Festival Budaya Manggarai Turut Beri Perhatian pada Lingkungan
![Festival Budaya Manggarai Turut Beri Perhatian pada Lingkungan](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/3c03282f60884f665517df350c7c576e.jpeg)
FESTIVAL Budaya Manggarai (FBM) kembali digelar. Festival ke-2 ini digelar oleh Komunitas Perempuan Manggarai (KPM) Jakarta di Anjungan Nusa Tenggara Timur, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta pada Sabtu dan Minggu, 24-25 Juni 2023. Sebelumnya, FBM sudah terselenggara dengan sukses pada 2019.
Dengan mengusung tema “Ca Nai, Ca Manggarai, Tana Kuni Agu Kalo” (Satu Hati, Satu Manggarai, Tanah Tempat Kelahiran), festival yang diadakan semakin mempererat ikatan warga Manggarai di tanah perantauan sekaligus bentuk tanggung jawab menjaga karakter dan identitas budaya Manggarai di tengah arus globalisasi.
"Festival ini memang direncanakan diadakan setiap tahun tapi karena pandemi jadinya tertunda sampai empat tahun. Kenapa dilakukan terus-menerus? Karena kalau bicara soal budaya, kita dituntut untuk melestarikan budaya supaya tidak hilang, salah satu caranya ialah dengan pentas atau festival," kata Ketua Komunitas Perempuan Manggarai Emiliana A.k saat ditemui saat FBM berlangsung, Minggu (25/6).
Selain pengenalan budaya, festival ini juga menjadi salah satu cara rakyat Manggarai untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
"Khusus untuk UMKM yang ada di sini, kami bantu dengan packaging go green yang ramah lingkungan dan food grade. Setelah bercampur dengan tanah setelah 8 minggu (packaging) akan jadi pupuk. Selain soal budaya, kami ingin kepedulian soal lingkungan hidup jadi hal yang perlu jadi perhatian ke depannya," ujar Emiliana.
Baca juga: Merayakan Kearifan Lokal lewat Festival Budaya Manggarai 2023
Kegiatan festival mencakup gelar wicara seputar budaya dan pendidikan, Misa Inkulturasi Budaya, peragaan busana, pertunjukan seni budaya, pentas Caci, pertunjukan musik dan tarian Kolosal, hingga pengunjung dapat menikmati berbagai stand makanan dan minuman dari UMKM yang tersedia.
"Pentas ini bersifat adaptif, seperti pentas caci ini. Caci ini sebenarnya kalau bicara caci yang sesungguhnya, tidak boleh dilakukan di luar Manggarai. Tapi karena ini sifatnya pentas, itu boleh kita lakukan dengan ada hal-hal yang sifatnya bisa disesuaikan dan ada hal-hal yang tetap mengikuti kaidah dasarnya," tutur Emiliana.
Caci atau tarian caci merupakan tari khas dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tari perang sekaligus permainan rakyat ini dilakukan oleh sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk (larik) dan perisai (nggiling). Tarian ini melambangkan kejantanan, keramaian, kemegahan dan sportifitas dengan “Ca” berarti satu dan “Ci” berarti uji sehingga bermakna uji satu lawan satu.(M-4)
Terkini Lainnya
Festival Budaya Minangkabau di Tanah Datar Sajikan Keunikan Sumbar
Meriahkan HUT Ke-416 Kota Makassar, Bapenda Gelar Karnaval Budaya
Lestarikan Seni Budaya, Bupati OKU Timur Buka Festival Sebiduk Sehaluan 2023
Festival Budayaw IV Gelar Pentas Budayaw Raya dan Seminar Jalur Rempah
Angkat Isu Perdamaian Lewat Pertunjukan Teatrikal Bongaya
Seniman Indonesia Bawa Misi Kebudayaan di Macfest 2023 di Vanuatu
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap