visitaaponce.com

Festival Budaya Manggarai Turut Beri Perhatian pada Lingkungan

Festival Budaya Manggarai Turut Beri Perhatian pada Lingkungan 
Ketua Komunitas Perempuan Manggarai Emiliana A.k(MI/Nike Amelia Sari)

FESTIVAL Budaya Manggarai (FBM) kembali digelar. Festival ke-2 ini digelar oleh Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) Jakarta di Anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 24-25 Juni 2023. Sebelumnya, FBM sudah terselenggara dengan sukses pada 2019.

Dengan mengusung tema “Ca Nai, Ca Manggarai, Tana Kuni Agu Kalo” (Satu Hati, Satu Manggarai, Tanah Tempat Kelahiran), festival yang diadakan semakin mempererat ikatan warga Manggarai di tanah perantauan sekaligus bentuk tanggung jawab menjaga karakter dan identitas budaya Manggarai di tengah arus globalisasi.

"Festival ini memang direncanakan diadakan setiap tahun tapi karena pandemi jadinya tertunda sampai empat tahun. Kenapa dilakukan terus-menerus? Karena kalau bicara soal budaya, kita dituntut untuk melestarikan budaya supaya tidak hilang, salah satu caranya ialah dengan pentas atau festival," kata Ketua Komunitas Perempuan Manggarai Emiliana A.k saat ditemui saat FBM berlangsung, Minggu (25/6).

Selain pengenalan budaya, festival ini juga menjadi salah satu cara rakyat Manggarai untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.

"Khusus untuk UMKM yang ada di sini, kami bantu dengan packaging go green yang ramah lingkungan dan food grade. Setelah bercampur dengan tanah setelah 8 minggu (packaging) akan jadi pupuk. Selain soal budaya, kami ingin kepedulian soal lingkungan hidup jadi hal yang perlu jadi perhatian ke depannya," ujar Emiliana.

Baca juga: Merayakan Kearifan Lokal lewat Festival Budaya Manggarai 2023

Kegiatan festival mencakup gelar wicara seputar budaya dan pendidikan, Misa Inkulturasi Budaya, peragaan busana, pertunjukan seni budaya, pentas Caci, pertunjukan musik dan tarian Kolosal, hingga pengunjung dapat menikmati berbagai stand makanan dan minuman dari UMKM yang tersedia.

"Pentas ini bersifat adaptif, seperti pentas caci ini. Caci ini sebenarnya kalau bicara caci yang sesungguhnya, tidak boleh dilakukan di luar Manggarai. Tapi karena ini sifatnya pentas, itu boleh kita lakukan dengan ada hal-hal yang sifatnya bisa disesuaikan dan ada hal-hal yang tetap mengikuti kaidah dasarnya," tutur Emiliana.

Caci atau tarian caci merupakan tari khas dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tari perang sekaligus permainan rakyat ini dilakukan oleh sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk (larik) dan perisai (nggiling). Tarian ini melambangkan kejantanan, keramaian, kemegahan dan sportifitas dengan “Ca” berarti satu dan “Ci” berarti uji sehingga bermakna uji satu lawan satu.(M-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat