visitaaponce.com

Luas Wilayah Laut Es di Antartika Mencapai Rekor Terendah

Luas Wilayah Laut Es di Antartika Mencapai Rekor Terendah
Lapisan es di kawasan Antartika.(AFP )

Foto satelit menunjukkan lapisan es laut Antartika, di Kutub Selatan berada pada titik terendah sepanjang sejarah pada Februari 2022. Hal ini merupakan tingkat minimum terendah sejak pencatatan satelit dimulai 43 tahun lalu.

National Snow and Ice Data Center (NSIDC) pekan lalu melaporkan luas es laut atau ukuran lautan di sekitar Antartika turun menjadi kurang dari 772.000 mil persegi (1,92 juta kilometer persegi) untuk pertama kalinya. Ilmuwan mulai merekam data es pada tahun 1979.

Walaupun pemanasan global mungkin berperan atas keadaan ini, karakteristik es laut Antartika sangat mudah berubah. Menurut laporan jurnal Nature, penyusutan itu kemungkinan besar disebabkan faktor alami.

Dilansir dari LiveScinece, sebagian penyusutan mungkin disebabkan karena angin kencang yang mendorong beberapa es laut lebih jauh ke utara ke perairan yang lebih hangat. “Di sana, es pecah dan mencair. Saya menyakini bahwa tidak semua peristiwa tersebut dapat dikaitkan dengan variabilitas alami,” Kata kata Walt Meier, peneliti senior di NSIDC, yang berbasis di University of Colorado.

Tidak seperti di Kutub Utara, di mana es laut telah menurun dengan cepat sejak 1979, es laut Antartika telah mengalami banyak variabilitas dari tahun ke tahun. Es laut terbuat dari air laut beku yang mengapung di permukaan laut. Es laut terjadi di lautan dan sering dilapisi salju, tidak seperti gunung es dan formasi es lainnya yang terlepas dari daratan.

NSIDC belum menetapkan trend yang signifikan secara data statistik dalam satu arah atau yang lainnya menggunakan data satelit. Hal ini karena es laut Antartika sangat bervariasi dari tahun ke tahun. Luasan es laut minimum terendah yang pernah tercatat adalah tahun ini, sedangkan luasan es laut minimum tertinggi terjadi pada 2015.

Menurut NSIDC, Antartika dikelilingi oleh air, dan angin serta arus laut yang mengisolasi benua itu dari pola cuaca di tempat lain di Bumi. (M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat