fitur AI Terbaru
Peringati HUT ke-75, Polwan dan PMJ Bagkan Bunga ke Para Pengguna Jalan
Kejagung Lakukan Tes Urine 264 Jaksa Secara Mendadak, Ini Hasilnya
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap