visitaaponce.com

Youtube Dikritik Komunitas Tuli

Youtube Dikritik Komunitas Tuli
Komunitas tuli membuat petisi di Change.org agar Youtube memulihkan fitur "Kontribusi Komunitas".(Unsplash/ Nordwood Themes)

YOUTUBE baru-baru ini menuai kritik dari beberapa komunitas tuli atas kebijakan penonaktifan fitur 'Kontribusi Komunitas' untuk teks dan subtitel pada Senin, 28 September 2020 lalu, beberapa hari setelah puncak perayaan Hari Tuli Internasional (23 September 2020).

Fitur itu dirasakan oleh komunitas tuli sangat bermanfaat. Namun, Youtube berargumen bahwa fitur tersebut jarang digunakan dan banyak pengguna yang melaporkan spam dan kasus penyalahgunaan dari fitur teks tersebut.

Lebih dari setengah juta orang telah menandatangani petisi di Change.org yang menyerukan agar pihak Youtube memulihkan fitur Kontribusi Komunitas tersebut.

Para pendukung petisi juga mengatakan bahwa fitur tersebut juga sangat menguntungkan bagi orang-orang dengan kendala bahasa dan mereka bisa saling bantu untuk menerjemahkan bahasa dalam suatu konten video.

Menanggapi petisi tersebut, Youtube menyatakan bahwa pihaknya hanya menindaklanjuti laporan dari para konten kreator dan pengguna yang mengungkapkan ada banyak masalah pada fitur tersebut termasuk bahasa yang kasar, spam, serta hasil terjemahan yang berkualitas rendah.

Pihak Youtube juga mengungkapkan bahwa selama sebulan terakhir hanya ada sekitar 0,001 persen pengguna yang menerbitkan teks melalui fitur kontribusi komunitas ini. \

Serta menawarkan kepada penggunanya penggunaan subtitle otomatis yang ditranskripsikan dari mesin pencarian google translate.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas dan fitur teks yang ada, serta memperkenalkan alat baru yang dapat menjangkau lebih banyak penonton," papar pihak Youtube seperti dilansir dari dailymail.co.uk (29/9).

Hingga selasa sore, lebih dari 511.000 orang telah menandatangani petisi Change.org yang meminta Youtube untuk membatalkan keputusannya.

"Fitur Kontribusi Komunitas memungkinkan berbagai komunitas untuk berkumpul dan menikmati konten yang sebelumnya tidak akan dapat mereka lakukan," tulis Emma Wolfe, selaku pembuat petisi. (M-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat