visitaaponce.com

Mengenal Art Theraphy, Terapi Alternatif Mengatasi Kecemasan dan Atur Emosi lewat Seni

Mengenal Art Theraphy, Terapi Alternatif Mengatasi Kecemasan dan Atur Emosi lewat Seni
Ilustrasi art theraphy untuk mengatasi gangguan kecemasan dan masalah kesehatan mental.(Dok. Williamsburg PLC)

ART theraphy memang mulai banyak dipelajari oleh masyarakat di segala usia baik remaja, anak, dewasa, hingga lansia. Art theraphy merupakan suatu terapi penyembuhan yang fokus pada media seni dengan tujuan mengungkapkan emosi atau perasaan yang tidak bisa diungkapkan secara verbal.

"Saat kita tidak bisa ungkapkan secara bahasa maka kita memilih metode seni untuk sebagai fasilitator media penyampaiannya. Biasanya pasien datang sambil menangis dan sulit berkomunikasi, lalu kita beri wadah agar pasien bisa mengekspresikannya dengan tulisan maupun foto," kata Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, Afinia Permanasari dalam dialog Art Theraphy for Mental Health dari RS JIH Solo, Jumat (26/5).

Art theraphy yang dilakukan bisa dalam berbagai bentuk. Tidak hanya menggambar. ada juga seni lukis, musik, tari, dan ada juga fotografi. Semua seni tersebut sangat berpengaruh pada kinerja otak. Seperti misalnya seni lukis yang sangat berpengaruh pada otak belakang. Kemudian seni musik sangat berpengaruh pada otak temporal, dan seni tari yang lebih berfokus pada otak bagian parietal (atas).

Baca juga: David Ozora Jalani Terapi Musik, Manfaatnya Apa?

Seni tari bisa diterapkan pada pasien dengan hobi menari. Afinia menjelaskan ada pasien yang hobi menari dengan zumba ada juga dengan tari daerah dan biasanya menjadi rekomendasi. Seni musik dan tari sangat disarankan untuk pasien lebih mengatur emosinya dan lebih mengekspresikannya dengan baik.

Terapi ini juga sering dimanfaatkan bagi pasien trauma, baik dari trauma seksual, fisik, rumah tangga, perundungan, dan sebagainya. Selain itu, banyak juga digunakan pada anak yang mengalami masalah tumbuh kembang, karena banyak dari mereka yang enggan untuk bercerita tetapi butuh perbaikan. Begitu juga pada pasien bipolar.

"Pasien ketergantungan obat terlarang juga bisa untuk mengalihkan pikiran yang tidak perlu atau overthinking, biasanya untuk mengalihkan sakawnya itu. Sehingga art theraphy ini sudah lama dan lazim dilakukan," ujarnya.

Baca juga: Perundungan Dalam Dunia Kedokteran dan Kesehatan

Terapi melalui seni ini memiliki manfaat meningkatkan kesadaran seseorang akan sisi positif, identifikasi emosi, tingkat kesabaran, dan sifat-sifat lain pada dirinya dengan lebih baik.

Contoh Kasus

Afinia menceritakan ada sebuah kasus pada pasien berusia 18 tahun yang merupakan anak tunggal dengan masalah ayahnya meninggal satu tahun lalu. Melalui metode lukis, pasien menggambar bahwa ada sosok dirinya dengan bayangan yang besar, dengan gambar itu memiliki banya arti. Pasien merasa meski dikelilingi banyak orang tetapi masih merasa kesepian.

Kemudian pasien juga menggambar sosok dirinya di sedang duduk di suatu ruangan dengan banyak mata. Pasien merasa banyak orang yang memperhatikannya, ada kecemasan, paranoid, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu membuat pasien mengerti kondisi ia sekarang sehingga psaien perlu mengatasi masalah yang dialami.

Sejarah Art Theraphy

Art theraphy ditemukan di Inggris pada 1939 ketika seorang pelukis yang bernama Adrian Hill menderita tuberkulosis dirawat di Rumah Sakit King George III Inggris. Penyakit tersebut butuh perawatan jangka waktu lama dan akhirnya saat mengatasi kebosanan sehingga ia coba menggambar atau melukis.

Dengan seringnya menggambar dan diikuti pasien lain akhirnya kualitas hidup pasien bisa meningkat dan kepatuhan untuk minum obat juga meningkat. Akhirnya Adrian Hill mengajukan ke rumah sakit bahwa melukis bisa menjadi terapi alternatif, sehingga terus berkembang ke berbagai negara hingga saat ini.

Bahkan di Amerika Serikat ada The American Art Theraphy Association. Sementara di Indonesia juga sudah diterapkan dan kebanyak adalah pasien dengan autisme, mereka kendalanya di komunikasi sehingga okupasi dengan menggunakan terapi lukisan, foto, dan sebagainya.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat