Gemar Makan Pecel Lele Simak Dulu Peringatan Ahli Kesehatan Ini
![Gemar Makan Pecel Lele? Simak Dulu Peringatan Ahli Kesehatan Ini](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/c602130f14d6f436bccfda9619d07ef8.jpg)
Salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia ialah pecel lele atau ayam. Namun, seberapa besar kandungan gizi yang ada dan efek negatifnya? Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Pamela Sumarauw mengatakan bahwa mengonsumsi pecel lele dan ayam setiap hari dapat menimbulkan dampak kurang baik.
"Mayoritas menu yang disajikan di lalapan adalah makanan yang diolah dengan proses menggoreng menggunakan minyak. Hal ini akan memunculkan zat atau kandungan yang kurang baik untuk tubuh jika dikonsumsi sehari-hari," katanya seperti dilansir dari laman resmi UMM, Selasa (6/6).
Pecel ayam biasanya terdiri dari sejumlah sayur yang disajikan bersama dengan lauk utama, mulai dari ayam, lele, bebek, dan lainnya. Jika dilihat sekilas, makanan tersebut sehat-sehat saja. Sebab, ada sumber karbohidrat dari nasi, protein dari ikan atau ayam, hingga mineral dan vitamin dari sayuran.
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya nutrisi gizi, yakni cara pengolahan, porsi makan, serta kebersihan. "Kita ambil contoh minyak yang digunakan menggoreng berulang kali. Hal itu akan menghasilkan kandungan lemak jenuh atau lemak jahat yang berbahaya bagi tubuh. Pun dengan porsi nasi yang berlebihan akan berkontribusi pada lonjakan kandungan gula," tutur dr. Pamela.
Ia menambahkan, faktor kebersihan sayuran mentah juga berpotensi menimbulkan berbagai penyakit. Dr. Pamela juga menuturkan bahwa makanan yang mengandung tinggi lemak dan tinggi karbohidrat akan meningkatkan kadar kalori dan meningkatkan resiko obesitas.
Hal itu turut meningkatkan potensi terjangkit penyakit-penyakit kronis seperti jantung koroner, hipertensi atau darah tinggi, diabetes, hingga kanker. Dengan demikian, ia menegaskan bahwa mengonsumsi makanan lalapan setiap hari tidaklah dianjurkan. Alangkah lebih baik jika masyarakat mengurangi porsi dan membatasinya.
Kemudian juga menambah variasi makanan lain yang dari segi pengolahan lebih sehat, seperti direbus, dikukus, atau dibakar. "Sebagai upaya mengimbangi, sebaiknya lakukan olahraga rutin minimal 150 menit dalam satu minggu atau 2-3 kali seminggu. Menjaga pola tidur 7-8 jam sehari dan asupan vitamin serta mineral yang baik bagi tubuh juga dianjurkan," pungkas dr. Pamela.
Terkini Lainnya
Ramalan Zodiak Gemini Hari ini 3 Juli 2024: Jangan Bosan untuk Belajar
Tidur Berkualitas Buat Hidup Lebih Produktif
Presiden Minta Peningkatan Investasi di Sektor Kesehatan Dipercepat
9 Manfaat Buah Pala bagi Kesehatan Tubuh, ini Kandungannya
Belanja Asuransi Kesehatan Sosial Naik, Mayoritas ke Rumah Sakit
Raih Akreditasi Paripurna, PT. Nayaka Era Husada Berhasil Kelola 6 Klinik PT.HM Sampoerna
Berdayakan Santri Kota Serang dengan Budidaya Ikan Lele
Pemasangan CCTV di Lokasi Budidaya Ikan Lele Rumahan
Nutrisinya Lebih Banyak dari Salmon, ini Manfaat Makan Ikan Lele untuk Kesehatan
GMP Berdayakan Warga Lewat Pelatihan Budi Daya Ikan Lele dan Hias
Sukarelawan Ini Adakan Pelatihan Budi Daya Lele di Palembang
Berdayakan Pemuda, GMC Banten Gelar Pelatihan Budidaya Ikan Lele
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap