Lapisan Es di Himalaya semakin Cepat Mencair, Miliaran Orang Terancam Bahaya
![Lapisan Es di Himalaya semakin Cepat Mencair, Miliaran Orang Terancam Bahaya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/5bca1b64f37eaabf3d613d767e60a2a3.jpg)
Gletser (bongkahan es) di pegunungan di Himalaya yang menyediakan air bagi hampir dua miliar orang, mencair lebih cepat daripada sebelumnya karena perubahan iklim. Para ilmuwan memperingatkan kondisi ini membuat masyarakat dapat terkena bencana yang tak terduga.
Menurut laporan International Center for Integrated Mountain Development (ICIMOD) gletser di Himalaya menghilang 65% lebih cepat dari 2011 hingga 2020 dibandingkan dengan dekade sebelumnya.
"Saat suhu semakin hangat, es akan mencair, seperti yang diperkirakan, tetapi yang tidak terduga dan sangat mengkhawatirkan adalah kecepatannya," kata penulis utama laporan Philippus Wester kepada AFP.
Baca juga : Unas Jadi Tuan Rumah Simposium Internasional Climate Change
Gletser di wilayah Hindu Kush Himalaya (HKH) adalah sumber air penting bagi sekitar 240 juta orang di daerah pegunungan, serta bagi 1,65 miliar orang lainnya di lembah sungai di bawahnya, kata laporan itu.
Berdasarkan lintasan emisi saat ini, gletser dapat kehilangan hingga 80% volumenya saat ini pada akhir abad ini, kata ICIMOD, lembaga yang berbasis di Nepal, sebuah organisasi antarpemerintah yang anggotanya mencakup Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Tiongkok, India, Myanmar, dan Pakistan.
Gletser juga merupakan sumber air bagi 10 sungai terpenting di dunia, termasuk Gangga, Indus, Kuning, Mekong, dan Irrawaddy, dan secara langsung atau tidak langsung memasok makanan, energi, udara bersih, dan pendapatan bagi miliaran orang.
Baca juga : Antara Venesia dan Jakarta
"Dengan dua miliar orang di Asia bergantung pada air yang dimiliki oleh gletser dan salju, konsekuensi dari hilangnya kriosfer (zona beku) ini patut direnungkan," kata wakil kepala ICIMOD Izabella Koziell.
Berdasarkan laporan peer-review, meski pemanasan global dibatasi pada titik 1,5 hingga 2,0 derajat Celcius dari tingkat pra-industri seperti yang disepakati dalam perjanjian iklim Paris, gletser diperkirakan akan kehilangan sepertiga hingga setengah dari volumenya pada tahun 2100.
"Ini menggarisbawahi perlunya tindakan iklim yang mendesak," kata Wester. "Setiap peningkatan kecil akan berdampak besar dan kami benar-benar perlu bekerja untuk mitigasi iklim... itulah permintaan kami." (AFP/M-3) (M-3)
Terkini Lainnya
Kepala BMKG: Pengamatan Sistematis Dukung Analisis dan Prediksi Iklim
Launching Buku Tandai Perayaan Ulang Tahun ke-94 Prof Emil Salim
Gereja HKBP Tolak Kelola Izin Tambang
Pemanasan Global Capai 1,43 Derajat Celcius pada 2023
Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bakul Budaya FIB UI Gelar Sedekah Hutan
Perdagangan Hijau Indonesia, untuk Siapa?
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap